6. No Argument!

321 22 0
                                    

"Lee Haechan! Bangsat! Jangan kunciin gue di kamar mandi sendirian! Mana lampu-nya di matiin! Yak! Cari mati lo ya!" Teriak Renjun, seraya menggedor-gedor pintu dari dalam kamar mandi, yang sengaja di kunci dari luar oleh Haechan.

Bukan-nya membukakan pintu kamar mandi yang ia kunci, Haechan malah tertawa dan semakin menakut-nakuti Renjun.

"Hati-hati lih Njun! Awas! Nanti di belakang-nya ada Valak! Kau sama Valak sama-sama galak! Jadi hati-hati! Nanti di masukkin ke dalam sekte-nya loh!" Ledek Haechan yang semakin membuat Renjun kesal.

Yup, setelah Ten meninggalkan rumah mereka? Renjun dan Haechan sempat membicarakan masalah ini terlebih dahulu. Setelah di berikan banyak pengertian kepada Renjun, supaya Haechan tidak marah dan membenci Eomma-nya sendiri. Akhir-nya Haechan luluh dan menerima semua-nya.

Setelah membicarakan hal yang serius? Mereka berdua memutuskan untuk nonton film horor di kamar. Di temani dengan beberapa camilan dan minuman yang mereka taruh di meja samping ranjang mereka masing-masing.

"Yak Lee Haechan! Jangan sampe gue ngeluarin sikap anarkis gue ya!" Peringat Renjun.

"Kau mana bisa membuka pintu dari dalam! Orang kunci-nya ada dengan---"

*brak* suara pintu yang di dobrak dari dalam dengan sekali tendangan, sukses membuat pintu kamar mandi rusak seketika.

Haechan yang melihat itu pun langsung meneguk salivah-nya kasar. Ia dapat melihat Renjun yang mulai keluar dari kamar mandi.

Tanpa menunggu lama, Haechan mulai lari keluar dari kamar-nya, meninggalkan tontonan The Nun yang sedang ia tonton bersama dengan Renjun, begitu juga meninggalkan Renjun sendirian.

Renjun yang melihat itu pun tidak tinggal diam. Ia juga segera lari mengejar Haechan.

"Njun ampun! Aku cuma bercanda tadi! Jangan pakai kekerasan! Nanti aku laporin ke komnas HAM atas dasar kekerasan dalam rumah tangga!" Pinta Haechan, dengan sedikit ancaman. Namun tak membuat Haechan yang tidak menghentikan lari-nya, dari kejaran Renjun.

Renjun yang sudah emosi-nya di ambang batas pun tidak perduli. Ia tetap mengejar Haechan. Menurut Renjun, kalau belum ketangkep? Rasa-nya belum puas.

Renjun sangat kesal dan marah dengan Haechan, yang tingkat jahil-nya sudah melebihi akal dan pikiran-nya!

Bagaimana tidak kesal? Coba kalian bayangin jika kalian ada di posisi Renjun. Malam-malam yang sedang menonton film hantu, dengan keadaan semua ruangan gelap. Namun tiba-tiba kalian kebelet pipis, dan dengan terpaksa harus ke kamar mandi.

Tidak mungkin kan Renjun harus mengompol di atas tempat tidur? Jadi Renjun putuskan untuk pergi ke kamar mandi. Namun, sebelum pergi, Renjun mempause terlebih dulu film yang sedang ia tonton bersama dengan Haechan, lalu menyalakan semua lampus yang ada di dalam kamar-nya.

Masuk ke dalam kamar mandi, dan ketika kalian sedang membuang keperluan kalian di dalam kamar mandi? Tiba-tiba kamar mandi kalian di kunci dari depan, semua lampu di matikan, dan film di putar dengan volume full yang sangat kencang, di sertai banyak-nya adegan yang mengagetkan, yang dapat di dengar Renjun dari dalam. Udah gitu di tambah Haechan yang menakut-nakuti diri-nya.

Bagaimana Renjun tidak histeris ketakutan coba hah?! Bagi Renjun, Haechan suami tergila yang pernah Renjun temui! Kenapa bisa ya Renjun jatuh hati kepada pria yang benar-benar membuat kesabaran-nya habis?!

Haechan yang tingkat jahil-nya melebihi batas akal manusia. Serta Renjun dengan kesabaran-nya yang sangat tipis. Bahkan kapas saja kalah tipis-nya dengan kesabaran Renjun.

Haechan tipikal manusia yang tidak pernah puas untuk mengganggui lawan-nya. Serta Renjun yang tidak pernah puas, kalau lawan-nya belum ia tangkap dan eksekusi.

*bruk* Haechan terjatuh tepat di atas sofa, ketika sedang berlari menghindari pukulan Renjun.

Renjun yang melihat kesempatan itu pun tidak tinggal diam. Ia segera menerjang tubuh Haechan. Menindih tubuh Haechan, dan memulai aksi-nya.

Ia memukuli Haechan, di sertai beberapa kalimat kesal yang terlontar di mulut Renjun untuk Haechan.

Haechan yang tengah berada di bawah kungkungan Renjun pun hanya bisa pasrah, meringis, serta menghindari segala pukulan Renjun yang hampir mendarat di wajah-nya.

Bagi Haechan, yang terpenting wajah-nya baik-baik saja. Bisa bingung dia kalau ke kantor dengan keadaan wajah yang sembab karena pukulan Renjun.

"Sudah puas?" Tanya Haechan, begitu pukulan Renjun terhenti, serta Renjun telah menyingkir dari atas tubuh-nya.

Renjun menganggukkan wajah-nya, dna mengontrol semua pernapasan serta emosi-nya.

Melihat Renjun yang tengah diam, Haechan langsung memeluk Renjun, dan mencium pucuk kepala Renjun.

"Maafin aku ya sayang. Aku cuma bercanda kok. Aku tau bercanda aku keterlaluan, sampai kamu kesal swperti itu." Ucap Haechan.

Renjun menganggukkan kepala-nya. "Iya. Lain kali jangan kayak gitu lagi! Lihat saja, kalau sampai kamu kayak gitu lagi? Aku akan membalas-nya! Aku akan mengurung-mu di dalam ruangan yang penuh serangga!" Peringat Renjun yang mengancam Haechan.

Renjun tau kalau Haechan itu takut serangga. Jika kalian membaca cerita sebelum-nya? Kalian pasti tau kalau semua perkataan Renjun tidak pernah main-main, dan tentu saja ucapan Renjun membuat Haechan was-was.

"Iya-iya, aku gak akan kayak gitu lagi. Lebih baik kita kembali sekarang." Titah Haechan yang sudah membangunkan Renjun dari duduk-nya.

"Tapi aku tidak mau menonton film lagi!" Peringat Renjun.

"Iya sayang. Kita udahan nonton film-nya. Bagaimana kalau acara nonton film-nya kita rubah menjadi cuddle sepanjang malam?" Seru Haechan, menawarkan tawaran yang sangat bagus untuk dirinya sendiri.

"Ck! Itu mah penawaran yang sangat bagus untuk diri-mu! Bukan diri-ku! Aku pegal kalau terus di peluk sama kamu!" Seru Renjun, menolak penawaran Haechan.

Haechan mendecak kesal ketika mendengar tolakan Renjun. Sudah sering kalu Haechan katakan bukan? Kalau Renjun itu sangat sulit ia bodohi.

"Jadi kau ingin apa? Bagaimana kalau kita membuat anak? Bukan-kah itu suatu hal yang menyenangkan?" Usul Haechan lagi.

"Gak ada ya! Baru kemarin kita bikin anak! Gak ada bikin anak lagi! Aku capek sama lelah! Yang di bawah sana juga masih terasa sakit!" Ucap Renjun, yang lagi-lagi menolak tawaran Haechan.

"Terus kamu mau-nya apa?" Tanya Haechan yang sudah sangat frustasi.

"Bagaimana kalau langsung tidur saja? Toh besok kita harus ke rumah sakit bukan?" Usul Renjun.

"Tidak mau Renjuniee, aku belum mengantuk!" Tolak Haechan.

"Ya sudah, kamu tidak usah tidur! Aku saja yang tidur!" Final Renjun.

"Tapi Njun--"

"Tidak ada bantahan! Membantah sama dengan tidak di kasih jatah selama 1 minggu!"

AFTER WEDDING_HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang