Kaka Rayn

7 0 0
                                    

"Kau sudah sarapan kan?"

"Sudah." Jawab Zea tanpa menoleh pada Rey.

"Oh come on Ze. Jangan ngambek dong, ntar kamu jelek latihannya." Ucap Rey menyerah.

"Siapa suruh kek gitu." Ujar Zea malas.

"Liat ke sana, aku sudah meminta pengawal yang lain untuk membuatkan camilan kesukaanmu."

Zea melihat ke arah meja yang ada di sudut tempat lapangan.

"Owh baik sekali, oke ayo latihan." Ujarnya sembari tersenyum.

"Good. Oke, lari putari lapangan tempat latihan ini untuk pemanasan. Sebanyak 2x." Balasnya dengan tegas tapi tetap lembut.

"Tanpa kuda?"

"Tanpa kuda."

"Oke stop. Sini dulu ze." Ucap Rey yang menghentikan Zea setelah 3x memutari lapangan tempat berlatih.

"Minum Rey."

"Nih."

Zea lalu duduk dan meminum air yang diberikan Rey.

"Masih kuat?"

"Masih." Jawabnya masih dengan napas yang tersengal-sengal.

"Oke, duduk dulu aja 5 menit. Bentar aku akan menyusun sasaran target untukmu memanah."

"Rey, nanti pulang ke tempat Kaka dulu yaa.." teriak Zea agar Rey yang sedang menyusun target bisa mendengar ucapannya.

Rey hanya mengacungkan jempol sebagai jawaban.

"Sip, sudah. Jadi aku minta di latihan pertama ini, kamu jalan aja dan berhenti di tiap depan target. Kamu harus memanah tepat di tengah. Ada 5 target. Dan kamu harus berdiri di sini, sehingga jaraknya lumayan jauh." Lanjut Rey menjelaskan.

"Oke.."

Zea lalu mengambil peralatan panah nya dan mulai membidik. Setelah itu barulah ia melepaskan anak panah tersebut.

"Dari 5 target yang terpasang, kamu bisa membidik 3 dengan tepat dan 2 tidak di tengah tapi masih berada dalam target. Permulaan yang bagus." Puji Rey.

"Yey."

"Yang kedua, kamu naik kuda. Pacu kuda untuk berjalan sementara kamu harus membidik target dan melepaskan anak panah tepat di tengah target. Sebentar aku akan merenggangkan posisi antara taget satu ke target lain."

"Oke."

Setelah semua target terpasang sesuai keinginan Rey. Zea mulai menjalankan aksinya. Namun kali ini hanya 2 yang bisa berada tepat di tengah. Sisanya ada yang meleset dan mengenai target tapi tidak di tengah.

"Good job!" Teriak seseorang yang berada di sudut lapangan disertai tepuk tangan. 

"Kak Leoooo!" Teriak Zea dari tengah lapangan yang lalu memacu kuda nya untuk menghampiri Leo. 

"Udah latihannya?" Tanya Leo saat Zea telah turun dari kuda miliknya. 

"Gimana Rey, udah?"

"Kalo tuan putri sudah lelah, latihannya selesai."

"Aku masih kuat." Ucapnya sambil duduk. 

"Yakin? Jangan dipaksain Ze." Ujar Leo yang duduk disebelahnya. 

"Iya kak. Katanya disuruh gantiin posisi Kaka Rayn, masa latian gini aja udah nyerah."

"Oke, latihannya sampe sini aja. Dalam arti tuan putri harus lebih keras berlatih dalam membidik anak panah agar bisa memanah tepat di tengah."

That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang