"Jam 10, ada meeting dengan Tuan Nakamoto Ashahi, meeting ini cukup penting karena Perusahaan Tuan Nakamoto sangat berpengaruh, jadi saya mengundur waktu untuk pertemuan anda dengan Tuan Choi Siwon." Jelas Kim Jaejoong, sementara pemuda tampan dengan garis wajah keras itu hanya menatap serius dengan beberapa berkas yang Kim Jaejoong berikan, pemuda itu hanya mengangguk.
"Baiklah jika semua sudah kau atur." Kim Jaejoong tersenyum. Ia masih berdiri disana, tetapi pemuda itu menatap dingin Kim Jaejoong dari tempatnya duduk.
"Keluarlah jika tidak ada yang disampaikan lagi." Ujarnya dengan nada sedikit tinggi, Kim Jaejoong pun hanya menunduk dan segera pergi, tak lama pintu ruangan itu pun terbuka, seorang wanita pun datang dengan pakaian cukup minim.
"Yunho-ah, aku sangat merindukanmu!" Ujarnya dan segera berlari menuju pemuda tersebut. Kim Jaejoong menghela nafasnya. Bahkan ia kini melihat wanita tersebut dipangkuan bossnya tersebut. Kim Jaejoong menarik nafas dalam.
"Tuan Jung, 1 jam lagi kita akan pergi." Ujar Kim Jaejoong.
"Aku tahu, bahkan waktu itu cukup untuk kami bermain, benar bukan sayang?" Ujar pemuda tersebut, Kim Jaejoong hanya menahan panas pada matanya, bahkan ia pun mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan tersebut. Selepas dari ruangan tersebut ia menjatuhkan air matanya.
"Kau sengaja melamar pekerjaan ditempatku? Ah sangat besar nyalimu. Aku pikir kau akan malu bertemu denganku sejak kelulusan sekolah saat itu."
"Maaf Tuan, bukankah itu tidak ada dalam interview?"
"Berani sekali ternyata nyalimu." Ujarnya dengan tersenyum sinis. "Baiklah, aku akan bersikap objektif, jujur saja nilaimu sangat baik dalam mengikuti semua tes yang diberikan. Tetapi, ada satu syarat. Kau harus menjaga jarak denganku, bagaimanapun aku tahu kau menyukaiku, dan jujur saja aku masih menyukai lubang wanita."
Jujur saja rasa sakit itu ada, jujur saja ia tak ingin melihat pemuda yang sangat ia cintai bersama orang lain, jujur saja ia hancur kali ini. Ia tahu ini menyakitkan, tetapi ia sendiri tidak mampu untuk pergi. Bodoh, ya memang ia tahu dirinya bodoh.
Kim Jaejoong melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Jung Yunho, jujur saja ia tak kuat untuk mendengar suara-suara dari mulut wanita tersebut. Ini bukan kali pertama wanita datang, bahkan Jung Yunho tak menetap pada satu wanita. Entah apa yang ada dipikiran pemuda itu.
...
Kim Junkyu tersenyum setelah membantu Xiao Zhan.
"Sudah selesai, ah sangat menyenangkan, bahkan mereka sangat menunggu beberapa video yang kau unggah, dan lagi kau tahu hyung, Jae hyung mengatakan besok kau di undang dalam sebuah acara. Aahhh menyenangkan sekali." Xiao Zhan tersenyum.
"Seandainya aku bisa melihat komentar mereka." Kim Junkyu segera meraih tangan Xiao Zhan dan menepuknya dengan pelan.
"Daijoubu." Ujar Kim Junkyu dengan tersenyum. "Haruto sering mengatakan itu kepadaku dulu."
"Haruto? Temanmu?" Tanya Xiao Zhan. Kim Junkyu mengangguk dengan penuh semangat.
"Ah ya! Usianya 4 tahun dibawahku, dia berkewarganegaraan Jepang, lengkapnya Watanabe Haruto, dia pemuda yang sangat tampan hyung! Dia pun pewaris Hotel besar di Jepang." Xiao Zhan tersenyum.
"Kau sangat dekat dengannya?"
"Heemm. Sangat-sangat dekat! Bagiku dia adalah orang yang sangat berharga yang pernah aku miliki."
"Zhèn de ma?"
"Hn?"
"Ah, maaf... maksudku sungguhkah?" Kim Junkyu pun terkekeh, ia mengercutkan bibirnya, sementara ia bersandar pada sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Love?
FanfictionEntah apakah membenci itu adalah cinta? Merindukan itu adalah cinta? bahkan merasa sakit adalah cinta? Satu kata yang tidak mungkin dimengerti apa maknanya.