Pondok pesantren sedang ramai dikarenakan kedatangan keluarga kyai abdullah dari yaman. Mauli kurang tau mengenai keluarga tersebut nanti setelah gus afiq kembali ke kamar mauli akan meminta diceritakan. Batang hidung gus afiq tidak kelihatan terakhir bertemu dengan mauli saat setelah mengambil jubahnya dikamar.
"Farah, lihat gus afiq gak?" mauli menghampiri ning farah yang duduk dibalkon lantai 2.
"Loh mbak gatau? Mas afiq pergi mba nemenin ning syakira"
"Hah? Ning syakira? Siapa?"
"Aduh lupa ngasih tau, anaknya kyai abdullah mbak, oh iya mereka itu mantan tunangan lo mbak"
"Lah kok mantan?"
"Ya karena dulu sesudah gagal dengan ning lila, abah menjodohkan mas sama ning syakira mbak, tunangan berjalan setengah tahun akhirnya dibatalkan cuman karena ning syakira di yaman dan atas permintaan ning syakira yang mengharuskan mas nunggu kelulusan ning syakira dulu sekitar 4 tahun jadi nya mas gak mau, untung langsung ketemu mbak yaudah deh nikahnya sama mbak"
"Oh gitu kok mbak baru tau ya"
"Mbak jangan marah siapa tau mas af nunggu waktu yang tepat buat cerita sama mbak, ning syakira cuman minta anter beli oleh oleh kok mbak jangan mikir aneh aneh"
"Ya semoga" mauli pamit pergi ke kamar dengan perasaan dongkol kepada gus afiq bisa bisanya sudah punya istri berasa masih bujang.
Sampai pukul delapan malam gus afiq belum juga pulang, rumah ndalem sudah penuh dengan sanak keluarga yang menginap setelah bertemu kyai abdullah.
"Assalamualaikum mbak" ning farah mengetuk dan mendorong pintu kamar mauli.
"Waalaikumsalam iya kenapa?"
"Aku tidur sama mbak ya, dikamarku ada cucunya kyai abdullah lagi tidur mau bangunin kasihan masih kecil"
"Iya sini tidur aja" mauli menepuk ranjang sebelahnya yang kosong
"dibawah aja mbak kasihan mas afiq nanti tidur dimana, ada karpet gak?"
"Udah gak papa ning tidur sini aja, mas mu laki laki bisa tidur dimana aja"
"Yakin mbak gak papa? Aku takut dimarahin mas"
"Iya ada mbak tenang aja"
Akhirnya ning farah tidur diranjang bersama mauli.
Gus afiq tiba dirumah saat pukul 10 malam, ia melihat kondisi rumah ndalem lampu bagian dalam sudah dimatikan yang artinya semua sudah tidur."Makasih ya gus, gus tidur dimana? Tidur di ndalem yang ditempatin abah aku gak?" ning syakira menghentikan langkah gus afiq yang sudah beranjak menuju ndalem.
"Mboten ning, saya tidur di ndalem abah saya, pun monggo saya duluan kasihan istri saya takut menunggu"
Saat gus afiq membuka pintu ia menemukan para sepupu laki lakinya yang tidur berserakan dimanapun tempatnya.
"Allahuakbar seperti ikan dijemur"
Gus afiq melangkah menuju kamarnya dan ingin segera istirahat namun gagal karena ditempatnya tidur sudah ada ning farah.
"Farah ayo bangun pindah kamar mu, mas mau tidur"
Ning farah tak kunjung bangun, mauli sadar kedatangan gus afiq namun pura pura tertidur lagi.
Merasa jengkel dan menyerah karena ning farah tidak kunjung bangun akhirnya gus afiq pergi ke kamar mandi berganti baju dan keluar kamar.Mauli yang kasihan segera menyusul dan menemukan suaminya sedang tertidur disofa ruang tengah dengan lengan menutupi matanya.
"gus bangun, pindah ke kamar" mauli menggoyangkan lengan gus afiq.
"Sudah ada farah, kamu mau membiarkan saya tidur sendirian dilantai?"
"Ikut dulu"
Mauli menarik tangan gus afiq, sesampainya dikamar dengan perasaan masih dongkol mauli mengeluarkan bantal dan beberapa selimut tebal untuk dijadikan alas tidur.
"Udah tidur" mauli menyuruh gus afiq tidur dan segera mematikan lampu kembali. Ia ikut berbaring disebelah gus afiq dan membelakangi suaminya itu.
"Terima kasih, maaf ya ning saya seharian gak ada disampingmu, saya terlalu sibuk" gus afiq mengelus kepala istrinya dan segera memeluknya.
Mauli tak bergeming ia marah bagaimana bisa bahwa fakta seharian ini gus afiq bersama ning syakira telah dialihkan pada alasan sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawaddah Diujung Langit
Short Storyrandomnya seorang ning dan gus Malam itu menjadi malam yang panjang bagi penentuan kami. Aku percaya gus afiq adalah sosok pendamping terbaik yang dikirimkan Allah padaku. Tak apa aku tak bersanding dengan lelaki di masa laluku yang menurutku terbai...