Chapter Eight: First Kiss?

149 36 8
                                    

"Kamu nggak bakal telat apa kalo berangkat bareng aku?" Tanya Omi ketika mendapat kesempatan berbicara berdua dengan Rasen sesaat sesudah Gretha izin menyiapkan sarapan yang tinggal dihidangkan setelah tadi ngobrol bertiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu nggak bakal telat apa kalo berangkat bareng aku?" Tanya Omi ketika mendapat kesempatan berbicara berdua dengan Rasen sesaat sesudah Gretha izin menyiapkan sarapan yang tinggal dihidangkan setelah tadi ngobrol bertiga.

Dalam percakapan mereka, tadi Rasen sempat berbicara akan berangkat bareng Omi jam setengah 8 pagi. Disaat ia harus sudah ada di kampus jam 8 pas agar tak telat ospek dan berujung jadi sasaran empuk kating.

"Enggak bakalan. Lagian aku pake motor, kampus juga nggak terlalu jauh. Bisa bareng sampai perempatan lampu merah." Jawab Rasen menatap tepat pada mata sang puan.

Omi bukan tipe cewek yang bisa menatap lawan bicaranya lama-lama, apalagi jika dia memiliki mata tajam dengan tatapan yang mengintimidasi. Contohnya Rasen. Yang membedakan tatapan tajam itu selalu Omi hindari agar tidak tersedot ke dalamnya lebih jauh.

Kepalanya berpaling, kebiasaannya ketika gugup muncul. Yaitu menggaruk pipinya sendiri seraya berkata, "Yaudah terserah."

Rasen menipiskan bibir menahan gemas. "Umur kamu beneran 22 tahun, kan?"

Omi terkadang sangat sensitif jika ditanya umur, bukan apa, rasanya ia menetapkan dirinya berada pada umur 18 tahun selamanya. Ia tidak ingin dianggap tua oleh siapapun, termasuk Rasen.

Dengan ekspresi yang berubah total, Omi bertanya balik dengan nada tak santai. "Kenapa nanya gitu? Jangan coba-coba jawab kalo aku keliatan tua, awas aja."

Rasen terkekeh kecil. "Enggaklah. Justru aku mau ngomong sebaliknya. Kalo kamu sama sekali nggak keliatan udah 20 tahunan, rasanya kayak kita seumuran. Alias kenapa kamu bisa segemesin ini? Itu maksud aku."

Pipi Omi semerah tomat, ia tak tahan dengan kata-kata manis yang Rasen ucapkan. Padahal Omi bukan tipe orang yang akan terserang lelaki dengan lovelang WOA, tapi entah kenapa ucapan Rasen begitu membekas hingga bikin panas.

"Peraturan tambahan! Dilarang muji tanpa ngasih tahu! Soalnya aku nggak suka kejutan kayak gitu!" Ujar Omi cepat yang diberi tatapan bingung oleh Rasen.

"Contohnya?"

"Misal aku liat kamu keliatan keren hari ini, aku bakal bilang dulu 'dalam 5 detik aku bakalan muji kamu keren' dan kalo udah 5 detik, aku langsung bilang lagi 'kamu keren hari ini'. Intinya sebagai peringatan!" Jelas Omi menghidar dari tatapan Rasen.

Mencoba untuk mengerti dan tidak bertanya lebih, Rasen menyetujui. "Dalam 3 detik aku bakalan kecup pipi kamu. Kalo enggak mau kamu bisa menghindar dan pergi, kalo mau kamu cukup diam dan biarin aku yang gerak."

Bagi Omi 3 detik begitu cepat untuk ia mencerna ucapan Rasen yang tak terduga, maka dengan mata melotot sempuran 3 detik itu berlalu begitu saja dan Rasen segera mendekatkan diri kepada Omi.

Dikecupnya pipi yang sedari tadi membuat Rasen merasa gemas kepada Omi, hanya 1 detik dan lelaki itu segera menjauhkan diri kembali. Memperhatikan ekspresi terkejut Omi lamat kemudian tertawa geli.

"Jangan bilang itu first kiss kamu?" Ucapan Rasen menyadarkan Omi dan menyulut emosi gadis itu.

Tanpa bisa ditahan tangan Omi melayangkan beberapa pukulan kepada tubuh kekar milik Rasen seraya berteriak marah. "RASEN GILAAAA!"

·

Jendela mobil itu Rasen ketuk dari luar dan segera Omi buka. Penampilan Rasen yang memakai kulit jaket disertai helm full face diatas moge yang sedang lelaki itu kendarai itu memenuhi pandangan Omi, selain dirinya, orang lainpun pasti akan terpikat dalam sekali lihat.

Ia mengerjap sadar, sedikit mendongakkan kepalanya agar dapat melihat Rasen lebih jelas di dari dalam mobil.

"Kita pisah disini. Kamu hati-hati dan semangat kerjanya." Suara Rasen yang terdengar tenggelam diangguki Omi, terlihat Rasen yang menunggu beberapa saat namun tak ada balasan berarti dari Omi yang akhirnya ia memilih menjauhkan diri dari mobil Omi.

Rasen menoleh ke arah kanannya, bersiap pergi. Akan tetapi Omi memanggilnya, membuat ia mengalihkan perhatiannya dalam sekejap. Raut wajah Omi mengatakan bahwa ia sedikit ragu untuk buka suara, tetapi gadis itu tetap menyeruakan isi hatinya.

"Kamu juga hati-hati, Rasen. Semangat ospeknya." Setelah itu Omi buru-buru menaikkan kaca mobilnya, tidak menunggu ataupun melihat reaksi Rasen yang segera mengulum bibir dan menahan diri agar tidak tersenyum lebar.

Ia memejam sesaat, bergumam gemas. "Manis banget, Tuhan."

Namun Rasen tak bisa berlama-lama dan terlena dalam kelucuan Omi, ia segera mengendarai motornya sebelum lampu kembali merah. Sungguh, Rasen berpikir hari ini akan berjalan lancar dan aman.

Mereka berpisah di perempatan lampu lalulintas.

Sedangkan di dalam mobil Omi tak henti bergerak normal, pergerakannya menjadi aktif karena malu sendiri.

"AKHH! Gue ngapain sih tadiiii!? Maluuuu!" Racaunya menyesal sendiri.

"Rasen biasa aja, dia cuman bocah ingusan yang pasti suka gombal sana-sini. Remaja labil yang pasti suka gonta-ganti cewek. Jadi gue nggak boleh jatuh sama pesonanya dia!" Tambahnya berusaha menyadarkan diri sendiri.

Bagi Omi, yang belum sepenuhnya dapat menerima keberadaan Rasen sebagai sosok yang mungkin akan menjadi pasangan di masa depan, sulit sekali memberikan afeksi atau perhatian dan menunjukkannya secara terang-terangan.

Terasa ada beban, yang di sisi lain ingin ia hadapi tapi di sisi lainnya merasa ragu.

Manusia tak selamanya sama, ia akan berubah. Takut yang selama ini Omi rasakan dan terima membuat nyaman, akan tetapi jika Omi berada di posisi yang salah, Omi merasa tak bisa menghadapi perlakuan yang berbeda nantinya.

 Takut yang selama ini Omi rasakan dan terima membuat nyaman, akan tetapi jika Omi berada di posisi yang salah, Omi merasa tak bisa menghadapi perlakuan yang berbeda nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sugar Baby [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang