4| Unresolved Rift

753 93 22
                                    

Bona bingung, sudah 2 minggu berlalu ketika kejadian itu terjadi, sikap Eunseo semakin berubah. Berkali-kali dia bertanya, kekasihnya itu hanya memberikan jawaban yang tidak membuatnya puas.

Keduanya memang sering bertemu tapi kebersamaannya itu terasa semakin dingin. Bona berusaha untuk tidak kesal atas apa yang dilakukan oleh Xiao pada kekasihnya. Namun sepertinya hal itu bukankah akar masalah dari sikap Eunseo.

“Eunseo, jangan seperti ini. Maafkan aku.” Sekali lagi Bona meminta maaf.

“Ya, Bona. Jika kamu meminta maaf padaku, katakanlah apa penyebab kamu melakukan itu? Bisakah?” tutur Eunseo menatap kedua mata indah milik Bona.

“Tentu, semua ini terjadi karena aku salah paham antara dirimu dan Xiao. Iya, kan? Oleh karena itu, aku-”

“Kamu salah. Aku sudah tidak peduli dengan kejadian itu. Yang aku inginkan adalah kejujuranmu. Kamu menyembunyikan sesuatu dariku, kan?!” Eunseo memotong ucapan kekasihnya dengan intonasi sedikit marah.

Bona mengernyit kebingungan, “apa maksudmu, sayang? Aku tidak menyembunyikan apapun. Sungguh.”

Eunseo mendecih dengan seringaiannya, “kamu berbohong, Bona!”

Bona terkejut melihat Eunseo membentaknya. Sungguh, dia sangat kebingungan dengan situasi sekarang. Dirinya itu percaya bahwa dia sama sekali tidak membohongi atau menyembunyikan sesuatu pada Eunseo.

Sementara Eunseo selalu bersabar menunggu keterbukaan Bona, tapi nyatanya penantiannya itu seakan tidak sepadan. Dia ingin kekasihnya mengatakan perihal perjodohannya, dan Eunseo bisa saja mengatakannya lebih dahulu. Tentang perjodohannya dengan Jaehyun, tapi dia tidak melakukannya.

Kenapa? Haruskah Bona lebih dahulu yang bercerita? Jika iya, kenapa begitu? Bukankah Eunseo juga membohongi Bona? Jawabannya adalah iya. Dia ingin tahu seberapa besar cinta Bona kepadanya, dan jika cintanya hanya untuk dirinya, seharusnya dia menceritakannya, bukan? Ah, sudahlah. Intinya, baik Bona maupun Eunseo sama-sama bersalah. Mereka berdua terlalu keras kepala.

“Eunseo, tolong katakan sejelas mungkin! Jika kamu seperti ini terus, aku tidak akan bisa mengerti maksudmu.” kini Bona mulai ikut membentak Eunseo.

Eunseo membuang napasnya kesal nan kecewa, dan mungkin inilah waktunya dia bercerita terlebih dahulu. Eunseo menatap mata Bona serius, seakan dia mengisyaratkan bahwa tatapannya ini adalah tatapan tanpa keraguan.

“Bona, mungkin kamu akan terkejut mendengar ini. Sama halnya denganku yang terkejut atas apa yang kamu sembunyikan dariku.” tutur Eunseo memulai pembicaraannya.

“Sebenarnya, aku dijod-” sesaat Eunseo ingin mengatakannya, seseorang tiba-tiba datang mendekatinya.

“Eunseo, bisakah kamu ikut denganku? Sebentar saja.” ucap orang itu, senyuman manisnya sama sekali tidak membuat Eunseo senang, justru dia sangat membencinya.

Kedua tangan Eunseo mengepal kuat serasa ingin menghantam wajah orang itu, “tidak bisakah kau melihat situasi? Aku sedang berbicara dengan Bona! Dan kau tiba-tiba datang merusak suasana!” bentaknya.

Mendengar bentakan dari Eunseo, senyuman manis di bibirnya itu mulai memudar dengan perubahan ekspresinya. “Maaf, aku tidak tahu kalau kamu-”

“Sudahlah, jangan banyak bicara! Kau ingin mengatakan sesuatu padaku, kan? Ya sudah, katakanlah sekarang.” Eunseo memotong ucapan orang itu.

“Maaf, Eunseo. Aku tidak bisa mengatakannya disini. Ini perihal-”

“Oh, begitu ya? Baiklah, tunggu sebentar.” Eunseo lagi-lagi memotong ucapan orang itu. Dia menatap wajah Bona yang tengah kebingungan.

To Be Honest [EUNBO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang