Sudah tiga hari semenjak Aida melihat Jeffri keracunan, kini cowok itu tidak lagi terlihat. Aida khawatir terjadi hal yang serius padanya. Tidak ada seseorang pun yang bisa Aida tanyai selain Sisca namun Aida tidak berani mempertanyakan soal Jeffri takut Sisca salah faham. Aida juga tidak berani tanya pada Sera karena Aida tidak terlalu dekat dengan cewek itu, Aida hanya tau namanya karena dia sekelas dengannya.
"Nggak penting Aida ngga usah dipikirin." Aida merubah posisi tidurnya menjadi terlentang menatap langit-langit kamarnya.
Perlahan Aida menoleh saat Jefri meloncat keatas ranjang dan duduk didekatnya. Dengan senyuman menggembang Aida mengelus kepala Jefri lembut.
"Habis dari mana hm??" tanyanya. Aida terkikik geli merasa konyol dengan dirinya sendiri. Kenapa si nama kucingnya harus sama dengan nama cowok itu? Apakah ini yang dinamakan jodoh?
Aida semakin tak tahan untuk tidak tertawa. Rasanya aneh, juga lucu. Dari sekian banyak nama kenapa juga Aida memilih nama Jefri untuk menamai kucingnya. Padahal Aida juga tidak tau nama Jefri itu memiliki arti apa.
"Jefri mau makan?" diam, kucing oren itu hanya diam menjilati kaki depannya. Aida segera bangkit dan mengambil whiskas yang masih berada didalam tas. Menyadari dirinya akan mendapatkan whiskas Jefri langsung meloncat keatas meja nyaris menjatuhkan ponsel Aida.
"JEFRI!! Pelan-pelan bisa kan? Iya-iya, sebentar." Aida mulai berbicara sendiri sambil mencari keberadaan guntingnya. Setelah ketemu Aida segera membuka whiskas saset itu dan memindahkannya ke tempat makan Jefri.
Aida tersenyum memperhatikan Jefri yang makan dengan sangat lahap. Aida mengetuk-ngetuk kepala Jefri menggunakan jari telunjuknya pelan sangking gemasnya. Semenit saja Aida tidak bisa menahan tangannya agar tidak menyentuh kucingnya. Selagi terlihat batang ekornya Aida akan terus menjahilinya, bahkan terkadang Jefri sampai mengigitnya karena Aida sangat keterlaluan. Maafkan mamimu ini Jefri:(
Tidak berselang lama terdengar suara mesin mobil memasuki pekarangan rumah. Senyuman Aida semakin merekah indah.
Itu pasti Yusuf.
Sesegera mungkin Aida memakai kerudung beserta purdahnya sebelum ngacir keluar untuk menyambut sang kakak. Tadi Aida sempat memesan gado-gado padanya, awas aja jika laki-laki itu pulang dengan tangan kosong.
Deg
Tubuh Aida terada kaku melihat siapa yang datang bukanlah sosok kakak yang dia tunggu-tunggu, melainkan Abi yang pulang bersama ustad Ali.
Aida langsung berbalik arah dan kembali masuk kekemarnya. Mengatur napasnya yang sudah seperti atlit lari saja. Aida panik. Tidak ada siapa-siapa dirumah, dirinya harus meminta tolong pada siapa?
Dengan tangan yang bergetar ketakutan Aida meraih ponselnya diatas ranjang, segera menghubungi nomor Yusuf yang berada diurutan paling atas.
"Angkat kak" tidak bisa dipungkiri tubuh Aida sudah banjir keringat saat ini.
"Kak cepetan pulang!" Aida langsung berkata dengan sangat cepat melupakan salamnya.
"Assalamualaikum." ucap Yusuf dari seberang sana mengingatkan Aida.
"Waalaikum salam, cepetan pulang kak please!!"
"Kenapa? Ini kakak masih beli gado-gado, antri."
"Nggak usah, langsung pulang aja cepetan."
"Kenapa?"
"Ustad Ali kesini." setelah Aida menyelesaikan kalimatnya Yusuf langsung memutus panggilan secara sepihak.
Aida meremas ponselnya cemas, berjalan kesana kemari dengan perasaan yang kalut. Bagaimana ini? Semakin memikirkannya semakin sesak dadanya, sebisa mungkin Aida menenangkan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeffriii
RomanceKisah cinta antara bidadari surga dan iblis yang duduk diperbatasan. Dipinang oleh lelaki paham agama adalah impian semua wanita, namun itu tidak berlaku pada Aida. Aida Rosyada gadis bercadar yang disukai dan dilamar ustadnya sendiri. Dipaksa sang...