Part 17

9.5K 1K 67
                                    

Lisa sejak tadi bermain basket bersama teman-temannya sedangkan Jennie menunggunya di pinggir lapangan tepat dibawah pohon. Jennie membawa sebotol minuman mineral dan tissue.

Lisa berlari kearah Jennie setelah selesai bermain." Aduh capek." Katanya langsung merebahkan tubuhnya dengan paha Jennie menjadi bantalnya.

Jennie dengan cepat membuka tissue untuk mengelap keringat Lisa. "Minum dulu." Katanya namun Lisa memejamkan matanya.

Jennie hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekasihnya itu. "Lili. Kenapa kamu tidak pernah mengajakku kerumahmu.?" Tanya Jennie membuat Lisa membuka matanya.

Lisa menatap wajah kekasihnya. "Nanti aku akan membawamu kerumah."

Jennie menghembuskan nafas kasar. "Nanti. Nanti dan nanti. Apa orang tua kamu tidak mengetahui hubungan kita.?"

Lisa akhirnya bangun. "Daddy tahu hubungan kita sayang, Hanya saja Daddy jarang dirumah. Makanya aku tidak pernah membawamu kesana."

"Sudahlah. Itu hanya alasanmu saja."

"J.. aku janji suatu saat nanti aku akan membawamu bertemu dengan Daddy." Katanya mengusap pipi gadis itu.

***

Jennie terbangun dengan air mata menetes dipipinya. Ingatannya masih sangat Jelas bagaimana kejamnya Lisa menembak pria tua itu.

Jennie meringkuk terisak. Lisanya dulu benar-benar berubah. Dia tidak menyangka melihat Lisa dari sisi seperti ini.

"Jennie."

Jisoo yang sejak tadi tertidur disampingnya terbangun karena mendengar isakan Jennie.

"Hei kau kenapa.? Dan kenapa kau menangis.?"

Jennie menoleh dan langsung memeluk gadis yang sudah dianggapnya kakak itu.

"Hikkss.. dia sangat berubah Unnie. Dia bukan Lisa yang aku kenal."

Jisoo mengerutkan keningnya tak mengerti. "Apa yang terjadi Jennie.? Lisa datang membawamu dengan kau yang tak sadarkan diri."

"Hikss.. Lisa sudah berubah Unnie." Katanya semakin terisak.

Jisoo hanya mengusap punggung gadis itu untuk menenangkannya.

'Aku harus bertanya pada Chaeng apa yang sebenarnya terjadi.'

Pagi telah terbit. Jisoo sudah siap untuk berangkat kerumah sakit. Sedangkan Jennie baru terbangun.

"Istirahatlah. Kau tidak perlu kerumah sakit hari ini."kata Jisoo.

"Tidak Unnie. Aku ada jadwal hari ini."

"Apa kau yakin.? Matamu sangat sembab dan wajahmu pucat Jennie."

"Tidak apa-apa unnie aku baik-baik saja."

"Ya sudah. Aku akan menunggumu, bersiaplah."

"Unnie berangkat duluan saja. Mungkin aku akan sedikit terlambat kesana."

"Baiklah. Hati-hati jika kau menyetir nanti."

Jisoo akhirnya berangkat ke Rumah sakit. Dia telah menghubungi Rosé untuk mencari tahu bagaimana Lisa. Jennie beranjak kekamar mandi untuk siap-siap.

***

Pria paruhbaya itu sejak tadi berdiri di jendela kaca ruangannya.

"Aku tahu kau memiliki dendam pada presdir tapi Lisa tidak bisa melakukannya. Terlebih bukan hanya dia yang akan menangani operasi presdir itu Marco."

Saranghae Dr. Manoban ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang