Lisa berdiri didepan komputer yang ada di Nurse station itu dengan tangan yang masih di Gips. Jennie juga ada di sana melihat beberapa informasi perkembangan pasiennya.
Beberapa Dokter senior sedang melakukan operasi begitu pun dengan Jisoo. Hanya Lisa dan Jennie saja yang tidak memiliki jadwal hari ini.
"Dr. Manoban, obat anda sudah saya siapkan di ruangan anda Dokter." Kata Suster Jihyo. Lisa hanya mengangguk sekali.
Jennie pergi meninggalkan area Nurse station itu menuju ruang rawat. sudut mata Lisa hanya melirik dan memilih untuk keruangannya yang berlawanan arah dari arah ruang rawat.
"2 Dokter itu memiliki aura yang sama. Semenjak hari dimana Dr. Jennie menegur Dr. Manoban mereka seakan sedang melakukan perang dingin." Kata suster sana yang memang bertugas di Nurse Station.
"Kau benar Sana. Tapi baru kali ini aku melihat Dr. Manoban peduli dengan seseorang selain pasien. Kejadian kemarin dimana Dr. Jennie hampir saja terkena kursi yang dilemparkan anak pasien yang meninggal itu namun dengan cepat di blokir oleh Dr. Manoban bahkan tangannya sampai di gips seperti itu."
"Andai saja Dr. Manoban tidak memiliki Nona Rosé, aku melihat mereka sangat cocok."
"Hussttt.. pelankan suaramu, bisa saja orang lain akan mendengarnya."
Sana menutup mulunya sembari terkekeh begitupun dengan Jihyo.
**
Lisa memejamkan matanya setelah meminum obatnya.
'Kau tahu siapa aku Lisa.'
'Kau tahu semuanya.'
'Aku bisa melakukannya.'
'Diam atau kau berakhir sama dengannya.'
Lisa tersentak mengingat suara buruk itu yang terus menghantuinya. Keringatnya menetes dipelipisnya.
"Aargghh kenapa suara-suara itu selalu hadir dikepalaku. Bisakah aku tenang sebentar saja.?" Gumannya memijat pelipisnya.
Suara pintu ruangannya terbuka kasar dengan suster Jihyo disana.
"M-maaf Dr. Manoban, ada pasien ibu hamil yang baru saja masuk. Para Dokter lain masih dalam operasi mereka."
"Ibu hamil.? Saya bukan spesialis kandungan suster Jihyo."
"Bukan masalah kehamilannya Dokter, tapi wanita itu terus merasa kesakitan diperutnya."
Lisa berdiri dan segera keluar dari ruangannya.
Jennie terus menatap wanita hamil itu yang terus meringis kesakitan.
"Tekanan daranya tidak stabil. Tolong siapkan kantong darah untuknya." Pintahnya pada suster disana.
"Sepertinya ada yang salah.? Ada banyak pendarahan dan kebocoran udara yang serius."kata perawat Jaemin melihat tabung pembuangan darah.
"Jika tekanannya terus turus, janinnya akan dalam bahaya. Karena udara diparu-parunya menekan jantungnya. Itulah sebabnya tekanan darahnya turun."
Lisa masuk keruang rawat itu dengan Suster Jihyo mengikutinya. Lisa melihat wajah wanita hamil itu yang terus meringis dan melirik tabung pembuangan darah yang terus mengalir karena kebococoran dan pendarahan.
"Saya rasa paru-parunya robek. Ambil CT scan dulu."
"Apa itu tidak mengulur waktu Dr. Manoban.? Jika dia benar-benar mengalami luka robek di paru-parunya kita tidak punya waktu untuk itu."kata Jennie datar.
"Jika tekanan darah ibu hamil turun, maka aliran darah ke janin juga bisa turun dan bisa mengakibatkan keguguran ataumerusak otak janin. Itu artinya kita mengubah janin yang sehat menjadi cacat." kata Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Dr. Manoban ✔
RomanceSeason I "Itu karena kau tidak bisa mengorbankan waktu kencanmu demi profesimu.." -- JN "Tahu apa kau tentang pengorbanan. Kau tahu apa.?" -- LM _____________ Season II "Jika kau bisa mendapatkannya, aku akan membiarkanmu bersamanya.."JN "Jika kau b...