•
•
•˚ ༘ ⋆。˚ ✧ ˚ ༘ ⋆。˚
Aku menitipkannya pada hujan
Biar diambilnya sedemikian rupa sebatang yang rapuh
Dihujaninya tak lagi sendu
Aku menitipkannya pada angin
Sekiranya kau—enggan menyeruput satu gelas susu vanilla di meja makan
Kau menggantinya dengan cokelat panas yang baru saja diangkat dari teko pemanas
Angin disertai dersik, bolehkah aku tetap menghangatkannya disertai senyuman pagi darimu seorang?
Aku menitipkannya sedemikian rupa
Barangkali kau tidak lagi sempat membacanya
Atau barangkali tidak sempat lagi untuk berada
•
•
•˚ ༘ ⋆。˚ ✧ ˚ ༘ ⋆。˚
Haloha 👋🏻, selamat menapaki chapter sepuluh dari rangkaian Dua Kata Delapan Huruf ya 🌻.
Sebelum berlanjut ke chapter selanjutnya, agar silaturahmi tidak terputus boleh di vote, comment dan share kemanapun ya 🤭.
Jika kamu ingin berteman, knock-knock saja inboxku 😁.
Oke, sampai berjumpa pada chapter selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kata Delapan Huruf
PoesíaSebagaimana jarak spasi di antara huruf, kita disatukan pada garis antar huruf yang menjadikannya dua kata berbeda. Delapan huruf jarak satu jari, dekat seperti nadi.