Rencana Pergi

103 15 0
                                    

Sakura sedang duduk bersama hinata dengan minuman yang sudah ada di atas meja. Dia menceritakan semua kejadian yang terjadi, dari dia yang pergi ke korea hingga pulang ke rumahnya yang sudah dijual oleh orang lain.

"Aku turut bersedih atas kejadian yang terjadi padamu. Kau tak perlu khawatir, aku bisa membantumu dengan meminjamkan uangku jika kau tak enak padaku" ucap Hinata dengan nada sangat lembut "Ohya Sakura. ku dengar kau dan Ino baru saja lulus dari kuliah, aku belum mengucapkan selamat untukmu. Selamat atas kelulusanmu sakura.." lanjut Hinata berbicara.

"Iya.. aku baru saja lulus belum lama ini. Terimakasih karena sudah mau membantuku Hinata, aku tidak tau harus bagaimana lagi jika kau tidak ada sekarang. Aku akan segera mengganti uangmu jika aku sudah dapat pekerjaan yang lebih baik. Aku juga akan melamar di perusahaan setelah ini Hinata..." Ucap sakura dengan nada tidak enak

"Wahh bagus kalau begitu. Aku bisa menanyakan pada Naruto nanti, apakah diperusahaannya membutuhkan pekerjaan atau tidak" ucap Hinata senang
"Hinata... kau memang sahabatku yang sangat baik. Terima kasih banyak dan maaf karena aku sudah menyusahkanmu.." ucap Sakura yang memeluk Hinata.

"Itulah gunanya teman Sakura... Kau tak perlu merasa tidak enak hati karena aku sebagai sahabatmu akan slalu ada untukmu, mungkin jika Ino tau hal ini dia akan lebih heboh dariku" ucap Hinata sambil tertawa.


Sakura pergi setelah berbicara dengan hinata.
Dia bergegas mencari tempat untuk di tinggali dan menemukan apartemen yang dimiliki oleh keluarga nara temari.
Apartemennya tidak begitu besar namun cukup untuk di tempatinya seorang diri.

"Jika kau ada keluhan, kau bisa langsung memberitahukan padaku ya Sakura" ucap Temari
"Ha'i, terima kasih Temari-san. saya akan memberitahumu jika ada keluhan"
"Hey.. kau tak perlu seformal itu, sepertinya umur kita juga tak berebeda jauh. panggil saja namaku Temari" tawa Temari.
"Baiklah Temari, kalau begitu aku akan masuk untuk membereskan barang barang ku dulu"
"Ya silahkan" ucap Temari.

Sakura mengeluarkan semua pakaiannya dan memindahkannya ke dalam lemari yang berada di pojok dinding. Dia kembali sedih saat mengeluarkan foto dirinya dan kedua orangtuanya yang diambil saat sakura menang lomba matematika disekolahnya dulu.
Sakura pikir besok dia akan mencari pekerjaan di sebuah perusahaan. Dia ingin segera cepat mengganti uang hinata karena sangat tidak enak dengannya.
Setelah sakura mandi dengan air hangat ia berjalan menuju kasur yang cukup untuk ia tiduri seorang diri. Ia merebahkan tubuhnya lalu menuju alam mimpinya.

Sakura terbangun saat mendengar bunyi ketukan pintu, ia bangun dari tempat tidurnya lalu membukakan pintu

"Jidaat! Aku sudah mendengar apa yang terjadi padamu dari hinata... Kau baik baik saja sekarang? Mengapa kau tidak memberitahukanku, aku bisa membantumu hari itu juga jika kau menelefonku" ucap ino heboh.

"Hey.. tenanglah, kau bisa menghancurkan gendang telingaku jika kau bicara dengan suara sekencang itu. Aku hanya tak enak padamu karena aku pasti akan menggangu liburanmu, ayo masuklah" ucap sakura mempersilahkan ino masuk.

"Kau datang pagi sekali pig, sekarang bahkan baru jam tujuh. Ohya! kapan kau pulang? kau tak mengabariku jika kau sudah sampai" ucap sakura yang malah balik bertanya.

"Aku yang bertanya duluan padamu, aku pulang dari Hawaii kemarin dan tiba pada sore hari. Hinata bertemu denganku saat di supermarket, lalu dia mengajakku mengobrol dan menceritakan semua kejadian yang terjadi padamu. Aku sangat terkejut jidat! Saat mengetahui rumahmu yang sudah dijual, aku merasa aneh dengan apa yang terjadi padamu" ucap ino yang terheran

" Kita bahas itu nanti saja. Haiss aku lupa membeli bahan peresediaan.. apa kau mau menemaniku ke supermarket pig?" Tanya sakura yang menghiraukan perkataan Ino
"Tentu! Ayo kita kesana sekalian kita sarapan bersama di restoran terdekat" jawab ino semangat.

.

Sakura terkejut melihat ino yang seperti akan memborong semua isi mall. Dia terus ditarik kesana, kemari dan bahkan ino membelikannya beberapa peralatan rumah bahkan lengkap dengan bahan bahan makanannya.

Setelah selesai berbelanja cukup lama, mereka memilih untuk sarapan direstoran
"Hey pig apa kau gila?! ini sangat berlebihan, aku tidak mau terus menerus menyusahkanmu" ucap sakura dengan nada tak enak
"Jidatku sayang... Kau ini sahabat yang sudah ku anggap seperti keluargaku sendiri. Kau tak perlu khawatir, aku bahkan sangat senang bisa membantumu saat ini" ucap ino sambil menyedot minumannya
"Tapi aku benar benar tak enak denganmu..."
"Lupakan saja rasa tak enakmu, mari kita lanjutkan pembahasan tentang rumahmu yang sudah dijual tanpa sepengetahuanmu itu.
Aku masih merasa aneh saat bibimu yang tiba tiba memberikanmu hadiah tiket pergi keluar negri. Lalu saat kau pulang, kau bilang keluarga jiraya telah pindah tanpa ada yang tau keberadaan mereka dimana? Itu sangatlah aneh jidat.. apalagi dia memberikan banyak uang juga kan padamu?"

"Yang menjual rumahku itu sepupu jauhku Sasori. Kalau tentang bibiku aku pun tak tau kenapa mereka tiba tiba hilang tanpa kabar"

"Nah itu jidat.. aku berfikir bahwa paman dan bibimu bisa saja menjual rumahmu saat kau berada di luar negri. Mereka sengaja mengirimmu kesana, agar mereka dengan mudah menjual rumahmu" ucap ino meyakinkan sakura

"Itu tak mungkin pig, bibiku memberiku tiket itu sebagai hadiah atas kelulusanku" ucap Sakura yang tak mau asal menuduh paman dan bibinya. Namun, dia masih memikirkan ucapan ino.

"Baiklah kalau begitu. Coba kau tanyakan saja pada pembeli rumahmu darimana sasori bisa mendapatkan rumahmu" ucap Ino yang langsung membuat perubahan semangat di wajah sakura
"Benar sekali kau pig.. kenapa aku tak memikirkannya dari kemarin" ucap sakura senang
"Ohya jidat. aku sekarang sudah bekerja di perusahaan shimura corp. Nanti malam ada acara di perusahaan itu, kau mau tidak menemaniku datang kesana?" Ajak ino pada sakura.

"Em.. aku tak bisa janji, aku harus bekerja di caffe nanti" ucap Sakura yang tak enak menolak ajakan ino.

"Kau bisa meminta izin pada Hinata dan bilang bahwa kau ingin menemaniku" ucap Ino yang sedikit memaksa

"Tidak semudah itu pig. entahlah, akan aku kabari jika aku bisa nanti. Sekarang jam berapa? Aku akan terlambat kerja nanti" ucap Sakura panik.


TBC

love growsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang