'BIMBANG'

525 43 7
                                    

'Only Six Boys'

By mnd_aul
.

.

.
Happy Reading📖

KLEK

Taufan langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Matanya menerawang langit-langit kamar. Pikiran berkelana kemana-mana. Hari ini rasanya sangat lelah bagi Taufan.

'Apa yang harus aku lakukan?' batinya meratapi.

Banyak hal yang ia pikirkan saat ini. Keputusan apa yang harus ia ambil. Terima atau tolak? Ia harus memikirkan ini matang-matang, seperti apa yang diucapkan papanya tadi.

"Pikirkan semuanya matang-matang. Jangan terlalu cepat memutuskan. Papa akan selalu mendukungmu."

Begitu kata sang ayah, tapi ia takut salah mengambil keputusan dan malah merugikan dirinya sendiri. Parahnya membuat semua yang ia sayangi terkena dampaknya.

"Aaarrgghhh..." ia berteriak sembari mengacak rambut frustasi.

Banyak pertanyaan di pikiran dan benaknya. Kenapa eyang-nya itu menjodohkan dirinya dengan cucu sahabatnya? Tidak mungkin jika tidak alasan yang jelas, pasti ada motif lain dibalik itu semua. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang bersembayang di benaknya, namun hanya bisa ia pendam. Diantara itu semua, ada satu pertanyaan yang terus-terusan menghatui pikirannya.

Apa penyebab kematian eyang?

Memang benar kematian seseorang hanya tuhan lah yang tau, namun kematian eyang terasa janggal, seperti ada sesuatu yang terjadi.

"Apa yang sebenarnya terjadi, eyang?" monolognya.

Tak terasa sudah 3 tahun eyangnya itu pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya. Ia jadi merindukan sosok eyang-nya. Ia rindu dengan masa-masa bersama eyangnya. Waktu yang dulu mereka habiskan dengan canda-tawa dan kehangatan, sekarang terasa hampa, kosong, tak bercahaya.

"Eyang..."

Taufan menutup matanya. Memaksa memori lama berputar lagi. Memori indah bersama eyang tersayang.

"Eyang, ayo beli es-krim!"

"Ayo, Sekalian beli grobaknya!"

.

"Eyang, Taufan mau boneka itu, boleh gak?"

"Boleh, apasih yang gak buat cucu tersayang eyang."

.

"Eyang, kelincinya lucu ya?"

"Iya, kelincinya lucu kayak Taufan."

.

"Taufan sayang eyang."

"Eyang jauh lebih sayang Taufan."

Tanpa sadar setetes air mata meluncur mulus di pipinya. Ia menangis dalam diam, merindukan orang yang sangat berarti di hidupnya. Salah satu orang tersayangnya.

ONLY SIX BOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang