______________________________
"Jadi pameran ini dilaksanakan pada hari pertama masuk sekolah, di tangga utama menuju gedung atas. Ada yang ingin ditanyakan?" ucap seorang gadis yang tengah berdiri di antara para anggota rapat yang sedang mendengarkan penuturannya sedari tadi.
Di ruangan yang luas dengan tembok berwarna putih yang dihiasi dengan foto presiden dan wakil presiden, serta berjejer lambang MPK dan juga OSIS di sampingnya, mereka para anggota MPK dan OSIS sedang mengadakan rapat awal semester.
Jika orang-orang di hari libur akan pergi healing ke sana kemari, mereka malah sibuk menyusun dan juga menyiapkan banyak rancangan untuk siswa-siswi di hari pertama masuk sekolah nanti.
"Tujuan kegiatan pameran yang kamu usulkan ini apa La?" tanya salah satu anggota OSIS menanggapi usulan gadis yang diketahui bernama Lala.
"Karena pada umumnya, setiap hari pertama masuk sekolah hanya difokuskan untuk pembagian kelas dan juga wali kelas, membuat anak-anak berkeliaran bebas karena tidak ada guru yang mengawas. Bagi saya pribadi, pameran ini bisa memanfaatkan waktu luang mereka dan juga memberi keuntungan bagi kita karena karya-karya yang pernah kita buat bisa dilihat banyak orang dan tidak hanya menjadi pajangan di ruangan MPK dan OSIS," jawabnya lengkap.
Semua anggota rapat kini mengangguk paham dengan apa yang telah disampaikan Lala—Wakil Ketua MPK di sekolah Lentera Bangsa.
"Bagaimana semua, setuju?" tanya Ketua OSIS yang tengah duduk menyimak isi rapat hari ini.
"Setuju!" seru semuanya kompak.
Rapat ini sudah berjalan sekitar 40 menit yang lalu yang dihadiri oleh semua anggota MPK dan juga OSIS. Kali ini yang memimpin rapat adalah Azalea Starla Calista—biasa dipanggil Lala, salah satu siswi yang baru saja naik ke kelas XI di SMA Lentera Bangsa, yang sudah hampir satu tahun menjabat sebagai Wakil Ketua MPK.
Ia menyampaikan usulannya yang di mana usulan tersebut sudah ia bahas sebelumnya bersama sang Ketua MPK, dan dikarenakan yang bersangkutan tidak bisa menghadiri rapat hari ini, jadilah Lala yang menggantikannya.
Walaupun jabatannya hanya sebagai Wakil, tapi potensi yang ia punya dalam segi berorganisasi bisa diacungi jempol, itu juga yang menjadi alasan mengapa Lala bisa terpilih menjadi Wakil Ketua MPK periode ini.
"Oke, waktu kita hanya tinggal 5 hari lagi. Diharapkan kepada seluruh anggota saling bekerja sama dan juga menjalankan tugas dengan benar pada bidang-bidang yang telah dibagi tadi. Sekian rapat hari ini, terimakasih"
Lala menghela nafas lega kala rapat telah ditutup oleh ketos. Memang sudah mendekati satu tahun ia bergabung dalam organisasi ini, tapi tetap saja ia merasa sedikit gugup saat berbicara di depan tadi. Bagaimana tidak, ia berdiri di depan para anggota gabungan MPK dan OSIS yang sebagian adalah anak Kelas 12, dan juga dia duduk bersebelahan dengan sang ketua OSIS langsung, pujaan semua siswi di SMA Lentera Bangsa, sungguh di luar dugaan.
Lala keluar dari ruang rapat saat dilihatnya semua sudah bubar. Bergerak meraba saku celana untuk mengambil handphone, lalu diketiknya nama Ara dan mendial nomornya.
"Hallo, udah siap rapat lo?" suara cempreng Ara—gadis cantik yang berstatus sebagai temannya Lala terdengar dari sebrang sana.
"Udah, buruan jemput gw. Udah pada pulang nih," timpalnya tak mau dibantah.
"Woi, gw temen lo, bukan babu lo!" balas Ara kesal, terdengar dari nada bicaranya yang sedikit menggerutu. Bukannya merasa bersalah, Lala malah tertawa geli mendengarnya, karena menurutnya Ara tidak bisa terlihat menyeramkan jika sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are U Okay?
Ficção Adolescente"Are U Okay, La?" -Ray "I'm not Okay. But it's okay." -Lala Azalea Starla Calista, anak sulung yang selalu mewujudkan semua ekspetasi kedua orang tuanya, dipaksa menjadi kuat, bisa segala hal, dan harus menjadi contoh yang baik buat adiknya. Terlalu...