Sarapan telah usai, mereka berdua langsung menuju mobil dan bergegas menuju perusahaan.
"Apa jadwal saya hari ini Rafa?" Tanya Ari dengan nada dingin seperti biasa.
"Hanya tanda tangan sebuah proyek yang ada di Jepang dan Prancis bu." Jawab Rafael setelah membaca jadwal Ari.
Ari hanya mengangguk sebagai jawabannya. Rafael pun lantas menatap pemandangan dari luar jendela yang menurutnya sangat menarik. Tak terasa, mereka sudah sampai kantor. Rafael turun terlebih dahulu baru Ari. Mereka berjalan beriringan hal itu mengundang tatapan para karyawan. Para karyawan baik dari security hingga OB/OG memberi ucapan selamat pagi. Ari membalas dengan deheman sedangkan Rafael membalas semua ucapan mereka dengan senyuman manisnya. Ari hanya melirik Rafael sekilas dan tidak memperdulikan hal lain.
Mereka sudah sampai di lift khusus. Ari berjalan ke belakang Rafael dan memeluk Rafael dari belakang. Rafael tentu saja terkejut namun ia hanya mengusap tangan Ari dan tersenyum.
"Mom aku tau ini terlalu cepat tapi aku mencintaimu. Aku sadar kamu tidak mungkin membalasnya karena pada dasarnya kita berbeda kasta. Semoga saja kedepan nya ada keajaiban dari tuhan Yesus. Amin." Ucap Rafael dalam hati.
"Rafael kamu milikku. Seberapa kamu lari dan menjauh dariku, kamu tetap milikku. Biarkan orang berkata apa tentang kita nanti nya. Tuhan Yesus lebih tau seberapa dalam rasa cinta ku padamu Rafael." Ucap Ari dalam hati.
Lift sudah sampai di lantai 4 dimana ruang CEO dan Co-CEO berada. Mereka langsung ke posisi masing-masing dan pergi menyelam ke aktifitas mereka sendiri. Ari pun merasa haus hingga menyuruh Rafael untuk membuatkan dia sesuatu.
"Rafa tolong buatkan saya susu coklat ya? Jangan terlalu panas ya." Ucap ari sambil fokus melihat kerjaan nya.
"Baik mom. Rafa buatkan dulu." Ucap Rafael langsung bergegas menuju dapur kantor dan langsung membuat susu. Ia tidak sadar jika selama ini ia di awasi dan dirinya dalam bahaya. Saat asyik.membuat susu, ia di bekap dari belakang. Rafael terkejud bukan main.
"eumm hmmpphh hmmpphh" rintihan Rafael hanya terdengar lirih karena obat bius di saputangan sudah ia hirup sangat banyak.
Rafael pun lemas dan pingsan saat itu juga. Orang yang membekap Rafael tidak sendirian, ia dan kelima kawan nya segera membopong Rafael menuju pintu belakang dan segara membawa nya kabur menuju suatu tempat. Ari yang merasa Rafael lama, langsung menuju dapur dan kaget ketika ia hanya melihat susu yang belum selesai di buat.
"Shit!" umpat Ari.
Ia langsung lari ke ruangannya dan melacak cctv. Benar saja, dia menemukan 2 orang berpakaian serba hitam sedang mengawasi Rafael sejak tadi. Ari mengobrak abrik semua barang yang ada di meja nya hal itu mengundang perhatian para karyawan disana. Hanya Anggun yang berani mendekati Ari.
"Bu Ari kenapa bu? Apa yang terjadi?" tanya Anggun lembut sembari mengusap punggung Ari guna menenangkan Ari.
"Tolong kamu panggilkan Bianca. Sshh mereka mau bermain-main denganku Anggun." ucap Ari dengan emosi memuncak. Anggun yang hendak memanggil Bianca melalui telfon kantor, seketika terkejud melihat batu yang jatuh melewati jendela kaca Ari yang pecah. Ari langsung membaca surat yang terikat di batu itu.
"Halo Ari... Kamu pasti sedang frustasi mencari sekretaris ah maksudku budak sex mu bukan? Tenang lah Ari dia bersamaku sekarang. Aku akan mengirimkan barang yang kau mau tapi aku menginginkan anak manis ini sebagai gantinya." ucap sang penulis. Tak lama telfon berbunyi dengan tidak santai Ari langsung mengangkat telfon tersebut sedangkan Anggun sudah mulai melacak keberadaan dari sang penelfon.
"LO NGGAK BAKAL BISA DAPATKAN DIA!! LO BAKAL GUE KIRIM KE NERAKA BERSAMA KELUARGA BANGSAT LO RANGGA!!" bentak Ari yang membuat sang penelfon alias Rangga marah besar. Anggun langsung menepuk pundak Ari pelan guna menunjukkan titik koordinat lokasi penculikan Rafael.
"Nggak usah bawa-bawa keluarga gue B*tch! Sialan lo. Gue bakal ancurin kesayangan lo Ari lo bak-" omongan Rangga terputus karena Ari langsung mengubah nada bicaranya.
"Klo lo sampe nekat, gue pastiin lo bakal nyesel seumur hidup lo. Lo inget baik-baik Rangga. Gue Arimbi Putri Crishtiani Vangelista bakal hukum orang-orang yang berani mengusik orang terdekat gue. Lo bakal bernasib sama seperti keluarga lo yang udah gue bantai 5 tahun lalu. Jadi tuan Rangga saya tidak menyuruh anda untuk mempertimbangkan tapi saya hanya menyuruh anda untuk mengingat semua kejadian di keluarga mu dan keganasan saya saat membantai mereka semua." Ucap Ari selembut mungkin dan langsung memutuskan telfon begitu saja.
Di sisi lain, Rafael sudah sadar sejak ia mendengar suara orang asing menelfon dan ia yakin kalau saat ini posisi nya sedang di culik. Ia berusaha melepaskan ikatan di tubuhnya namun sia-sia. Obat bius itu masih mempengaruhi nya hingga membuatnya lemas. Rangga melihat Rafael terbangun langsung tersenyum miring. Ia mendekati Rafael perlahan dan menatap Rafael sinis.
"Tidak akan ada yang menyelamatkanmu Rafa apalagi Ari si pengecut itu. Dia hanya wanita lemah jadi nggak perlu berharap di selamatkan oleh dia. Kamu harus fikirkan bagaimana kamu bisa lolos dari keenam anak buahku ini." ucap Rangga santai meskipun dalam hati dia sudah ketakutan luar biasa setelah mendengar ucapan dingin Ari tadi.
"Kalian hajar tuh orang tapi jangan sampai dia mati karena gw masih butuh dia sampai musuh gw datang." perintah Rangga kepada 6 orang disana. Mereka mulai memukuli Rafael dengan brutal sedangkan Rangga langsung menuju ruang rahasia nya bersama kepercayaan nya Reno. Rangga takut bukan main karena dia tau semua ucapan Ari akan menjadi kenyataan sedangkan misi dia disini adalah membuat Ari menyesal sudah membantai keluarganya 5 tahun yang lalu. Kepercayaan nya tau apa yang di alami oleh Rangga.
"Lo kenapa? Kok takut gitu? Tuh cewek bilang apa emang?" tanya Reno penasaran.
"Dia ngingetin gue ke peristiwa 5 tahun yang lalu dimana keluarga gue di bantai di depan mata gue." ucap Rangga sedikit emosi.
"Terus lo bakal takut? Jangan cemen deh jadi cowok. Masa kalah sama cewek sih. Inget ya, cewek itu lemah dan kita ada kelemahan dia. Jadi bawa santai aja kali." ucap Reno berusaha menyemangati Rangga.
"Lo bener. Gue harusnya semangat buat balas perbuatan dia ke keluarga gw dulu." ucap Rangga penuh dendam.
Rafael sudah sangat lemas bahkan dia tidak sanggup untuk meloloskan diri. Keadaan tubuhnya sangat mengenaskan dan penuh luka di setiap incinya. Sedih? Iya dia sedih ketika ia mencintai Ari yang memiliki banyak musuh dan dia menjadi incaran para musuh sebagai umpan dan dia tidak bisa melakukan apapun.
"M - mom hiks tolong hiks Rafa takut mom hiks" isak tangis Rafael keluar dengan suara mengecil.
Disisi lain, Ari kembali mengamuk bahkan Bianca saja sudah angkat tangan untuk menenangkan Ari jika seperti ini. Bianca tau Ari mencintai Rafael dan saat ini pikiran Ari sedang kalut terhadap kondisi Rafael.
"SIALAN! LO SALAH PILIH LAWAN BAJINGAN! KALAU SAMPAI RAFA KENAPA - NAPA, NYAWA LO SEBAGAI GANTI NYA BEDEBAH!" teriak Ari frustasi setelah menerima telfon dan surat dari Rangga. Bianca yang muak langsung meninju Ari hingga sudut bibir Ari sobek lalu ia menatap Ari tajam.
"Kak lo dengerin gue. Lo gak bakal bisa selamatin Rafa dengan kondisi lo emosi gini. Kita harus fikirin gimana kita bisa bebasin Rafa dari Rangga. Kita udah tau posisi bedebah itu nyekap Rafa jadi lebih baik kita atur strategi sekarang." ucap Bianca sedangkan Ari terdiam. Dalam hati dia membenarkan ucapan sang adik.
"Oke. Anggun dan Aca bawa pasukan 3 orang aja karena aku yakin mereka nggak banyak. Abis itu, kalian ke ruangan Rafa di sekap." jelas Ari sedangkan Bianca dan Anggun menatap Ari bingung.
"Bu Ari sendiri?" tanya Anggun hati-hati.
"Saya akan melenyapkan Rangga biar dia menyusul keluarga nya ke Neraka." jawab Ari dengan nada dingin.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
-TBC-
Oke sorry ya gw baru up karena gw liat kok siders nya banyak banget ya tapi nggak papa. Jangan lupa vote dan coment ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bos My Buthcy [REVISI]
FantasyBagaimana jika Bos mu yang cantik menawan dan selalu di kagumi para pria ternyata seorang Buthcy yang selalu mendominasi dalam permainan Sex dari Vanilla Sex hingga BDSM Inilah kisah seorang pria tulen yang rela menjadi Uke bos nya demi bertahan di...