Besok siangnya Violetta baru bisa pergi dengan Nebiru karena paginya teman-teman kerjanya datang ke rumah Violetta. Dia harus menjamu mereka terlebih dahulu.
Violetta memutuskan untuk pesan catering sebagai hidangan untuk 7 harian papanya. Untuk hidangan seperti buah Violetta bisa mengatasinya sendiri dan tanpa Violetta meminta bantuan, ibu Nebiru datang secara suka rela.
Pergi kali ini tidak hanya dengan Nebiru, Olive juga ikut nyempil di antaranya. Alasan Olive mau ikut keduanya karena tidak ingin disuruh ibunya tidur siang.
Mereka bertiga sudah berada di dalam mobil. Olive tidak mau duduk sendiri di belakang. Akhirnya Violetta yang memangkunya di depan.
"Tidur siang tuh enak banget, loh, Ive."
Olive menggeleng tegas. Dia tidak setuju dengan pernyataan itu. "Ive lebih suka main. Kalau tidur cukup malam aja."
Nebiru menoel pipi Olive. "Palingan bentar lagi tidur."
"Ini mau ke mana kita?" tanya Olive menatap abangnya dan Violetta bergantian.
Violetta menatap Nebiru seolah menyuruh abangnya saja yang menjawab.
"Beli baju."
Mendengar kata itu Olive menyimpulkan dia akan pergi ke mall. Di otaknya langsung menyusun rencana agar abangnya mau diajak mampir ke time zone.
"Di butik," tambah Nebiru.
"Beneran di butik, Kak?" Olive menoleh kepada Violetta untuk sekadar memastikan.
"Nanti lihat aja." Olive mendengus kesal karena tidak jadi pergi ke time zone. Dia sudah lama tidak bermain di tempat itu. Lain kali saja dia akan mengajak abangnya pergi ke mall.
Sesampainya turun di parkiran butik salah satu followers Violetta di instagram menyapanya dan memintanya untuk foto bareng.
Dia pun mengajak Olive untuk ikut berfoto dengannya. Tentu saja penggemarnya menyetujui, mereka kira Olive adalah adiknya karena style mereka hampir mirip.
Nebiru tak mau mendekat ketika pertama kali dia melihat Violetta dihampiri seseorang secara tiba-tiba dan memanggilnya dengan sebutan 'Letta.'
Dia terkekeh pelan melihat Olive yang antusias dalam berpose. Mereka sibling goals sekali. Makin ditunggu makin banyak yang mendatangi. Nebiru tidak akan menegurnya dia membuka ponselnya untuk membalas chat yang belum sempat dia balas untuk mengisi kekosongan waktunya.
Di urutan paling atas ibunya menanyakan bagaimana keadaan Olive. Apakah rewel? bandel? Atau semacamnya.
Bukannya menekan tombol keyboard melainkan ikon berbentuk kamera. Dia mengarahkan ponselnya menghadap ke objek di depan sana di mana Violetta dan Olive masih sibuk berpose melupakannya. Sekali jepretan Nebiru langsung mengirim foto itu ke ibunya sebagai laporan Olive.
Hampir 10 menit Nebiru berdiri di belakang mereka. Hampir semua yang Nebiru lihat tidak ada satu orang pun yang notice mata bengkak Violetta.
Violetta juga sudah prepare sebelum pergi, untuk menyempurnakan y2k stylenya Violetta membawa kacamata frame tipis yang bewarna senada dengan bajunya.
Usai foto-foto Olive lebih dulu menghampiri abangnya. Dia langsung memutari badan Nebiru sambil tersenyum seolah memberi tahu jika dia bahagia sehabis diajak foto, tetapi dengan gayanya yang malu-malu.
Nebiru merendahkan badannya menyejajarkan Olive. "Cie yang habis foto-foto." Olive langsung bersembunyi di balik punggung abangnya melihat Violetta berjalan ke arahnya.
"Maaf nunggu lama, Biru," ucap Violetta sambil mengulurkan tangannya ke arah Olive berharap digandeng olehnya. Olive pun tak sungkan untuk menggapai tangan Violetta.
Nebiru pun ikut mengulurkan tangannya. Lalu disahut oleh tangan Olive yang nganggur.
"Kirain buat gue," celetuk Violetta sambil berjalan.
"Nih, yang satu nganggur." Nebiru menunjukkan tangannya yang nganggur.
Violetta memukul sedikit keras tangan Nebiru. "Jadi lingkaran kecil dong kalau disambungin."
"Lo artis?" tanya Nebiru tiba-tiba.
Violetta menoleh ke Nebiru. "Enggak."
"Tadi?" tanyanya lagi.
Kepala Violetta menggeleng pertanda tebakan Nebiru salah. "Gimana ya ... cari aja di instagram @skyletta."
Nebiru mengantongi usernamenya terlebih dahulu. Dia akan cari nanti ketika ada waktu untuk buka ponsel karena mereka sudah memasuki pintu butik tersebut.
"Biru gue salah kostum, deh." Kata itulah yang pertama kali Violetta ucapkan padanya.
"Resleting aja jaketnya."
Tiba-tiba tangan Nebiru begerak membantu manarik resletingnya yang macet.
Saran dari Nebiru bisa diterima karena di sekelilingnya terlihat ibu-ibu dan anak remaja memakai hijab dan baju tertutup sedangkan dirinya memakai celana baggy pants bewarna medium blue dipadu dengan croptop dan dilapisi jaket.
"Nebiru."
"Assalamualaikum, Tante." Nebiru menangkupkan kedua tangannya di dada.
"Sama ibu? Hai kecil ... siapa ini namanya? Hmmm tante lupa." Pemilik butik satu ini melirik ke atas berusaha mengingat-ingat.
"Ive," celetuk Olive.
"Oh iya, Olive. Ini siapa? Calon mantu ibu?" Pertanyaan pemilik butik menunjuk pada Violetta.
"Tetangga, Tante. Kebetulan mau cari gamis atau setelan yang cocok buat dia," jawab Nebiru jujur.
Pandangan pemilik butik yang disebut tante oleh Nebiru langsung berpaling menatap Violetta melempar senyuman yang hangat. Violetta yang ditatap pun mengangguk kagok. Dan yang bikin kaget tiba-tiba tante itu menghampiri dirinya dan memeluknya. Dia pun berkata pelan, "Hai, cantiknya Biru."
Violetta pun tertawa pelan saat wanita berjilbab lebar yang sedang memeluknya ini mengucapkan sapaan seperti itu.
"Yuk, tante anterin! Pelanggan spesial ini." Pemilik butik itu menarik tangan Violetta dan juga tangan Olive. Nebiru hanya membuntutinya di belakang.
"Couple mau nggak? Tante ada family set dress keluaran terbaru." Violetta menoleh ke belakang seolah meminta jawaban ke Nebiru karena pemilik butik itu membawanya ke style family set dress yang barusan dia bilang tadi.
"Nebiru belum butuh, Tante. Beli couple juga buat apa."
Pemilik butik itu membawa mereka ke 3 patung manekin yang berdiri di depannya. Ada sosok laki-laki, anak kecil dan perempuan.
"Tuh, cocok buat kalian. Bahannya bagus banget. Kamu kalau ambil tante kasih diskon," ujarnya tak main-main.
"Hehe i–iya bagus, Tante." Violetta melototkan matanya ke Nebiru menyuruhnya untuk menjawab.
"Ive suka warna yang grey, Tante." Olive menunjuk patung manekin di sebelahnya dengan motif yang masih sama, tetapi warnanya saja yang berbeda.
Pemilik butik itu malah menghampiri Olive yang berlari di depan manekin itu sambil menunjuk-nunjuk.
"Biru, ish!" Violetta memukul pelan punggung Nebiru karena tidak menolak dengan tegas.
"Ambil aja."
Violetta terbelalak. "Biru lo gila? Nggak mau! Kalau sama Ive setuju kalau sama lo nggak dulu."
"Nanti bakalan kepakai kok."
Ketika Nebiru ingin pergi menghampiri adiknya Violetta dengan cepat menahan lengannya. "Tarik omongan lo buruan!"
"Bang!!! Mau warna maroon ... nggak jadi warna grey ..." Olive berlari ke arah keduanya memakai gamis maroon yang dia bilang.
Beri banyak cinta untuk cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [END]
Short Story⚠️ Cerita serupa di wattpad maupun lapak lainnya itu plagiat. Usia Nebiru sudah menginjak kepala dua dan punya keinginan besar untuk segera menikah dengan kekasihnya, tetapi justru sang kekasih diam-diam menyusun rapi persiapan pernikahan dengan or...