Surya POV
Rezza terlihat terburu-buru, padahal aku ingin lebih mengenalnya. Dia keasikan membalas chat yang ntah dari siapa, membuatku sedikit cemburu, tidak tahu mengapa aku merasa gelisah. Kuikuti dia yang akan menemui seorang teman dekatnya, aku penasaran siapa temannya yang membuatku gelisah. Sampai disebuah kafe kulihat dia menemui teman prianya namun terlihat sangat dekat, tidak itu terlihat seperti pacar bukan teman dekatnya. Pandangan keduanya terlihat bahagia sambil menggemgam tangan. Saat kudekati, keduanya jadi salah tingkah.
Dia memanggil temannya om, apakah dia pamannya Reza. Tapi Rezza mengatakan kalau dia temannya. Apa hubungan mereka sebenarnya.
Apakah dia seorang polisi, kulihat pakaiannya ada atribut polisi didadanya, dan dibelakangnya bertuliskan POLISI. Kekasihnya seorang pria polisi? Apakah mungkin Rezza menyukai pria. Mengapa aku tidak rela melihat kebersamaan mereka. Dia pergi meninggalkanku bersama teman polisinya, aku kecewa. Ingin ku ikuti kemana mereka pergi, namun tiba-tiba handphoneku berdering.
"Pak, ada tamu di kantor. Saya sudah menyuruh beliau menunggu diruang bapak" dari sekretarisku.
"Iya.. Saya akan kesana sebentar lagi" langsung kumatikan handphoneku. Kulihat Rezza sudah tidak ada lagi. Kemana dia pergi, aku kehilangan mereka.
Kubalik kekantor dengan suasana hati yang galau. Masih ada yang mengganjal dihatiku. Namun aku harus menemukan jawabannya. Kuhampiri salah satu teman PKLnya. Kalau tidak salah namnya Roy.
"Apakah kamu mengenal teman Reza yang bernama Tyo"
Lama dia melihatku, lalu kusapu pandangan wajahnya membuyarkan lamunannya.
"Kamu kenapa."
"Eh.. Maaf pak. Bapak tadi ngomong apa?"
"Apa kamu kenal Tyo..?"
"Tidak pak. Emang siapa Tyo pak?"
"Oh.. Bukan siapa-siapa. Silahkan balik kerja"
"Baik pak"
***
Roy Pov.
Kusedang membawa selebaran untuk difotokopi, lalu tiba-tiba bertemu dengan pak direktur. Dia mengajakku bicara dan berdiri didepanku. Duh pak ganteng sekali kamu, putih, tinggi, aroma tubuhmu juga sangat menggoda. Ku ingin mendapatkanmu, dan digenjot olehmu. Bibir itu, ingin kukecup lama-lama. Aku membayangkan jalan bersamanya..
"Kamu kenapa" sambil membuyarkan lamunanku. Akupun jadi salah tingkah.
"Eh.. Maaf pak. Bapak tanya apa tadi"
"Apa kamu kenal Tyo?" Kujawab tidak, emangnya siapa tyo itu. Dia meninggalkanku. Aku sebel tidak visa berlama-lama dengannya.
***
Rezza POV
Kukembali ke kantor, karena jam istirahat sudah habis. Tiba-tiba Pak Surya datang.
"Apa Rezza sudah balik atau belum?"
"Sudah pak". Jawab Fandi, manajer keuangan diruang kerjaku.
"Suruh dia keruangan saya"
"Baik pak"
"Za.. Kamu dipanggil dirut. Tolong keruangannya"
"Baik pak"
Diluar aku sudah ditunggu mbak Susi.
"Ayo Rezza. Bapak sudah menunggumu diruangannya" Aku mengangguk saja.
"Pak saya sudah membawa Rezza kesini"

KAMU SEDANG MEMBACA
ℍ𝔸𝕊ℝ𝔸𝕋 𝕋𝔼ℝℙ𝔼ℕ𝔻𝔸𝕄
Romance𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘯𝘰𝘳𝘮𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘰𝘮𝘰 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘨𝘢𝘺. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘱𝘳𝘪𝘢. 𝘏𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘬𝘶. 𝘈𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 �...