70 Ayam dan Bebek

64 13 3
                                    

Sorry ponstingnya agak malam soalnya tadi ada kerjaan. /sebernya sibuk makan wkwk/

Jadi kelupaan buat posting hehe, untuk  chapter ini agak pendek dari yang kemarin.

Oke, happy reading.
________________________________

"Hiks hiks... "

"Udah ya, please jangan nangis lagi" Iqbaal mengusap air mata di pipi (Namakamu) sambil menghiburnya.

"Maaf.." suara (Namakamu) sengau akibat terlalu banyak menangis.

"Iyha, cukup nangisnya. Oke gue janji bakal lanjut terapinya, beherti menangis" jawab iqbaal cepat sedikit panik karna tangisan itu semakin keras.

"Enggak bisa sesaknya gak mau hilang."

"Gue kan gak kenapa-napa itu cuman masalalu. Cukup udah, matanya udah bengkak ini"

(NamaKamu) terseduh tak mampu menjawab iqbaal lagi. Cowok itu menggaruk kepalanya bingung lalu mengusap punggung (Namakamu) dan sedikit merangkulnya.

"Sayang udah ya!" suara berat iqbaal melembut.

(Namakamu) tersedak dalam tangisnya "Gak-k bisa berhenhiks-ti hiks huwaa bagaimana ini hikss iq-hiksbaal" panik sendiri sebab tanggisnya benar benar tak mampu dia bendung lagi.

Mengambil beberapa lembar tisu lagi dimeja lalu menyerahkan pada (Namakamu).

Sejak pristiwa tadi (Namakamu) memang tertawa saat kepergian Alfa.

Namun (Namakamu) meminta iqbaal menceritakan lebih lengkap mengenai kejadiaan itu.

Akhirnya iqbaal memberitahunya, jika saat itu terjadi sesudah pertemuan mereka di dermaga dan karna ganggu yang parah iqbaal sampai koma selama sebulan.

Dia juga memberitahu (Namakamu) tentang hal hal yang mengganggunya, soal delusi dirinya dimasalalu yang selalu muncul di sekitarnya. Akibatnya tangisan (Namakamu) tak mampu di kendalikan lagi.

"gue nye-sel huk" (Namakamu) terseguk.

"soal?"

"Kenapa waktu itu gue milih pulang? Kenapa gue gak teminin lo lebih lama? Kena-"

Iqbaal menutup mulutnya dengan tangan "Ssstt udah"

Setelah perjuangan yang lama akhirnya tangisan itu berhenti, iqbaal memesan makanan untuk mereka berdua karna tau jika orang ini akan lapar.

"Makan dulu"

Mata (Namakamu) melesat berbinar melihat setumpuk sate di meja makan, tak bisa mengendalikan diri hampir saja liurnya menetes jika tidak mengingat untuk menjaga muka didepan pacarnya.

"Uhh enaknya. Udah berapa lama ya gue gak makan?"

Iqbaal menyerit lalu berkata "Itu baru dua hari yang lalu"

"..." bisa gak jangan komen. Degus (Namakamu) dalam hati. "Itu lama taukkk. coba lo gak ketemu gua dua hari, kangen gak!?"

Mengangguk polos "Kangen, tapi.."

"Tapi apa lagi?" degus (Namakamu) mengigit daging di mulutnya dengan keras.

"lo samain gua sama sate?" tanya iqbaal cemberut.

(Namakamu) "..." kenapa dia merasa cowok ini sangat sensitif.

Tiba tiba (Namakamu) tercerahkan lalu dengan sigap menangkap tangan iqbaal yang baru saja ingin mengambil sate.

Perlahan menoleh dengan kaku pada (Namakamu) dan memasang muka yang mengatakan. 'sengaja lo eh!'

(Namakamu) yang nerima tatapan menuduh pacarnya langsung menyengir tak berdosa.

mi elección (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang