Bagian 4

717 142 21
                                    

❪ OUR LIFE ❫

Makhluk itu berlari dengan kecepatan tinggi membuat keempat manusia tersebut tidak bisa melarikan.

GEDUBRAK!

Makhluk itu terpental jauh saat jungwon datang dan langsung menendang makhluk atau yang bisa di bilang roh jahat tersebut.

"Anjir pinggang gua encok" maklum guys jungwon udah tua jadi ototnya agak retak.

"Won lu gapapa?" tanya Ni-ki dari kejauhan.

"Jangan ke sini beb aku gak mau kamu terluka!" teriak Jungwon.

"Yang mau ke situ juga siapa bambang!"

Jungwon pun meregangkan otot-ototnya, badannya sakit semua saat menendang roh jahat tadi apa lagi tadi ia menendang nya menggunakan tenaga dalam.

Tapi bener tebakan Jungwon kalau roh jahat itu akan mendatangi Ni-ki, untung saja Jungwon datang tepat waktu coba dia datang terlambat mungkin saja sesuatu yang tak di inginkan bakal terjadi.

Baru istirahat semenit, roh jahat itu sudah kembali beraksi. Ia melempar Jungwon sampai Jungwon menghantam dinding. Sebenarnya Jungwon bisa saja menggunakan kekuatannya untuk melawan roh itu tetapi dia harus meminta izin terlebih dahulu pada ketua. Jika tidak, maka Jungwon akan menerima sanksi.

Jungwon berusaha berdiri walau semua badannya sudah remuk "sabar dong, kasih kesempatan buat diri bentar napa."

Lagi-lagi roh itu berulah, dia kembali menghajar Jungwon.

"Won lu serius gapapa?" tanya Ni-ki yang mulai khawatir dengan kondisi Jungwon.

"Gapapa kok beb," balas Jungwon berusaha baik-baik saja di depan sang kekasih.

Tiba-tiba datang sahabat sepergoblokan Jungwon, dia membawa satu tongkat bisbol lalu tongkat bisbol itu ia arahkan ke roh jahat itu.

Belum juga di pukul, roh jahat itu sudah lari terbirit-birit dan langsung menghilang membuat mereka semua terheran-heran.

"Seung, ini antara lu yang punya kekuatan atau muka lu yang terlalu serem?" tanya Jungwon ke Heeseung, Heeseung yang di tanya hanya bisa menggelengkan kepala.

Padahal ya niat awal Heeseung itu mengajak Jungwon bermain bisbol bukan bertarung dengan roh jahat.

Ni-ki dan yang lain menghampiri Jungwon yang wajahnya sudah babak belur dan walaupun Jungwon malaikat dia juga bisa terluka layaknya manusia.

"Won lu beneran gapapa? mau gua obatin lukanya?" tanya Ni-ki yang sudah siap mengambil kotak p3k.

"Gapapa beb, nanti sembuh sendiri," balas Jungwon.

"Gak pokoknya lu harus gua obatin" Ni-ki menarik paksa tangan Jungwon, tapi sebelum itu mereka di halangi oleh Jeongwoo yang sedari tadi tidak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi.

"Bentar njir ini kenapa? terus tadi makhluk apa? terus nih kang-kang berjas ini siapa?" tanya Jeongwoo bertubi-tubi dan di pertanyaan terakhir Jeongwoo menunjuk Heeseung.

Heeseung yang di tunjuk hanya diam dan menatap Jungwon "mereka siapa sih?" tanya Heeseung.

"Orgil," balas Jungwon santai dan langsung mendapat tampolan dari Jeongwoo.

❪ OUR LIFE ❫

Sehabis kejadian tadi semuanya berkumpul di ruang tengah dan tentunya masih di rumah Junhyuk.

Di sana Jungwon menceritakan semua kejadian yang tidak mereka ber4 pahami termasuk ayang bebeb kesayangan.

"Udah ngerti kalian semua?" - jungwon.

Junhyuk, Hyunwoo, Jeongwoo sama Ni-ki mengangguk paham.

Di tengah-tengah mengobrol Heeseung mengambil biskuit yang ada di toples tapi sebelum mengambil tangannya di sentil oleh Junhyuk.

"Sebelum makan, lu jawab dulu lu siapa?" - Junhyuk.

"Gua?" - Heeseung.

"Iya lah, ya lu kira gua nanya pak mamat?" - Junhyuk.

"Malaikat pencabut nyawa" - Heeseung.

Junhyuk, Jeongwoo sama Hyunwoo mengangguk paham. Ternyata dia satu spesies dengan Jungwon, mereka kira malaikat maut hanya Jungwon saja.

Heeseung melirik Ni-ki yang ada di samping Jungwon, menurut nya wajah Ni-ki tak asing ia seperti pernah melihat wajah Ni-ki.

Btw Ni-ki duduk di tengah-tengah, di kiri ada Heeseung di kanan ada Jungwon. Kalau Junhyuk sama yang lain duduk di sofa yang satu lagi.

Enak ya Ni-ki, di himpit sama dua cogan. eh malgan gak sih? malaikat ganteng.

"Eh lu yang nuangin teh penghapus ingatan ke wastafel waktu itu kan?" tanya Heeseung sambil menunjuk Ni-ki.

Di situ Ni-ki langsung tepuk jidat, kenapa Heeseung harus ngebongkar sih kan jadi ketauan, mana di sampingnya ada Jungwon lagi udah tamat riwayat Ni-ki.

"Oh jadi gitu ya kelakuan kamu, pantes" - jungwon.

"Bukan gitu won, aku kan cuma gak mau ngelupain kamu doang" - Ni-ki.

"Tapi kan gak gitu juga caranya sayang" Jungwon mengusak rambut Ni-ki pelan.

"Heh, kalo mau konflik di rumah sendiri jangan di rumah orang!" - Junhyuk.

"Apa sih burhan, ganggu orang aja!" - Jungwon.

"Tapi lu malaikat goblog!" - Jeongwoo.

"Iya juga njem" - Jungwon.

Akhirnya jungwon beserta yang lainnya di usir dari rumah junhyuk, tanpa rasa kasihan mereka di terlantar kan begitu saja di depan rumah junhyuk, mana udah malem lagi.

❪ OUR LIFE ❫

Sekarang Ni-ki dan Jungwon berada di rumah, bukan rumah Ni-ki melainkan rumah milik Jungwon.

Malaikat kok punya rumah?

Kata Jungwon sih, malaikat juga butuh tempat tinggal layaknya manusia pada umumnya, tapi itu hanya berlaku untuk Malaikat pencabut nyawa. Kalau malaikat yang lain mereka tidak butuh tempat tinggal karna mereka harus bekerja 24jam di alam baka.

"Ayok masuk sayang," ucap Jungwon sambil membuka pintu rumah untuk Ni-ki.

Ni-ki masuk kemudian di ikuti oleh Jungwon yang juga masuk, Ni-ki kira rumah nya akan mewah ternyata oh ternyata hanya rumah biasa.

"Kenapa gak suka ya? maklum beb aku kan gak punya duit buat beli yang lebih bagus dari ini" - Jungwon.

"Gapapa kok, ini nyaman hehe btw rumah lu kok rapih banget?" - Ni-ki.

"Gua kan jarang pulang, jadi gak terlalu berantakan" - Jungwon.

"Sini beb duduk," ucap Jungwon sambil menepuk-nepuk sisi sofa yang kosong, Ni-ki menurut ia segera duduk di samping Jungwon.

DING DONG!

Baru saja Jungwon ingin beromantisan dengan pacar, eh ada yang membunyikan bel.

"Ada yang bunyiin bel tuh," ucap Ni-ki yang matanya fokus menonton televisi.

"Bel dari mana, rumah ini kan gak punya bel," balas Jungwon santai sampe akhirnya Jungwon sadar.

"Won..."

"Tadi barusan gua bilang apa?"

"Rumah ini gak punya bel."

"Terus yang bunyiin bel...?"


─── 〔 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆 〕 ───

[ii] our life ★ wonki✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang