"Belajar yang bener!" pesan Yusuf setelah mobil yang dikendarainya berhenti.
"Iya." jawab Aida malas bergegas untuk keluar.
"Cium tangan dulu." pinta Yusuf menyodorkan tangan kanannya.
"Enggak." tolak Aida bergegas keluar mengabaikan permintaan kakaknya.
"Nggak kakak jemput nanti loh." ancamnya.
"Aida bisa pulang sendiri wlee." ledek Aida tidak mau diancam.
"Cium tangan dulu biar berkah."
"Berkah apanya? Aida tadi udah cium tangan umi."
"Tangan kakak juga! Aida nggak cium tangan Abi kan tadi? Sebagai gantinya cium tangan kakak."
"Enggak mau! Aida udah telat. Dada kak Yusuf Asaalamualaikum." ucap Aida sambil melambaikan tangannya, berlari pergi meninggalkan mobil Yusuf. Aida cekikikan sendiri berhasil mengerjai kakaknya. Biar tau rasa, itu balasan karena tadi pagi mengunci Jefri dikamar mandi.
Setelah seharian penuh mereka berseteru, dipagi yang cerah ini keduanya kembali hangat seperti hari-hari sebelumnya. Seolah tidak pernah ada cekcok yang panas.
Langkah Aida memelan menatap mengahnya gedung dihadapannya. Menghela napas berat lalu mengukir senyuman kuat dan kembali menjadi Aida yang ramah dan riang seperti hari-hari sebelumnya.
Aida Rosyada, gadis lulusan pesantren yang sekarang menjadi mahasiswi disalah satu universitas Jakarta. Nama Aida cukup terkenal karena dia adalah satu-satunya mahasiswi yang selalu memakai gamis syar'i berwarna hitam. Hal yang membuat dirinya semakin menjadi sorotan karena dialah satu-satunya yang menggunakan cadar.
Banyak orang yang mengagumi cara berpakaiannya, banyak juga orang yang tidak suka dan justru mencelanya. Sok alimlah, sok sucilah. Kata itu sudah tidak asing lagi didengar telinga. Tapi itu bukanlah masalah bagi Aida, menurutnya setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Aida tidak bisa menyalahkan mereka jika mereka tidak suka cara berpakaiannya.
Untuk masuk universitas sebagus dan semewah ini Aida tidak perlu mengkhawatirkan biaya. Dirinya yang pernah menjadi santriwati dan menghafal beberapa juz Al-Quran menjadi sangat mudah mencari beasiswa. Padahal Aida hanya menghafal beberapa dan itu pun tidak disengaja namun dengan mudahnya dia mendapat beasiswa. Itu sebabnya Aida masih bisa kuliah meski sang Abi tidak setuju dan terus menyuruhnya untuk menerima lamaran ustad Ali.
"Assalamualaikum ukhty"
"Waalaikum salam" entah sudah yang keberapa kalinya Aida menjawab salam dari mahasiswa yang secara iseng menyapanya. Walapun salam yang mereka ucapkan atas dasar iseng saja, Aida tidak keberatan. Toh salam itu bermakna baik untuk saling mendoakan.
Bisa berdiri dan berjalan disini rasanya luar biasa. Walapun sedikit memaksa akhirnya Aida bisa menjadi mahasiswi. Aida tidak yakin bisa menyelesaikan studynya, Aida hanya bisa berharap pada yang kuasa, berharap dirinya diizinkan kuliah disini sampai lulus dan menjadi sarjana.
"AIDAAA!" suara itu menyapa Aida, menggema disepanjang lobby. Aida tersenyum menghampiri bumil yang meneriakkan namanya tanpa malu.
"Kamu suka banget ya kalo disuruh teriak-teriak."
"Biasa aja sih." jawabnya begitu menjengkelkan sembari menyangga perut besarnya. Lihatlah perut Fitri yang kian hari kian membesar itu. Beberapa bulan lagi dia akan melahirkan dan menjadi seorang ibu.
Aida meletakkan telapak tangan kanannya, menyentuh perut Fitri yang besar. Aida menatap Fitri terkejut saat merasakan seperti ada yang bergerak didalam sana. "Fit, dia nendang-nendang katanya nggak sabar mau cepet keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffriii
RomanceKisah cinta antara bidadari surga dan iblis yang duduk diperbatasan. Dipinang oleh lelaki paham agama adalah impian semua wanita, namun itu tidak berlaku pada Aida. Aida Rosyada gadis bercadar yang disukai dan dilamar ustadnya sendiri. Dipaksa sang...