'Only Six Boys'
By mnd_aul
..
.
Happy Reading📖"Ah~"
"Segerrrr.... Satu gelas lagi!"
Seorang bartender menuangkan lagi beer di dalam gelas, lalu menyerahkan kepada Taufan. Dengan cepat Taufan langsung meneguk tandas beer yang sudah disediakan.
Di sinilah dia. Di tempat yang menyajikan minuman beralkohol seperti beer, wine, liqeur, dan coktails. Counter sebagai penghalang antara pekerja bar dengan tamu. Dilengkapi dengan kursi tinggi atau biasa disebut bar stools.
Bar.
Tempat dimana orang dari segala lapisan masyarakat berkumpul bersama dan membeli minuman. Di bawah kerlap-kerlip lampu disko, semua orang menari mengikuti irama musik DJ. Kabanyakan orang datang ke sini untuk melampiaskan kesedihan dengan minum, menari, dan canda tawa dalam kesadaran di atas awang.
"Tuang lagihh!" pesannya lagi dan lagi.
Revan sedikit menyesal mengajak Taufan ke tempat kotor ini. Sudah terhitung lima gelas beer yang Taufan minum, namun gadis itu tidak ingin berhenti, padahal sudah dimabuk berat dengan beer-beer ini. Taufan itu bukan pemabuk, bahkan bisa dibilang ini merupakan pengalaman pertamanya, tidak seperti dirinya.
"Cukup, Fan! Lo udah mabuk berat. Pulang yuk!" dan untuk kesekian kalinya, Revan membujuk Taufan untuk berhenti.
"Satu gelas lagi, Van!" pinta Taufan, menatap dengan mata sayu-nya.
"Bener, ya? Satu gelas lagi udah, terus kita pulang, oke?" Taufan tersenyum bahagia, lalu menganggukan kepala semangat.
"Mas, satu gelas-"
"Tiga gelas mas!"
Baru saja Revan akan memesan satu gelas beer lagi untuk Taufan, tapi dipotong cepat oleh si empunya dan malah berteriak memesan tigas gelas.
Revan membulatkan matanya, lalu menoleh ke arah Taufan yang menatapnya dengan cengiran konyol. "Katanya satu, kok tiga?"
"Hehehe... Satu buat kamu, dua buat aku. Cuma dua, abis itu udah kok. Nanti aku yang bayar semua, deh!" Taufan mencoba bernego dengan Revan, sembari mengeluarkan jurus puppy eyesnya.
Revan menghelai nafas pasrah, ia meminum air beer-nya. Jika sudah dihadapkan jurus andalan Taufan yang itu, ia bisa apa?
Ngomong-ngomong, Revan baru menghabiskan tiga gelas air beer. Revan itu peminum handal, ia tidak akan mabuk hanya dengan tiga gelas beer saja. Ia juga tidak akan minum banyak kali ini, alasannya hanya satu, Taufan. Kalau Taufan sudah mabuk dan dia juga mabuk, bisa berabe nantinya. Takut terjadi hal yang tidak senonoh, dan ia tidak mau itu terjadi, apalagi jika menyangkut Taufan. Jangan heran, dia itu sayang Taufan.
Ia akui, dirinya brengsek. Dan sebrengsek-brengseknya dia, dia tidak akan melakukan hal-hal tidak senonoh seperti itu. Jika dihadapkan dengan dua pilihan, antara bermain dengan jalang di bar ini atau bertukar dengan maling yang sedang dihakimi warga, maka ia akan memilih bertukar dengan maling itu daripada menyentuh wanita-wanita kotor di bar. Bahkan ia juga tidak ingin menyakiti wanita itu. Sekotor-kotornya wanita, di mata Revan ia tetap wanita. Ibunya juga mengajari dirinya untuk selalu menghormati wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY SIX BOYS
Mystery / Thriller{MAU LANJUT GAK?} "Hanya enam pria!" kata papa. HANYA enam? Oh, ayolah! impossible. Tidak mungkin aku menikahi enam laki-laki sekaligus. Bahkan aku tidak mempunyai perasaan untuk keenam-nya. Pernikahan bukan hal sepele. Pernikahan adalah suatu bent...