Tujuh

300 16 0
                                    

Semenjak kejadian dimalam itu, aku kini malah kepikiran terus dengan Al. Bayang bayangnya telah menjadi bagian dalam bunga tidurku.

Dia selalu datang menawarkan cinta. Hingga kamipun bercinta dengan puas di alam mimpiku yang indah.

Aku tidak sanggup melupakannya. Aku telah dirasuki olehnya hingga membuatku gila.

Begitupun dengan kejujuran Al yang membuatku dilema.

Tapi, aku masih menyimpan rasa cintaku pada Al. Aku tidak berani mengutarakannya. Sedangkan pada istriku Revika akupun hampir tak pernah sama sekali. Karena ucapan CINTA itu sangat sakral bagiku. Maafkan aku Al!

"Mas, kenapa akhir akhir ini sering melamun ada apa, mas?" tanya istriku bergelayut manja sambil menatapku dengan Poppy eyes yang bikin gemas.

Ku hela nafas ringan...
Haruskah aku mengutarakan sebenarnya terjadi? Rasanya tidak perlu. Aku tidak ingin terjadi keributan. Pasti istriku akan marah padaku. Aku tak ingin gara gara hal sepele terlebih ini mengungkit masalalu semuanya jadi berantakan. Aku tidak mau hal itu terjadi.

"Nggak ada apa apa dek" balasku, karena aku sembunyikan perasaanku yang galau saat ini.

"Mas, aku tahu mas lagi nyembunyiin sesuatu padaku. Jujur saja mas, aku tidak akan marah. Aku janji!" Ku tatap matanya yang jernih, ku lihat ke teduhan disana membuatku tak tega untuk mengatakannya karena ini akan membuatnya terluka.

Aku tahu konsekuensinya dari hal mengungkit masalalu itu tidak baik akibatnya.

Tapi, istriku terus mendesakku membuatku makin tak menentu...

"Apa ini ada hubungannya dengan Al?" Ada jeda sebentar. Ku lihat air muka istriku berubah. Matanya memerah, aku tahu kalau hatinya sedang terluka.
"Semenjak ada Al, mas sangat berubah" istriku melepaskan tangannya membuatku makin tak enak.

"Dek, ak- aku,,," suaraku terbata karena memang aku lagi bingung.

"Aku tak ingin mas selalu di manfaatkan. Mas terlalu baik untuk siapapun" istriku diam sejenak, seperti merenung. Aku masih ingin mendengarkan kelanjutannya. Ingin tahu kejujurannya, atau jangan jangan memang Al yang bikin ulah. Entahlah? Siapa yang harus ku percayai dari orang orang yang sangat mencintaiku.

"Mas boleh membenciku. Jikapun Al telah bercerita banyak pada mas. Tapi, satu hal yang perlu mas ketahui aku hanya ingin,,," sampai disitu istriku menangis sesenggukan. Air matanya sudah tumpah ruah.

"Maafkan aku mas. Maafkan aku!" itulah ucapan terakhirnya sambil memelukku dalam tangisannya penuh penyesalan.

"Nggak apa apa, aku memaafkanmu dek. Tidak seharusnya aku mengingat masalaluku. Semua itu ku anggap sebagai pelajaran hidupku. Kita sudah punya Ramadhan. Kita didik dia dengan kasih sayang. Maafkan aku karena aku menyimpan rasa ini untuk diriku sendiri-"

"Apa mas masih mencintai Al seperti dulu?"

"Entahlah? Aku sendiri tidak tahu mengenai perasaanku. Mengapa kamu menanyakan hal itu?"

"Aku ingin tahu"

"Al yang selalu mengatakan cinta padaku. Tapi, aku tidak pernah membalasnya hingga detik ini"

"Syukurlah!"

Wajah istriku terlihat bahagia, setidaknya aku telah jujur mengenai perasaanku terlebih pada Al. Hanya Tuhan lah yang tahu semuanya karena perasaan itu ku simpan jauh direlung hatiku.

Aku tahu istriku memang bersalah, tapi aku tidak menyalahkannya karena inilah takdir serta jalan hidupku. Aku tidak mungkin menyesalinya walaupun terkadang aku juga tidak menerimanya. Terkadang, aku menyalah Tuhan atas ketidakadilan-NYA dalam cerita hidupku.

"Mas mau!"

"Tidak untuk saat ini"

"Mas masih marah padaku?"

"Buat apa?"

"Tentang hal masalalu"

"Lupakan"

"Maafkan aku mas"

"Kamu nggak salah"

"Berarti sudah tidak marah lagi"

"Sudah lupakan"

"Tapi aku ingin dicumbu malam ini, mas"

"Mas capek"

"Ayolah mas"

"Sekali saja, ya"

"Oke, hi hi hi,,,"

Tidak ada lagi kata yang terucap, malam ini kita bercinta. Walaupun bayangan Al selalu ada ada pikiranku,,,,,

#bersambung.....

KK3 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang