Cinta itu sederhana, jika memang berjodoh pasti ada kebetulan dan keajaiban Tuhan atas takdirnya,
Kesetiaan dibuktikan dengan perbuatan, tak peduli bagaimana keadaan pahit manisnya memperjuangkan cinta, itulah kesetiaan sebenarnya.
Cinta tidak selalu menyenangkan, sebagai pasangan diharuskan sabar dan terus menjalin komunikasi yang baik sambil menurunkan ego masing-masing.
Cinta dan janji, dua hal itu terasa tidak bisa dilepaskan. Dua hal itu juga bisa dikatakan sebagai pengikat antara dua insan yang saling menyukai.
Jiyeon telah mencintai Juyeon, dan dia juga berjanji akan terus berada di samping Juyeon dalam keadaan suka maupun duka. Juyeon pun melakukan hal yang sama, terlebih dia telah merasakan kepedihan mendalam akibat ditinggalkan sang pujaan hati pertamanya, dia semakin meyakinkan diri akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Yeoreum, dia akan semakin tumbuh dan berkembang, kan? Dan di masa-masa pertumbuhannya itu, Jiyeon akan berusaha untuk memberikan yang terbaik, memberinya cinta, kasih sayang dan perhatian layaknya Ibu kandung.
Jiyeon sama sekali tidak keberatan jika memang Yeoreum ingin selalu bersamanya, dengan senang hati Jiyeon akan menemaninya. Semua pekerjaan akan dia limpahkan kepada seseorang yang telah membantunya, Vernon. Hanya dialah yang sangat Jiyeon percayai.
“Sudah siap?” tanya Juyeon mendekati Jiyeon yang hendak menggendong Yeoreum.
Dengan tekadnya yang membara, Jiyeon melangkahkan kakinya memasuki area kediaman keluarganya. Degup jantungnya tiba-tiba tak teratur sesaat setelah melihat adiknya membukakan pintunya.
Yohan terkejut dengan kedua matanya yang mulai menangis. Dia mendekati kakak yang sudah lama tidak dijumpainya, dia memeluknya erat.
“Aku merindukanmu, kak. Kenapa kakak tidak pernah membalas pesanku lagi?”
“Maafkan aku, Yohan. Ada beberapa alasan mengapa aku tidak membalas pesanmu.”
Kedua kakak beradik itu masih tetap saling memeluk satu sama lain. Belasan tahun tidak bertemu, tentunya perasaan rindu tidak langsung terlepaskan hanya dengan sekejap pelukan.
Yang tadi hanya fokus pada kakaknya saja, Yohan membelalak melihat seseorang di belakang kakaknya.
“Kak Eunseo? Kenapa kakak bisa disini? Bukankah kakak telah memutuskan untuk tinggal di Swiss?” tanyanya bingung seraya mengusap sisa air mata nan ingus yang menempel di wajah tampannya.
Juyeon tersenyum sekilas, lalu dia menceritakan semuanya secara singkat namun tetap mendetail. Yohan tentu saja sangat tidak percaya, dia semakin tidak percaya dengan pernyataan keduanya.
“Kak Eunseo, aku sangat berterima kasih karena kakak sudah mencintai kak Bona. Tapi haruskah kakak mencintai kak Jiyeon juga? Entahlah, aku…”
“Aku tahu ini akan sulit kamu terima. Tapi percayalah padaku, aku akan menjaga kakakmu sebaik mungkin, sama seperti apa yang aku lakukan kepada Bona.”
Dan untuk meyakinkan hati Yohan, Juyeon kembali mengutarakan isi hatinya yang dimana di kesempatan ini, dia memang mencintai Jiyeon. Namun tentu, sisi lain hatinya tetap menyimpan cinta untuk Bona.
Saat hati Yohan mulai tergetak untuk mempercayainya, kedua orang tuanya tiba-tiba datang dan langsung menampar wajah Juyeon.
“Apakah kau sudah gila? Masih banyak wanita di bumi ini, mengapa kau harus datang di hidup putri-saya?!”
Plak, Tuan Kim kembali menampar wajah Juyeon. Dan Juyeon tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa diam menerima semuanya,
“Kau telah merenggut putri kesayangan-saya! Dan sekarang, kau ingin merenggut putri-saya yang lainnya?! Tidak akan saya biarkan itu terjadi!”
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Honest [EUNBO]
Fanfiction• GL STORY • Ketika dua insan manusia dipertemukan secara tidak sengaja oleh Tuhan. Menumbuhkan benih-benih ketertarikan yang mengubahnya menjadi cinta yang tak bisa dipisahkan. Saat kita mencintai apa yang tak seharusnya dicintai, kita merasa itu b...