2. Are You Jelaouse?

789 43 0
                                    

Jam makan siang sudah tiba. Sudah waktu-nya bagi semua orang beristirahat untuk makan siang. Meninggalkan segala aktivitasnya untuk makan siang.

Termasuk Haechan dan Renjun yang saat ini tengah bersiap. Haechan yang pergi dari kantor-nya, menuju restaurant yang sudah di tentukan dirinya dan Renjun tadi malam. Serta Renjun yang jalan dari butik-nya, menuju tempat yang telah mereka tentukan.

Yup, jika Haechan memutuskan untuk meneruskan usaha yang telah ia bangun dari sewaktu ia sekolah. Berbeda dengan Renjun yang lebih memilih membuka butik hasil rancangan dia sendiri.

Renjun yang terkenal sangat handal dalam hal menggambar, ia mendedikasikan gambarnya ke dalam design berbagai gaun dan pakaian yang ia buat.

Tentu saja Renjun meminta izin terlebih dahulu kepada Haechan, sebelum dirinya membuka butik. Tapi tetap saja ya! Renjun buka butik dengan hasil uang-nya sendiri! Uang yang selama ini ia tabung! Ya walaupun Haechan bersih keras untuk membantu, namun tetap saja Renjun menolak.

Dan untung saja Haechan itu bukan pria yang berpikiran kulot, yang tidak membiarkan seorang wanita berkerja, dan harus di rumah untuk mengurus rumah tangga mereka.

Haechan mengizinkan Renjun. Ah tidak, malah men-support Renjun dalam usaha-nya. Haechan sering kali menawarkan bantuan, dan bahkan ingin menanamkan saham, serta kerja sama dengan butik Renjun.

Namun Renjun selalu menolak. Renjun ingin butik-nya maju dengan usaha-nya sendiri. Bukan dari campur tangan orang lain, bahkan campur tangan suami-nya sendiri.

Haechan pun menuruti permintaan Renjun. Saat ini, Haechan hanya bisa mendukung Renjun, serta memberikan bantuan kepada Renjun, kalau memang Renjun membutuhkan bantuan.

"Yak Lee Haechan!" Teriak Renjun begitu sampai di restaurant yang biasa mereka kunjungi.

Lee Haechan, pria yang tengah duduk menunggu Renjun pun segera mengangkat wajah-nya. Ia segera beranjak dan lari dari tempat duduk-nya, begitu mendengar nama panjang-nya di sebut, serta melihat raut wajah Renjun yang sudah marah.

"Yak Lee Haechan! Jangan kabur ya kau! Sini kau!" Teriak Renjun yang terus mengejar Haechan.

Haechan meringis. Ia tau pasti ini dampak yang ia lakukan tadi pagi. Mengacak kamar yang sudah di bereskan Renjun dengan sangat rapi dan tertata, menjadi kamar yang sangat berantakan.

"Sayang! Jangan bertingkah anarkis! Aku masih ada meeting setelah ini." Pinta Haechan, memohon kepada Renjun, namun tidak menghentikan lari-nya.

"Alasan! Kemarin juga kau memakai alasan seperti itu, agar terhindar dari amukkan aku!" Ujar Renjun, yang tidak akan percaya lagi dengan akal bulus Haechan.

"Sumpah demi cinta aku pada kamu, aku tidak berbohong. Kau bisa tanya Yangyang kalau tidak percaya." Ujar Haechan, yang masih berusaha mendapatkan kepercayaan Renjun. Agar ia terhindar dari segala amukkan Renjun.

Li Yangyang, pria yang sudah menjadi asisten Haechan selama beberapa tahun. Pria yang membantu Haechan dalam mengembangkan bisnisnya.

Renjun tidak akan percaya kepada pria yang bernama Liu Yangyang. Karena sikap dan sifat Yangyang itu 11 12 sama seperti Haechan 

Bukan cuma itu! Renjun tidak percaya dengan teman laki-laki Haechan. Karena teman Haechan pasti akan menutupi segala tindakan Haechan.

Seperti kemarin, Renjun mencoba bertanya kepada Jeno, apakah Haechan ada di sana? Jeno malah bilang ada. Padahal sudah jelas-jelas Haechan ada di rumah, sedang membuatkan Renjun makan.

Kan? Semua omongan pria itu memang tidak bisa di percaya! Cuma bisa di screen shoot, dan cuma bisa di iya-in!

Karena sudah merasa jengah, lelah, dan juga lapar? Renjun lebih memilih untuk mengalah dan melepaskan Haechan.

Renjun langsung duduk di kursi yang tadi Haechan tempati, dan langsung memakan makanan yang sudah di pesan Haechan.

Haechan yang sudah melihat seekor serigala, sudah berubah menjadi rubah pun, perlahan mendekati Renjun.

"Maaf." Ucap Haechan, begitu tiba di hadapan Renjun.

Renjun hanya diam, dan melanjutkan acata makan-nya.

Tingkah Renjun yang diam, sukses membuat Haechan gelisah bukan main.

Bagi Haechan, lebih baik Renjun bersikap anarkis, lalu bersikap biasa setelah-nya, daripada harus diam seperti ini.

"Injunieeeee, maafkan aku! Aku janji--"

"Ssstt! Jangan berisik ish! Aku sedang makan! Kalau aku tersedak--- uhuk!" Belum sempat menyelesaikan ucapan-nya, Renjun malah tersedak sungguhan.

Haechan yang melihat itu pun langsung memberikan Renjun minum.

"Makanya jangan bawel! Makan tuh makan aja yang benar! Jangan sambil berbicara! Ini kan akibat-nya!" Oceh Haechan yang sukses membuat Renjun speechless.

"Kau mau aku pukul?!" Ancam Renjun yang sudah siap siaga, dengan memegang sendok, yang sudah berpose ingin memukul Haechan.

"Hehehe, tidak. Ampun! Kita damai!" Final Haechan.

Renjun hanya bisa mendengus kasar, dan melanjutkan makan-nya. Di ikuti Haechan yang juga makan bersama dengan Renjun.

"Bagaimana kerjaan-mu?" Tanya Renjun.

"Seperti biasa. Hanya masalah kecil biasanya yang sering terjadi." Jawab Haechan.

"Bagaimana dengan-mu?" Tanya Haechan kepada Renjun.

"Aku akan menjalin kerjasama dengan perusahaan milik Hrvy." Ujar Renjun.

Mendengar nama Hrvy di sebutkan, Haechan langsung memberhentikan makan-nya. Netra Haechan langsung menatap Renjun yang tengah asyik makan, tidak memperdulikan perubahan Haechan saat ini.

"Harvy? Anak luar yang sekelas dengan kita dulu?" Tanya Haechan.

"Hrvy dari Britania Raya." Ralat Renjun.

"Iya, Hrvy yang itu?" Tanya Haechan.

"Iya Haechan, kenapa emang?" Tanya Renjun, yang saat ini sudah mengangkat wajah-nya, menatap Haechan.

"Aku tidak setuju. Kerja sama saja dengan-ku ish!" Ujar Haechan yang sudah mulai merengek layak-nya anak kecil.

"Loh, kenapa tiba-tiba? Emangnya kenapa? Kok tidak boleh?" Tanya Renjun penasaran.

"Aku tidak suka. Kalau kau tidak mau bekerja sama dengan-ku? Aku akan mencari beberapa investor untuk butik-mu." Ujar Haechan.

Renjun diam sejenak, memikirkan ucapan Haechan. "Kau cemburu?" Tanya Renjun.

"Tidak! Aku tidak cemburu! Aku hanya tidak suka saja kau dekat dengan-nya!" Sangkal Haechan.

Beda di mulut, beda lagi di hati. Bila di mulut bilang tidak? Maka di hati bilang iya!

Iya! Haechan cemburu! Sangat malah! Terlebih ketika dia mengingat kejadian dulu! Di mana Hrvy yang terus-terusan mendekati Renjun, dan berniat untuk menjadikan Renjun kekasih-nya.

Bahkan dulu, Hrvy sering sekali memonopoli Renjun, agar Renjun tidak bisa bermain dengan diri-nya.

"Kalau tidak cemburu, kenapa tidak boleh?" Tanya Renjun, memancing Haechan.

Karena sungguh, Haechan yang tengah cemburu itu sangat menggemaskan.

"Ya--- karena aku tidak suka saja! Dia sok tampan!" Ujar Haechan, di iringi dengusan kesal.

"Tapi dia beneran tampan." Ralat Renjun.

"Injun~~~" Rengek Haechan yang sudah seperti anak kecil yang tidak di belikan lolipop.

"Baik-lah, aku tidak akan menjalin kerjasama dengan-nya. Tapi kau tidak perlu mencarikan investor untuk perusahaan-ku. Aku bisa mencari-nya sendiri."

AFTER WEDDING_HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang