Permulaan

19 0 0
                                    

Di suatu daerah yang bernama Flosgokov, terdapat sebuah kerajaan yang terkenal akan kehidupan yang harmonis. tidak hanya itu, rakyatnya pun sejahtera dan bahagia.

Selain kebijakan yang bagus dan tertata, sang raja juga tidak terlalu memperketat urusan kerajaan. Seperti halnya putri mereka tidak diharuskan mengenakan gaun sepanjang hari, namun hanya di momen-momen tertentu saja. Juga, anggota kerajaan diharuskan untuk bersikap ramah kepada siapapun.

"Rel, tolong siapkan kuda milikku. Aku kan berkuda sebentar lagi," ujar sang putri pada salah satu pengawalnya.

Tanpa menunggu, pengawal tersebut pun langsung turun dan mempersiapkan apa yang diminta sang putri.

Dengan baju berkuda nya yang berwarna putih dan coklat, sang putri berjalan ke arah meja makan yang mana raja dan ratu sedang menyantap makan pagi mereka.

"Hai sayang. Ayo makan dulu," pinta sang ratu.

"Hai bu, Zea makan roti aja."

"Mau berkuda?" Tebak sang raja.

"Yap."

"Beberapa pengawal akan ikut menemanimu."

"Rey saja yang ikut." minta sang putri.

"Baiklah." ujar sang raja menurut pada putri semata wayangnya.

Selesai menghabiskan makan paginya, sang putri segera turun dan menaiki kuda putih milik nya yang telah disiapkan sebelumnya.

"Rey saja yang ikut, lainnya silakan mengerjakan tugas lainnya." ujarnya pada beberapa pengawal yang sudah bersiap untuk mengikuti di belakang.

Tanpa menunggu jawaban para pengawal, sang putri yang biasa dipanggil Zea itu, telah memacu kudanya untuk segera keluar dari area kerajaan.

Perjalanan yang ditempuh untuk menuju tempatnya berkuda tidak terlalu jauh, hanya harus melewati satu lembah yang masih terjaga warna nya.

Tempat itu memang milik kerajaan, yang mana apabila anggota kerajaan akan berkuda pasti di tempat tersebut dan akan terjamin keamanannya.

Sesampainya disana, Zea langsung memacu kudanya untuk berlari, melompat, dan berjalan santai. Selain berolahraga, sebenarnya berkuda ini merupakan salah satu alasannya untuk kabur dari kerajaan. Sehingga ia dapat menghirup udara pedesaan dan melampiaskan rasa bosan dan malasnya.

Sang pengawal hanya menunggu dan mengawasinya dari luar area berkuda.

"Jangan terlalu diforsir putri," ujarnya mengingatkan, karena takut hal yang lalu terulang kembali.

"Aku tidak akan pingsan seperti dulu, Rey."

"Oiya, panggil Zea aja. Udah diluar kerajaan juga," lanjutnya.

Rey merupakan pengawal sekaligus teman kecil Zea. Jadi, ia memperbolehkannya untuk memanggil langsung dengan namanya.

"Berhenti dulu Ze, minum sini."

Mendengar ucapan Rey yang sedikit berteriak. Ia pun menurut, memelankan laju kudanya dan pergi ke tempat di mana Rey tengah menuangkan minum ke gelas yang telah tersedia.

"Terima kasih," ujarnya menerima gelas yang diberikan.

Selesai minum, Zea mengadahkan kepalanya. Melihat langit yang biru cerah serta angin yang berhembus tenang.

"Rey, habis ni ke tempat kaka dulu ya.."

Zea kemudian menaiki kuda dan memacunya untuk pergi ke tempat yang barusaja ia bicarakan.

Tempat itu sepi dan tenang, hanya ada gundukan tanah dan beberapa batu yang telah terukir nama. Itu merupakan tempat peristirahatan terakhir para anggota kerajaan.

That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang