Ichi

1.8K 88 2
                                    

"Jika Tuhan mengambil darimu sesuatu yang tak pernah kamu sangka akan hilang. Maka, kelak Tuhan akan memberimu sesuatu yang tak pernah kamu duga untuk memilikinya."

{Syekh Mutawalli asy-Sya'rawi}

***

Ketika salju gunung mulai menyusut dan pepohonan yang gundul mulai menghasilkan dedaunan, semangat yang menggebu-gebu mengambil alih kota-kota di sepanjang negeri ini.

Pada awal bulan Maret sampai Mei, warga Jepang berkumpul di luar ruangan untuk menikmati musim mekarnya bunga sakura.

Selama periode ini, kebanyakan daerah Jepang berada pada suhu nyaman yaitu 12 derajat celcius.

Di bulan ke dua musim semi, rasanya semakin hangat sepanjang hari.

Selama musim ini, prem, bunga sakura, nemophila, dan wisteria berbunga satu demi satu. Menambah warna pemandangan indah di tiap sudut, tepi danau, dan taman-taman kota.

Muda mudi bahkan turis asing yang rela membeli tiket mahal untuk datang ke Jepang, tak sungkan mengambil foto dibaris-baris pohon bunga sakura untuk mengabadikan momen mereka.

Selain itu, bulan April juga merupakan awal semester baru untuk sekolah dan perkantoran di Jepang. Oleh karena itu, musim semi menjadi musim yang penuh dengan pertemuan baru, aktivitas, dan kehidupan baru.

"YURIII!!" mendengar namanya disebut, perempuan yang mengenakan yukata itu mencari sumber suara. Butuh sekitar dua detik untuk mengenali seorang perempuan yang tengah melambaikan tangannya.

Yuri tersenyum dan bergegas jalan ke arah sekelompok muda mudi yang tak lain adalah teman satu fakultasnya dibawah pohon sakura.

"Tahun ini pengunjungnya rame banget ya!" ucap Yuri, lalu duduk di sebelah temannya yang tadi melambaikan tangan.

Tak bohong, tahun demi tahun, taman Shinjuku makin ramai pengunjung. Tak hanya warga lokal, turis asing juga cukup banyak. Membuat perempuan itu kesusahan mencari teman-temannya.

"Yuri-chan wa hontōni kawaīdesuga, yukata o kite imasen ka?" (Yuri cantik banget ga si pakai yukata?) bisik salah satu lelaki yang duduk di karpet sebelah.

Tak mengherankan kalau seorang Yuri Yoshizawa cukup terkenal di kalangan anak-anak kampus. Karena selain pintar dan imut, Yuri adalah adik seorang model terkenal di Jepang. Kakaknya juga merupakan alumni Universitas yang Yuri masuki sekarang.

"Demo Zayn Yoshizawa no hanashi wa motto ōi yōdesu." (Tapi sepertinya malah ramai yang membicarakan Zayn Yoshizawa.) jawab Matsuri, teman yang tadi memanggil Yuri.

"Aakhh! Senpai (kakak) udah pensiun dari model kali!" gumam Yuri, lantas mengambil roti berbentuk ikan warna merah muda dari keranjang yang dibawa Matsuri.

"Ya tapi mau gimana lagi ya? Pernikahan senpai bikin aku patah hati." Matsuri yang mengidolakan kakaknya Yuri sejak SMP mulai curhat. Curahkan hati yang isinya sama dan berulang kali Yuri dengar, sangat membosankan.

Membosankan bagi Yuri, tapi tidak dengan para perempuan di luar sana seperti Matsuri.

"Yuri mau ambil foto bareng ga?" ajak Haruto tiba-tiba. Lelaki yang duduk satu karpet dengan Yuri dan Matsuri. Serta dua laki-laki temannya Haruto, Yuki dan Keiji. Mereka duduk berlima di satu karpet.

Yuri menyenggol lengan Matsuri pelan sambil berbisik, "masih ada Haruto."

"Tapi ga setampan senpai."

Haruka: Love in Japan [PERBAIKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang