5. Get Out

329 24 0
                                    

Setelah makan malam bersama, Renjun dan Haechan akhirnya sampai di rumah mereka.

Keluar dari mobil milik mereka, dan segera masuk ke dalam rumah.

Sampai di dalam rumah, baik Haechan maupun Renjun terkejut mengenai kedatangan Ten, yang saat ini duduk di ruang keluarga mereka.

"Eomma?" Tegur Haechan, yang sukses membuat Renjun menoleh.

Melihat Ten yang tengah duduk, tengah meminum secangkir teh di tangan-nya, lalu Ten meletakkan-nya kembali, Renjun langsung menghampiri Ten, dan duduk di samping hadapan Ten.

"Eomma kenapa tidak bilang dulu ke Renjun kalau mau datang?" Tanya Renjun, yang saat ini sudah ada di hadapan Ten.

Ten terdiam sejenak. Memperhatikan Haechan sejenak, lalu mengalihkan pandangan-nya kepada Renjun, setelah melihat isyarat yang Haechan berikan.

"Eomma memang sengaja tidak memberitahu kalian. Ada hal penting yang ingin Eomma bicarakan dengan kalian." Ucap Ten, yang tidak perduli dengan tatapan Haechan saat ini.

"Eomma stop! Jangan lagi! Lebih baik Eomma keluar dari rumah Haechan sekarang!" Usir Haechan. Haechan tidak mau perkataan Eomma-nya menyakiti Renjun nanti-nya.

"Haechanie! Tidak boleh seperti itu kepada Eomma-mu! Dia datang jauh-jauh dari rumah-nya! Kau tidak boleh mengusir-nya seperti itu!" Ucap Renjun, memperingati tindakan Haechan yang tidak sopan kepada Eomma-nya.

"Kau dengar sendiri bukan Lee Haechan? Bahkan istri-mu saja paham." Sahut Ten, menatap Haechan dengan senyuman penuh makna.

"Apa hal penting yang ingin Eomma katakan?" Tanya Renjun, yang tidak memperdulikan genggaman tangan Haechan saat ini.

Yup, Haechan sudah berada di samping-nya, dan menggenggam tangan Renjun.

"Renjun, kau tau bukan kalau pernikahan antara diri-mu dan Haechan sudah berjalan lama?" Seru Ten, bertanya kepada Renjun.

Renjun yang mendengar itu pun, langsung tau ke mana arah pembicaraan Ten saat ini.

Namun, ia tetap memilih untuk diam, dan membiarkan Ten melanjutkan apa yang ingin Ten katakan.

"Iya Eomma. Pernikahan kami sudah berjalan 3 tahun lebih. Apakah ada masalah?" Tanya Renjun, yang pura-pura tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Ten.

Haechan menatap Ten penuh permohonan. Ia ingin Ten menghentikan omongan-nya yang nanti-nya akan melukai Renjun.

"Kau tau? Jika di umur pernikahan kalian yang sudah berjalan lama, biasanya ada kehadiran sosok manusia kecil yang menjadi keramaian untuk rumah kalian." Ucap Ten.

Renjun tersenyum mendengar ucapan Ten! Benar apa yang dia pikirkan! Ten meminta sebuah anak dari Renjun. Ah tidak! Cucu!

"Eomma meminta kami untuk melahirkan sebuah keturunan untuk keluarga Lee?" Tanya Renjun to the point.

"Kau benar! Xiaojun dan Hendery sudah memberikan kami keturunan. Sedangkan kau dan Haechan belum memberikan Eomma keturunan." Ucap Ten.

"Aku juga ingin, sangat malah. Tapi Tuhan belum mempercayai kami untuk menitipkan makhluk ciptaan-nya ke dalam rahim Renjun." Ucap Renjun, yang masih menjaga tutur kata-nya.

Genggaman tangan Haechan semakin menguat, di kala Renjun berkata seperti itu.

"Eomma tau. Maka dari itu Eomma ingin memeriksa diri-mu ke dokter. Apakah kamu memiliki masalah, maka dari itu kau belum mengandung." Ujar Ten.

"Eomma!" Peringat Haechan.

Sungguh! Perkataan Eomma-nya sudah di luar batas, dan sukses membuat Haechan kesal bukan main.

Kalau saja tangan Renjun tidak menahan-nya untuk beranjak dari duduk-nya, sudah Haechan pastikan kalau saat ini Ten sudah Haechan usir keluar.

"Baiklah, Renjunie mau memeriksa tubuh Renjun. Apakah ada masalah yang menghambat kehamilan Renjun atau tidak." Ujar Renjun.

"Njun, tidak! Kita sudah memeriksanya bukan? Dan hasil-nya juga tidak ada apa-apa di dalam tubuh-mu yang menghambat kehamilan!" Ujar Haechan, memperingati Renjun.

Ya, ketika usia pernikahan mereka yang kedua tahun, Ten juga pernah meminta Renjun memeriksa tubuh-nya, apakah ada masalah yang terjadi di dalam tubuh-nya, sehingga dia belum bisa mengandung anak? Tapi nyata-nya tidak ada masalah apapun di dalam tubuh-nya Renjun. Tidak ada kemandulan di tubuh Renjun, sehingga tidak memungkin Renjun untuk hamil.

Renjun tidak mandul, jadi mereka masih mempunyai kesempatan untuk mengandung seorang anak.

"Haechan-ah. Aku tau dan bahkan ingat tentang itu. Tapi, apa coba-nya kalau memeriksa kembali? Eomma-mu berkata seperti ini tuh berarti perduli kepada diri-ku. Ia tidak mau terjadi sesuatu kepada-ku. Bukan begitu Eomma?" Tanya Renjun yang masih memberikan senyuman tulus-nya.

"Benar sekali. Eomma takut kalau terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, yang nanti-nya akan membuat-mu dan Renjun menyesal Nak." Jelas Ten, menatap Haechan, lalu menatap Renjun.

Haechan yang mendengar itu pun mendecih kesal. Ia tau maksud sang Eomma bukan seperti itu! Eomma-nya cuma menginginkan seorang cucu! Tidak dengan kesehatan fisik dan mental Renjun!

Kalau misalkan Eomma-nya takut Renjun kenapa-napa? Eomma-nya tidak akan menjodohkan Haechan dengan banyak-nya wanita, karena Renjun belum bisa mengandung, dan memberikan keturunan untuk keluarga Lee.

"Jadi, kapan kita akan periksa-nya?" Tanya Renjun, menatap Ten.

"Besok, jam--" Ucapan Ten terpotong karena Haechan mengintrupsi diri-nya 

"Aku ikut!" Seru Haechan.

"Tentu saja kau ikut menemani Renjun sayang. Kau kan--"

"Bukan! Bukan ikut menemani Renjun! Tapi aku juga ingin ikut di periksa. Kali saja permasalahan-nya bukan berada di Renjun, tapi berada di diri-ku." Ucap Haechan, meralat ucapan Ten.

"Sayang, Eomma yakin kau tidak kenapa-napa. Semua kesehatan-mu sangat bagus. Eomma---"

"Aku tidak akan membiarkan Renjun periksa sendirian! Aku juga ingin di periksa! Biar Eomma bisa melihat apakah Renjun yang bermasalah, atau anak-mu ini yang bermasalah." Ucap Haechan, memotong kembali ucapan Ten.

"Sayang, jangan seperti itu ya. Aku tidak keberatan kok periksa sendiri." Ucap Renjun. Renjun tidak ingin Haechan membantah perkataan orang tua-nya. Walaupun Ten bukan Eomma kandung-nya, tapi tetap saja Ten itu Eomma-nya Haechan yang sangat menyayangi Haechan.

"Aku ikut atau tidak sama sekali?" Ucap Haechan, memberikan dua pilihan kepada Ten.

Ten terdiam sejenak, sampai akhir-nya ia menghembuskan nafas-nya, dan menjawab. "Baiklah. Kau juga ikut mrlakukan pemeriksaan." Final Ten. Daripada tidak sama sekali, lebih baik mereka berdua memeriksa bukan?

Haechan tersenyum senang mendengar penuturan Ten. Berbeda dengan Renjun yang terlihat khawatir.

Entah kenapa Renjun tiba-tiba khawatir akan hal ini. Seakan tidak mau Haechan memeriksa kondisi-nya.

"Apalagi yang ingin Eomma katakan?" Tanya Haechan yang sukses membuyarkan lamunan Renjun.

Ten menggelengkan kepala-nya, menjawab pertanyaan Haechan. "Tidak ada."

"Tidak ada lagi bukan? Kalau begitu, silahkan keluar dari rumah-ku. Aku dan Renjun ingin beristirahat untuk pemeriksaan besok."

AFTER WEDDING_HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang