'KEPUTUSAN'

522 49 26
                                    

'Only Six Boys'

By mnd_aul

.

.

.
Happy Reading📖

Pertemuan itu merupakan hal paling indah daripada sebuah perpisahan yang menyakitkan. Pertemuan pertama akan selalu membekas dalam benak seseorang, sebab saat pertemuan pertama biasanya akan memunculkan kesan dari seseorang terhadap orang yang baru saja ia temui.

Pertemuan pertama menumbuhkan rasa penasaran, sedangkan pertemuan kedua menumbuhkan rasa rindu, dan pertemuan selanjutnya hanya meninggalkan rasa candu.

Malam ini Taufan berharap mendapatkan momen dan kesan baik seperti itu. Tapi, keadaannya berbanding terbalik, ia justru mendapat momen yang buruk dalam hidupnya. Pertama kali ia mendapatkan suatu hinaan dari manusia-manusia penuh dosa.

"Oh, ini calon istri kita? B aja ih."

Itu suara pemuda dengan baju bercorak emas. Kata-kata miliknya masih terdengar biasa aja, karena itu ia hanya mendiamkan saja.

"Cantik sih, tapi sayang gak laku!"

Sarkas'an itu dari pemuda dengan tampang tegas nan dingin. Mulai ada sedikit rasa gejolak, namun ia hanya diam dan membalas tatapannya tak kalah datar.

"Kalah jauh sama mantan gue."

Pemuda songong di depanny ini adalah orang yang tadi mengatai dirinya norak. Tadinya ia ingin menghajar pemuda itu, tapi dengan cepat dihentikan oleh sang mama. Ia diam-diam mengepalkan tangan, sorot matanya memancarkan kekesalan sekaligus kebencian.

"Cih...gak menarik!"

Masih bisa ditahan. Pemuda itu menatap dirinya dengan tatapan tak minat. Ia mendengus kecil, lantas mengacuhkan pandangan dari pemuda itu. Tidak apa jika pemuda ini tidak tertarik pada dirinya, lagipula ia juga tidak menarik perhatian pemuda itu, pikir Taufan.

"Gak ada yang lain, pah, mah?"

Ini adalah pemuda songong kedua. Pemuda dengan penampilan paling mencolok diantara kelima saudaranya. Ia merasa risih, pasalnya pemuda arogan ini terus menerus menatap dirinya dari atas sampai bawah.

Taufan masih diam tidak membalas mereka. Sedari tadi ia memendam gejolak amarah yang terus menggumpal-nggumpal bak lava panas gunung.

Tapi, makin lama mereka semakin menjadi. Tatapan merendahkan dan komentar sarkas terus bermunculan dari masing-masing bibir mereka. Membuat amarah Taufan semakin bergejolak, bahkan sebentar lagi akan meledak layaknya gunung berapi yang meledah dan mengeluarkan lahar panas.

BRAK

"GAK USAH KECAKEPAN LO PADA! MUKA GAK SEBERAPA AJA BELAGU!?"

"MUKA KAYAK KODOK AJA BANGGA!?"

Meledak sudah amarah Taufan. Balasan sarkas mulai terlontar dari bibirnya. Bahasa yang digunakan terkesan kasar.

"MUKA LO ITU KAYAK BADUT!!"

Keadaan semakin ricuh karena mereka saling melontarkan ejekan dan kata-kata merendahkan satu sama lain. Sampai akhirnya orang tua mereka datang dan melerai pertengkaran mereka.

"DIAMMMMMMMM!?"

Suara teriakan dari pria bernama Strom. Teriakan penuh amarah dan penekanan mampu membuat seisi rumah diam tak berkutik, atmosfer disekitar pun berubah dingin.

ONLY SIX BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang