07

79 21 1
                                    

-ftf-

_______________________________

Saat ini inti Aleron dibuat pusing, bagaimana cara agar sang ketua ini tidak terus-terusan merajuk seperti ini.

Mereka menatap sang pelaku penyebab terjadinya semua ini, yang malah cuek saja dengan si bos yang tengah merajuk itu.

Ellard yang ditatap seperi itupun cuek saja, "apa? "-tanyanya membuat gali ingin sekali menabok wajah ellard jika tak ingat lelaki itu satu tingkat lebih kuat diatasnya.

"Emang lucu kok"

Brak!

"Astaghfirullah"-malvin mengelus dadanya sabar, melihat gaga yang semakin cemberut setelah melempar keras sendoknya di meja kantin, membuat mereka menjadi pusat perhatian, ya meski biasanya juga sepeti itu.

"Oja! "-sontak gaga langsung menolehkan kepalanya menatap sekeliling dan tak menemukan gadis itu, membuat malvin terbahak, gaga menatap lelaki itu tajam membuat malvin tertawa kikuk, gaga kembali memalingkan wajahnya.

"Vin!"-peringat Bima membuat malvin mengatupkan bibirnya.

"Lard"-Panggil bima membuat Ellard menoleh, Bima menunjuk gaga dengan dagunya yang hanya dijawab Ellard oleh kedua bahunya yang mengangkat.

"Emang lo siapanya oja?"

Duarr

Bagai tersambar petir, gaga terdiam tak bergerak, keadaan semakin dibuat hening, gaga sendiri dibuat bingung dengan kelakuannya.

Seakan tersadar lelaki itu tiba-tiba menggaruk tengkuknya pelan dan berdecak.

"Ck, gue musuhnya oja, mu-suh-nya!"-ucap gaga menekankan tiga kata terakhir dengan mata melotot dan mulut yang dimajukan, membuat inti Aleron kembali memutar bola matanya malas.

"Yaudah, gue masih punya kesempatan kan?"

Brakkk!!!

"Astaghfirullah"-gali mengelus dadanya sabar.

" Nggak akan ada yang namanya kesempatan! Selama oja jadi musuh gue, nggak ada yang boleh nyentuh dia bahkan seujung upil pun! "-setelah mengatakan itu, gaga berlalu dari sana dengan mendorong kursi hingga berbunyi sedikit nyaring.

Crittttt

"Jantung gue gaga anjing!"-pekik gali yang tentunya hanya mampu diucapkannya dalam hati.

___________________

Kini oja tengah berada di ruang bk, setelah kejadian dirinya yang melempar bola kearah guru muda itu, dirinya langsung saja dipanggil oleh guru bk.

Gadis itu tengah menatap sengit ke arah pak genta yang juga menatapnya dengan hidung memerah dan terdapat sedikit bercak darah dihidungnya.

"Mouza, jadi kenapa kamu sampai melempar bola kearah pak genta?"-ucap bu Ani pada mouza.

"Saya nggak ngelempar, bolanya aja yang tiba-tiba loncat."-ucap oja cuek membuat bu Ani menghela nafas dan pak genta semakin menatap tajam oja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOLLOW THE FLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang