Hi, sebelumnya aku mau minta maaf belum bisa konsisten buat update. Terkadang, kalo aku terlalu sibuk aku tuh lupa buat up. Tapi, aku berterima kasih buat yang masih stay baca dan nungguin cerita aku. Sayang kalian💗
Let's go! Semoga suka, Happy Reading.
Dipagi hari ini, Bintang sudah siap untuk berangkat sekolah. Tapi suasana hari ini sangat berbeda. Bahkan penampilan Bintang saat ini tidak cukup baik. Kantung matanya terlihat jelas. Semalam, gadis itu menangis tanpa henti. Bintang rindu Ayah, Bintang menyalahkan dirinya, dan Bintang sangat terpuruk.
Astrid yang datang dari dapur saat sudah selesai menyiapkan sarapan pagi hari ini. Kakinya terhenti saat putrinya menuruni anak tangga dengan lemas. Pandangan putrinya juga kosong. Hati Astrid berdenyut sakit saat melihat kondisi Bintang. Tapi Astrid tidak akan membiarkan wajah sedihnya membuat putrinya semakin sedih. Sebuah senyuman harus Astrid tunjukkan untuk menghibur Bintang.
"Sayang." Panggilan dari Astrid membuat Bintang tersadar. Dia melihat bundanya berdiri di dekat meja makan dengan senyuman. Haruskah dia menyakiti senyuman itu karena kesedihannya?
Bintang membalas senyuman meski terasa aneh. Berjalan mendekat ke arah bundanya. Astrid dan Bintang sama-sama menyembunyikan kesedihanya.
"Ayok sarapan." Ajakan bunda Astrid membuat Bintang mengangguk kecil.
Astrid menyadari dengan jelas, bahwa keadaan putrinya sangat tidak baik hari ini. Seharusnya kemarin dia tidak memceritakan kejadian itu.
Keduanya sarapan dengan tenang. Hari ini tidak ada lontaran candaan seperti biasanya. Membuat keadaan semakin dibuat cukup berbeda dari biasanya. Astrid memelankan makanannya. Matanya menatap putrinya yang memakan tanpa suara.
"Bin, Bunda minta maaf." Bintang langsung menoleh kepada bundanya. Menatap bunda Astrid dengan ekspresi bingung. "Bunda udah buat kamu sedih. Seharusnya bunda gak bilang kemarin. Maafin bunda sayang. Ini sa-"
"No, Bunda. Ini bukan kesalahan bunda. Sudah seharusnya Bintang tau. Dan harusnya, Bintang yang minta maaf. Bintang minta maaf bunda. Gara-gara Bintang, Ayah pergi ninggalin kita." Bintang menunduk dengan sedih.
Astrid menggeleng keras. Tangan wanita itu terulur menyentuh tangan putrinya. Mendapat sentuhkan dari bundanya, Bintang pun mengangkat kepalanya.
"Sayang, bunda tidak pernah menyalahkan kamu atas kepergian Ayah. Dengerin bunda sayang, ayah dan bunda begitu menyayangi kamu melebihi diri kita sendiri. Ayah dan bunda bahkan rela ngorbanin nyawa hanya untuk kamu terus hidup ke depannya. Ayah dan bunda bahkan tidak pernah menyesal, justru kita akan sangat senang berkorban untuk anak kita." Astrid tersenyum menatap putrinya. "Semua orang tua di dunia ini ingin anaknya bahagia, termasuk Ayah. Ayah sayang banget sama kamu, sayang. Dan ayah tidak pernah membenci dan menyalahkan kamu atas semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RASI BINTANG
Teen Fiction"Jadi lo adalah cewek yang selama ini gue tunggu?" ~Rasi. "Kenapa gue gak inget apapun tentang lo?" ~Bintang. Kisah si Arrogant dan si Cerewet! Rasi Angkaswara. Lelaki berwajah tampan dengan tubuh yang tegap dan dijuluki 'Dewa Kematian.' Melanggar...