DEK! : WINSOO😍

260 34 0
                                    

DEK! : WINSOO
Winwin X Kim Jisoo

.

.

.

.

.

Fiksi Remaja
13+

Jihan merutuku dirinya sendiri, kenapa bangun pukul 07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihan merutuku dirinya sendiri, kenapa bangun pukul 07.00?! Bagaimana nasib jadwal memasakan sarapan adek manis, sang tetangga depan rumah?!

Tubuh rampingnya hampir kehilangan keseimbangan saat turun dari tangga lantai atas, "Mati gue! Degem gue pasti udah manasin motor!"

Gadis dengan rambut tak karuan itu melewati Mamahnya tak peduli. Langkahnya mengontai cepat menuju pintu utama rumah keluarga Wicaksono.

Tujuannya satu. Menge-check manusia bernama Winner Harutyunyan.

Jihan bahkan sampai membanting pintu rumahnya keras. Dia sedikit mengucek mata, menghilangkan benda menjijikan hasil tidurnya semalam.

Seperti yang ia duga. Sang adik kelas sudah terlihat di depan sana. Sedang memanaskan motor sambil membaca sebuah buku yang Jihan tebak memiliki nyaris ribuan halaman. Jihan kadang tak habis pikir, memangnya apa yang menarik dari luar angkasa?

Perempuan itu merapikan rambut kusut depannya. Lalu bersiul. "Dek Win! Lagi manasin motor ya?"

Di ujung sana laki-laki yang disapa mengerling malas. Dia lelah jadi adik kelas Jihan, sekaligus tetangganya. Jujur Winner nggak kuat.

"Ya menurut lo dia lagi boker?"

Jihan menengok ke belakang. Menyebalkan. Dia lupa di rumah ini masih ada curut sampah. Tapi gapapa, mau ada satu keluarga besarpun, nggak akan mengurangi niat Jihan untuk terus menyapa Winner setiap pagi.

"Masih pagi Mbak! Jangan teriak-teriak mulu!!" protes Umar, adik kandung Jihan.

Gadis dengan piyama pikachu itu menatap sinis Umar, "Terserah gue dong!!"

Jihan cuek menyanggul rambutnya sambil kakinya bergerilya mencari sendal, ia buru-buru.

Umar menatap jijik kakaknya, "Dia nggak tau malu ya? Masak nyamperin gebetan bentukannya gitu? Ew nggak banget."

Jihan menyimpan pautan tangan di belakang badannya, ragu menyelinap dalam jantung gadis itu. Ia masih menamati seseorang yang sudah ia kagumi 8 bulan, 2 minggu, 3 hari itu.

Winner sibuk dengan roti selai dan buku astronominya, ia benar-benar tak minat dengan keberadaan Jihan di balik tanaman pandan bundanya.

Jihan bersiul, tapi tidak ada sautan.

"Dek ... Suuut sst!" masih tidak ada jawaban.

Akhirnya dengan semangat yang membara gadis berdominasi kuning itu melepas sendalnya, mendekat dan berkunjung di teras milik keluarga Harutyunyan. "Dek Win!"

SHIP-ABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang