79 Progres

47 7 0
                                    

Pukul delapan lewat lima belas menit, (Namakamu) melompat turun dari dinding belakang sekolah dan tersenyum puas ketika berhasil mendarat sempurna di tanah.

Jalan yang selalu dia lalui ketika tiba pada hari hari sekolah.

"Ekhem" deheman itu segera meningkatkan laju detak jantungnya, menoleh pada Maulana yang tengah memegang buku jurnal menatap orang ajaib yang baru saja melompat tepat di depan ketua osis yang sebentar lagi akan lengser itu.

"Terlambat, ikut kelapangan"

(Namakamu) mencebik kesal tapi di dalam mood yang baik jadi melangkah mengikuti Lana, namun baru beberapa langkah suara orang mendarat di belakangnya membuat dia berbalik.

Iqbaal yang baru saja masuk menyeringai melihatnya.

Maulana mengelus dada, "Lo berdua ikut!"

Tertawa mereka akhirnya tiba di lapangan. Sudah ada beberapa siswa yang berbaris karena dengan alasan bermacam macam, terlambat, tidak lengkap dan lainnya.

Mereka akhirnya dihukum membersihkan, halaman sekolah.

Habis membersihkan Iqbaal yang sudah melepas seragam menyisakan kaos hitam yang dia tarik bagian dadanya berkali kali akibat kepanasan.

"Kekantin yuk" ajak (Namakamu) menghampirinya, matanya melirik beberapa gadis dari lantai dua yang diam diam mengintip di jendela menatap Iqbaal.

"Hemm" Iqbaal melangkah mengekor (Namakamu) yang sudah membuang muka lebih dulu.

Kantin tidak terlalu ramai hanya beberapa siswa yang tengah makan. Iqbaal membiarkan (Namakamu) duduk sementara dia membeli dua botol air.

Dengan santai (Namakamu) mengambil tisu yang tersedia dimeja lalu mengelap keringat di dahinya.

"Minum" Iqbaal memberi salah satu botol air sembari duduk di seberang meja.

"Panas banget gila" seru (Namakamu) lalu meneguk airnya.

Iqbaal hanya memperhatikannya dengan senyum kecil.

"Pulang sekolah ikut ya" Iqbaal menyanggah kepala dengan sikunya, menatap lurus pada wajah (Namakamu) yang tengah menaikkan alis mendengar perkataannya.

"Kemana?"

"Ketemu dok-"

"Oke" potong (Namakamu) menyetujui ajakan Iqbaal. "Pesen makan lapar!!" Tambahnya menghampiri salah bibi kantin di dekat mejanya.

"Iqbaal mau apa?" Teriaknya kemudian.

"Samain" balas Iqbaal memperjatikan (Namakamu) yang menganguk setuju dan berbincang dengan bibi itu sebelum kembali duduk didepannya dengan dua porsi nasi goreng.

"Haaah jadi pengen sate" keluhnya mulai makan.

Iqbaal tertegun lantaran sehari kemarin mereka makan sate di bascamp.

Tak ayal dia tetap mengangguk keinginannya "Nanti malam" 

Mendengar hal itu sontak (Namakamu) tersenyum dengan salah satu pipi mengembung.

Dari kantin, matahari semakin terik, sekelompok siswa berhamburan keluar kelas dan pergi ke berbagai lokasi sambil mengobrol dan tertawa.

(Namakamu) berjalan lorong sambil memperhatikan siswa di lapangan bermain basket ditengah terik matahari.

"Kelas?" Tanya Iqbaal meraih tangan kanannya.

Perhatiannya teralih pada tangan yang saling menggenggam kemudian mengangguk melanjutkan perjalanan ke kelasnya.

mi elección (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang