Petasan

12 0 0
                                    

"Morning Ze." Sapa Leo yang baru saja keluar dari kamar bersamaan dengan Zea.

"Morning too Kak. Hehe dah lama gaada yang nyapa dari pintu itu." Celetuk Zea sambil tersenyum.

"You okay?"

"Harusnya Zea yang tanya. You okay kak?"

"I'm totally okay." Jawabanya tersenyum meyakinkan perempuan di hadapannya. 

"Jalan-jalan yuk kak habis makan."

"Enak aja jalan-jalan, kamu latihan."

"Huuu kok inget kalo aku harus latihan."

"Ye.. aku buru sarapan terus ke tempat latihan."

****

"Ayo Ze, panah sasarannya. Tapi kudanya harus tetep dalam kondisi berlari." Minta Rey. 

"Iya Rey." 

Zea kemudian berlatih keras hingga di detik kemudian ia memelankan laju kudanya dengan posisi tangan yang tengah menampung darah dari hidung nya. 

Rey yang mengetahui hal itu lalu segera berlari menyusul Zea di tengah lapangan dan membantunya turun lalu memapahnya kembali ke pinggir lapangan untuk duduk. 

"Bersihin tangannya pake tisu." Ujar Rey dengan memberikan handuk kecil pada Zea lalu membersihkan tangannya. 

"Makasi."

"Sama-sama, istirahat dulu ya.."

Bukannya menjawab Zea malah menunduk.

"U okay?"

Zea masih diam.

"Ze.." Ujarnya lembut.

"Nggak, mikir aja. Kaka nyuruh aku buat gantiin posisinya yang mana posisinya itu penting, harus bisa mimpin, harus bisa atur strategi. Tapi apa? Latihan gini doang aku udah mimisan." Jawabnya kesal pada diri sendiri.

"Sssttt, kondisi tiap orang beda Ze. Sampai Pangeran Rayn udah bilang gitu, berati dia percaya sama kamu."

"Emang aku bisa?"

"Bisa. Aku percaya. Latihan mu hari ini sudah meningkat pesat, cuman bedanya kamu harus lebih banyak jeda untuk istirahat. Tidak bisa diforsir terus menerus. Jangan merendah Ze, kamu pasti bisa." Ucap Rey menyemangati.

Zea tersenyum lalu membersihkan sisa darah di dekat hidung nya. 

"Yaudah ayo latihan lagi."

"Yakin kuat?"

"Yakin." Jawabnya semangat.

"Baiklah."

Rey dan Zea berlatih hingga hari mulai sore. Setelah itu mereka berjalan pulang. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan Leo dan pengawalnya datang dengan niat ingin menemui Zea. 

"Ayo Ze, aku ingin berbicara sebentar." Ucapnya membuat Zea memutar arah dan menyejajarkan kuda miliknya dengan Leo.

Sementara Leo dan Zea berjalan di depan, Rey dan Galen yaitu pengawal Leo berjalan tepat di belakang mereka. 

"Ze, aku gak tau bentuk "mitos" yang ada dalam surat itu kaya gimana. Cuman aku tadi malem kepikiran untuk bikin suatu pertanda."

"Pertanda?"

"Iya, nanti aku akan buat di sekitar kerajaan milikmu dan milikku. Jadi sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan. Kamu bisa pake pertanda itu dan aku akan tau. Sehingga aku bisa segera kesini untuk membantumu."

"Hmm ide bagus. Tapi bentuknya berupa apa?"

"Petasan."

"Petasan?" Tanya nya tidak paham.

"Iya, kaka udah diskusi sama Galen. Kamu gausa bingung, nanti kalo udah siap kaka kasih tahu kamu."

"Hm oke deh."

Mereka berdua lanjut berjalan hingga sampai di depan kerajaan Zea. 

"Kak, kakak nginep sini lagi ya.." Minta nya. 

"Iya Zea."

"Thank you kak."

"Tapi kamu harus ikut makan malam. Kaka gak mau kamu makan malam di kamar lagi."

"Iya Kak Leo. Yauda aku bersih-bersih dulu ya. Nanti ketemu di meja makan." Ujar Zea lalu turun dan menyerahkan kuda nya pada Rey.

Sementara itu Leo berbicara pada Rey sebentar sebelum akhirnya masuk ke dalam istana. 

****

"Selamat malam ayah, ibu. Loh Kak Leo mana?" Sapa Zea dengan senyum sambil duduk di kursi makan miliknya. 

"Tadi ada, mungkin masih di kamar." Jawab Raja Arnold dengan santai.

"Hm okei. Kita makan tunggu Kak Leo kan?"

"Kita duluan aja, Leo nyusul katanya." Balas Ratu Lea. 

Zea merasa sedikit aneh namun tetap mengikuti ucapan ibunya.

Mereka bertiga pun akhirnya makan dan sampai makanan di piring mereka masing-masing habis pun Leo masih juga tidak terlihat batang hidung nya. 

Zea merasa kesal dengan kakaknya itu. 

"Mana sih Kak Leo. Tadi suruh aku buat gak makan di kamar. Sekarang apa? Orang nya gaada." Ujar nya kesal. 

"Sabar, mungkin dia masih ada perlu." Ucap Ratu Lea menenangkan putrinya itu.

"Hish." 

Dengan rasa kesal, Zea lalu meninggalkan ruang makan. 

"SURPRISE!!!!" Ucap Leo yang membuat Zea menutup mukanya karena terkejut. 


That DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang