"Assalamualaikum ning"
"Apa"
Mauli menoleh sebentar ke arah gus afiq yang masuk ke kamar lalu melanjutkan melipat pakaiannya.
"Cuek banget sih"
"Y"
"Kenapa sih mantunya umi ini, lagi marah?"
"Gus ngagetin datang datang malah teriak kek bocah kehilangan induknya"
"Heh bahasamu" gus afiq menutup mulut mauli menggunakan tangannya.
"Ayo ih gus minggir sana"
"Kenapa gak turun? Dibawah banyak orang loh"
Saat ini pesantren abah hasan kedatangan saudara dari jauh. Dan entah menginap sampai kapan.
"Gus gak lihat tuh baju gus berantakan? Aku disini juga ada kerjaan gus"
"Heleh alasan bilang aja malu ngumpul sama yang lain"
"Lagian apa sih gus gunanya ngumpul gitu, isinya ghibah terus. tadi aja sempet bahas laki laki tampan yang jelas bukan mahramnya. Maka dari itu aku memundurkan diri dari sana dan masuk ke kamar buat ngelakuin ini"
Mauli menunjuk ke arah tumpukan pakaian yang belum dilipatnya.
"Pinter banget kan aku udah menghindari dosa, dan gak berpaling sama ketampanan laki laki lain. Aku setia tau cuma sama gus doang mah cintanya"
"Ngomong nya aja gitu padahal belum move on dari masalalu mu ning"
"apa salahnya mencoba cinta sama gus, gus juga pasti belum move on kan dari ning lila itu"
"Gak"
"lah galak, gus tau gak kenapa aku susah ngelupain masa lalu? Karena dia itu cinta pertama aku dan dia yang banyak memberikan kebahagiaan lalu pengalaman pertama yang bikin aku ngerasa oh begini rasanya dicintai"
Mauli menyandarkan badannya dikepala ranjang tepat samping gus afiq.
"Haram itu menjalin cinta sebelum sah"
"Ya namanya juga kebelet kasmaran gus ya mau gimana lagi"
"Udahlah ning nanti malam tidur diluar"Gus afiq beranjak dan pergi meninggalkan mauli sendiri dikamar.
"Heh kebalik kan seharusnya cewek yang nyuruh tidur diluar"
Mauli melanjutkan melipat pakaian hingga selesai. Seharian ini ia membantu umi dan turun ke bawah untuk sekedar berkumpul biasa. Seharian juga gus afiq tak menampakkan wajahnya setelah insiden tadi. Hingga pukul 9 malam gus afiq juga belum masuk kamar padahal kegiatan pesantren juga sudah selesai.
Mauli merasa bersalah dengan yang diucapkannya tadi, ia mencari ke setiap sudut rumah namun nihil gus nya tak ada disana. Dihubungi pun percuma handphone nya berada dikamar. Hingga ia pasrah dan pergi ke masjid berharap suaminya ada disana.
Dan benar dipelataran masjid gus afiq tengah berbincang dengan mas mas ndalem.
"Gus" panggil mauli dengan wajah tertunduk.
"Balik dulu nggeh gus, wes ada istrinya njenengan, assalamualaikum" mas mas ndalem berlalu dengan cepat. Dan menyisakan keheningan malam.
"Gus"
"Ya"
"Ayo pulang"
"Gak, saya mau tidur dirumah sebelah"
"Kenapa?"
"Ya gak papa"
"Pulang yuk gus, mauli takut tidur sendiri"
"Ajak farah tidur dikamar"
"Gamau"
"Yasudah" gus afiq pergi menuju rumah sebelah tempat para mas mas ndalem tidur.
"Gus ayo pulang" teriak mauli saat melihat suaminya semakin menjauh.
"Ning saja yang pulang"
"Gus jahat"
Tak tahan mauli segera berbalik mengusap air matanya dan menuju rumah abah untuk segera masuk kamar.
Mauli tertidur pukul 1 malam dengan posisi meringkuk mata sembab dan televisi yang masih menyala. Tanpa diketahui saat itu juga gus afiq kembali ke kamar mereka.
Gus afiq mematikan televisi dan tidur disebelah istrinya yang terlihat menyedihkan. Mauli kaget dan terbangun karena ranjangnya bergerak ia mengira hantu atau apalah itu. Saat matanya terbuka ia kaget melihat gus afiq yang terbaring disebelahnya.
Dengan cepat mauli memeluk dan menangis didada suaminya. gus afiq yang memang belum lelap ikut terbangun juga.
"Kenapa?"
"Maaf ya gus, aku gak bermaksud lain, aku cuma keceplosan ngomong gitu maaf gus hiks hiks."
"Gus jangan marah lagi, kata ibu setiap istri yang durhaka ke suaminya bisa bikin Allah ikut marah bahkan murka sama aku gus. aku gamau masuk neraka gus."
"Saya gak marah, cuma sedikit mangkel"
"Sama aja. Maaf"
"Saya ikhlas ning kamu cerita seperti tadi, cuma ya memang agak menyakitkan untuk hati saya. Semua butuh proses, tapi inget kamu sudah bersuami dan sebisa mungkin mulai menghindari hal hal yang bisa bikin kamu teringat dengan dia. gak usah khawatir saya gak akan meninggalkanmu."
"udah cup cup cengeng sekali, kenapa hidupmu dipenuhi kata maaf sih ning?"
"Yakan aku salah gus sudah seharusnya mengucap maaf"
"Udah ya jangan nangis lagi, ayo lanjut tidur"
mauli mengangguk, gus afiq mengusap air mata mauli yang sudah membanjiri kaos nya. Mauli hendak mengangkat posisi tubuhnya agar terbaring namun ditahan oleh gus afiq.
"Gak usah gerak gini aja"
"jangan gus, ntar gus nafasnya sesak gimana"
"Gak papa gini aja"
Mauli tidur dipelukan gus afiq dengan posisi setengah badannya berada diatas dada suaminya itu.
"انا احب زوجتي "
Gus afiq mencium kepala istrinya, dan tertidur saat itu juga.Mimpi indah ya gus tidur sambil peluk istri mantap tiada tandingannya -jomblowan
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawaddah Diujung Langit
Short Storyrandomnya seorang ning dan gus Malam itu menjadi malam yang panjang bagi penentuan kami. Aku percaya gus afiq adalah sosok pendamping terbaik yang dikirimkan Allah padaku. Tak apa aku tak bersanding dengan lelaki di masa laluku yang menurutku terbai...