# Tak Harus Memiliki

0 3 0
                                    


🥰🥰🥰🥰 Gak tau kenapa guys, pas dengerin lagu ini tuh, tiba2 kepikiran aja bikin cerita pendek ini hehee😁😁 rendoom banget ngak sih..

Selamat membaca yaahh


Genggam tanganku sayang...
dekat denganku peluk diriku...
Berdiri tegak di depan aku...
Cium keningku tuk yang terakhir...
                                                 

Ku kan menghilang jauh darimu...
Tak terlihat sehelai rambut pun...
Tapi dimana nanti kau terluka...
Cari aku  ku ada untukmu...

      Rasa cinta itu hadir, membuat luka  sebelum bersemi dan mekar. Dulu hati ini tak tau di mana harus berlabuh, masih tak mengerti  bagaimana rasanya cinta. Tetapi ketika bersamanya aku menemukan itu. Cinta hadir tanpa mampu di cegah, meluap hingga tak bisa terkontrol.

      Ambisi memilihnya dulu tidak ada, bahkan berharap menjauh.  Kini, setelah mengetahui bahwa perasaan cinta ada dan tak berbalas, aku baru tau bahwa cinta itu sakit. Perasaan ingin memiliki harus ku hempas sejauh mungkin sebelum semakin menumpuk dan membuatku lupa diri. Seperti apa pun aku memikirkan cara memilikinya tetap saja mustahil, karena orang yang aku cintai sudah menjadi milik orang lain. Tak mampu kugenggam sebesar usaha yang  aku kakukan.

      

      Cinta Tak harus Memiliki itu benar, buktinya aku disini angin laut yang menerpa dan suara deburan ombak yang menggema yang menemaniku, tapi hanya bait lagu yang aku dengar untuk mengenang semuanya tentang dia. Bohong jika aku tidak merasa sedih saat ini, bohong jika aku tidak kesepian saat ini, dan bohong jika aku katakan saat ini aku baik-baik saja. Hati ini kecewa, hati ini terluka ketika harapan ingin memilikinya tak mungkin akan terujud, sebenarnya sulit aku percaya tapi itulah kenyataannya dia lebih memilih yang lain dari pada aku yang padahal selama ini selalu ada di sisinya, selalu  ada di saat ia sedang jatuh sekali pun tapi mirisnya keberadaan ku seolah tak terlihat terhalang oleh rasa kagumnya kepada yang lain. Kini, aku hanya bisa tersenyum menahan pedih di hati melihat laki-laki di sampingku yang tak kunjung peka.

        

        Orang yang aku cintai ada di sampingku, melipat kedua tangannya di dada dan pandangan matanya ke depan. Ntah apa yang dia pikirkan yang jelas senyum bahagia tercetak di wajah tampannya, yang membuat aku sedih aku yakin bukan aku penyebab senyum itu terlukis.

       “Ternyata orang kalo abis nikah, jadi gila ya?” laki-laki di sampingku menoleh ke arahku.

       “Mana ada,ngaco. Yang ada tuh bahagia,” jawabannya sungguh membuat hatiku semakin perih.

      “Lagian senyum-senyum sendiri perasaan dari tadi kita ngak ngobrol deh, Cuma liat ombak doang sama burung walet  yang  lagi pacaran” laki-laki di sampingku hanya tertawa ringan mendengarnya.

       “Gini nih, kalo sama jomblo ngak tau kalo orang lagi kasmaran. Kamu tau ngak sih? aku itu bahagia banget akhirnya bisa milikin  Sera. Aku juga nggak nyangka udah dua hari ini aku jadi suaminya, sekarang tuh yang ada di pikiran aku Cuma mikirin gimana cara bahagiain dia.” Tuhan apakah aku harus berpura-pura bahagia saat ini melihat orang yang aku cintai lebih bahagia bersama yang lain, apa kabar dengan hatiku saat ini, tapi sebisa mungkin aku mengukir senyuman di wajahku.

       “Iya iya, penganten baru suka lupa caranya berhenti tersenyum kan? Secara yang jadi istri kamu wanita yang hatinya sulit untuk di taklukan, memilikinya pasti hal yang sangat berarti untuk hidup kamu?” Laki-laki disampingku membalas dengan senyum bahagia dengan tangan yang merangkul pundakku tiba-tiba.

       “Makanya kamu jangan sibuk kerja terus dong, buruan cari suami, pacaran setelah nikah itu menyenangkan loh, sabira. Nanti, apa pun yang kita lakukan dengan pasangan kita akan menjadi pahala. Memuji pasangan pun jadi pahala.” Dia begitu bersemangat menceritakannya tanpa ia tahu ada hati yang terluka di sini.  Ingin sekali rasanya aku mengakhiri pembicaraan ini, tapi di sisi lain aku rindu dengan laki-laki yang tengah berdiri di sampingku.

      “Udah deh, ngak usah nyuruh aku nikah segala, sebenarnya kamu ngajak aku ke pantai pagi-pagi ini ada apa? Entar istri kamu nyariin loh.” Dia hanya tertawa dan menjawil hidung mancung ku.

       “Tenang aja aku udah ijin ko, sama Nadia. Aku ngajak kamu kesini karena aku mau pamitan sama sahabatku tersayang,” kali ini dia mencubit kedua pipiku gemas.

        “Duuh kebiasaan  kamu tuh,” jawab ku pura-pura kesel tapi dalam hatiku sudah tak bisa tergambarkan lagi rasa sedihnya saat aku dengar ia menemui ku untuk pamit, apakah ia benar-benar akan pergi jauh setelah  sejarah hatinya dengan hatiku.

        “Memangnya kamu mau kemana?” Tanyaku setelah melepas cubitannya.

        “Aku akan pindah ke Jepang dan tinggal di sana bersama Sera, sekaligus bulan madu kita.” Serunya terdengar sangat bahagia.

Hahahaa lucu sekali takdir ini, meskipun aku memaksa hatinya mendekat ke padaku dan aku akui tak akan pernah aku menggapainya, tapi kenapa  sekarang harus benar-benar menjauh bukan lagi hatinya tapi juga jiwanya. Sesakit inikah rasa cintaku tuhan? Apakah aku akan sanggup menata hati kembali, dulu setalah aku tau ia akan menikah aku pikir masih bisa melihatnya bahagia meskipun tak harus memiliki kenapa takdir semakin mempermainkanku.

        “Kapan kamu berangkat?”

        “Lusa.” Ku paksakan tersenyum meskipun berat memberikan semangat untuk sahabatku sekaligus orang yang masih sangat aku cintai.

        “kenapa harus Jepang? Jauhhan dong kita?”

       “Aku kan keterima kerja di salah satu perusahaan di Jepang dan Sera juga keterima untuk kuliah di sana, jadi kita memutuskan untuk tinggal di sana sementara.”  Aku tidak bisa berbohong jika aku ikut tersenyum melihat raut bahagia yang terpancar dari wajahnya, aku tidak bisa membohongi diri sendiri aku pun ikut bahagia melihatnya bahagia.

       “Aku akan dukung keputusan kalian, tapi jangan lupa kau dan Sera harus sering menghubungiku,” pintaku  pura-pura Manja.   

    “Tapi Sebelum kamu pergi, kamu mau ngak? memenuhi permintaan terakhirku?” Dengan tidak sabar aku memeluknya sesuai dengan lagu yang  sering aku dengarkan akhir-akhir ini.

Tanpa ku duga dia mengabulkan permintaan terakhirku itu yang mampu mengobati sedikit luka di hati, Mungkin Saat ini aku harus benar-benar merelakannya melepaskan yang memang bukan miliku.

“maafkan aku Sabira, aku tau perasaanmu terhadapku. Maafkan aku jika aku harus berpura-pura tak menyadarinya karena sampai kapan pun kita tidak akan pernah bersama selain ikatan sahabat dan saudara. Dalam dirimu ada darah yang mengalir sama denganku, kau tidak tau ASI yang kau minum adalah ASI dari ibuku, lirih batinnya.

     Resiko mencintai orang yang salah, adalah hanya kita yang mendapat lelah hati harus dipaksa lebih tabah padahal diri ini sudah berantakan tidak betah. Aku yang selalu sabar dan kamu yang tak pernah sadar. Aku terlalu bebal dinasehati dan pada akhirnya aku hanya mampu memenyesali. Cinta yang terbuang sia-sia, dan kamu yang tak pernah bisa aku jadikan cerita. Kita hanya sebatas ini hanya dua insan yang tak bisa mendapat ikatan pasti.

    untuk kisah yang sudah, yang membuat kondisi hati kian parah. Juga luka-luka yang tak pernah sembuh dan rindu. aku hanya akan belajar sadar diri juga karena kamu tak kunjung menanggapi, sampai akhirnya aku menyadari bahwa kamu tidak pernah tertarik,meski dari segi manapun aku masih terlihat baik.

      Akhirnya perasaan ini hanya sekedar rasa, yang nantinya akan ku kubur menjadi rahasia. Akhirnya kisah ini menjadi sudah, bahkan tanpa ada awal yang indah. Jelasnya kamu hanya sebatas singgah, tapi aku terlanjur betah. Singkatnya hanya aku yang merasa kehilangan, mengubur perasaan yang bertepuk sebelah tangan.

Selesai...

___________________________________________________

Jangan lupa klik ⭐ pojok kiri kalian

Isi WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang