Chapter Six: One Request

195 50 11
                                    

"Gimana mas jalannya? Seru?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana mas jalannya? Seru?"

Sesampainya di rumah, Rasen langsung disambut Gretha yang tadi sempat berlari keluar rumah saat mendengar suara mobil Rasen hanya untuk menanyakan hal itu.

Lelaki itu mengangguk sebagai jawaban dan memeluk Gretha tanda salam yang sudah biasa dilakukan setiap harinya. Menggandeng Bundanya memasuki rumah sambil menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan.

"Ngapain aja?"

"Belanja, makan."

"Mas beliin semua yang Omi mau, kan?"

"Iya, Bunda."

"Mas nggak ngerepotin Omi, kan?"

Yang ada sebaliknya itu.

"Enggak kok, Bunda."

"Bagus deh. Terus--"

"Bundaaa, mas capek baru pulang. Nanti aja ya tanya-tanyanya?" Ujar Rasen dengan nada letih.

Gretha terlihat memahami, kemudian mengijinkan Rasen pergi ke kamarnya. Di tengah-tengah anak tangga, Rasen berhenti tiba-tiba dan menatap Gretha.

"Ganjang sama bibi udah dikasih makan kan, Bun?" Tanya Rasen.

Ganjang dan bibi adalah anjing peliharaan keluarga mereka yang sangat Rasen sayangi.

"Iya udah, sama Bu Jeje tadi."

"Oh, yaudah kalo gitu." Lantas melanjutkan langkahnya menuju kamar.

~

"Astaga, Omiii! Kamu habis ngerampok dimana bisa belanja segini banyak?!"

Lain halnya dengan Rasen, Omi malah dapat teriakkan maut setelah mobil Rasen pergi dari halaman rumahnya. Telinganya seketika pengang dibuatnya.

"Yaampun, Mi. Jahat banget omongannya." Ujar Omi cemberut.

"Jahat, jahat! Yang ada kamu tuh yang jahat! Pasti hasil dari morotin Rasen kan ini!" Galak Helen sambil menunjuk-nunjuk barang yang Omi jinjing.

Omi mengelak. "Mana ada! Ini tuh dia sendiri yang nawarin--"

"Halah, pasti kamu yang minta dibelanjain." Tuduh Helen pada Omi.

"Mami ah! Nggak percayaan banget sama anaknya!" Rengek Omi yang pada akhirnya memilih pergi akibat terlalu jengkel ketika mendengar setiap penuturan Helen padanya.

~

Keesokan harinya, Omi kembali dibuat kaget akan kehadiran Rasen yang tiba-tiba.

"Heh, kutil! Ngapain manteng disini?" Kedatangan Gyan di sampingnya membuat Omi mengalihkan pandangannya dari Rasen.

Gadis itu menilai penampilan kakaknya dari atas sampai bawah, masih koloran dan masih ada bekas bantal diwajahnya. Ketara sekali baru bangun tidur, dan rasanya ingin Omi jambak saja rambut acak-acakannya itu.

Sugar Baby [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang