04

80 24 2
                                    

"Kata paman oja, makan nasi itu penting, biar kita nggak mudah makan ati, apalagi makan temen, ngakak abiezz, xixixi"

-ftf-

🎲🎲🎲🎲🎲
"

Hit cu wi ded dududu derere Dere re re re re re"

Suara itu masih setia mendengung di telinga para human Xi MIPA 1, mereka berangkat sekolah dari rumah dengan tujuan menuntut ilmu bukan menuntut keadilan agar mereka bisa tenang tanpa mendengar suara gadis itu!

"Oja! bisa diem nggak sih lo! "-teriak tara salah satu penghuni kelas yang merasa jika gendang telinganya terancam tuli.

" Mulut gue udah ter setting buat terus berbicara dan menyuarakan suara rakyat"

"Nggak nyambung setan! "-teriak seluruh penghuni kelas, membuat oja merasa tersakiti.

" Memang ya, jaman sekarang setan suka teriak setan "-ucapnya berlari keluar kelas sebelum para human itu mengamuk dan mencakarnya.

Oja terus belari dan terbahak disepanjang koridor sekolah, diikuti teman-teman kelasnya yang juga mengejarnya dibelakang. Melewati kelas demi kelas. Lorong demi lorong.

" Ga, itu si oja kenapa? "-tanya gali saat melihat oja yang berlari melewati kelasnya dengan tawa yang menggelegar dengan wajah aneh dan diikuti beberapa makhluk yang mengejarnya.

" Anjir mukanya si oja haha gobl*k"-seluruh warga kelas yang mendengar suara malvin pun menoleh ke arah oja yang kini tengah terjerembab ke lantai dan langsung ditangkap dan dianiaya oleh warga kelasnya.

Semua tak bisa menahan hasrat tertawanya melihat wajah sok tersakiti oja!

Dengan rambut yang kini tengah tak berbentuk akibat beberapa jambakan maut dari Macan dikelasnya, dan wajah yang sudah memerah akibat beberapa cubitan yang didapatnya.

Gaga yang melihatnya jadi kasihan, dirinya menghampiri oja bersama dengan Aleron.

Gaga memandang prihatin, bukan, bukan pada oja.

Tapi pada teman kelas oja yang selalu saja terkena imbas dari ke anehan gadis itu.

" Lepasin "-ucap gaga membuat manusia-manusia yang tengah unjuk rasa itu menghentikan aksinya.

" Aaa gaga makasih ya ganteng udah nolongin guee "-ucap oja yang langsung bersembunyi di belakang gaga dan mengedipkan matanya sok imut di depan gaga, membuat gaga geli dan bergidik ngeri.

" Pede lo kurangin, Gue nolongin mereka, kasian tuh kutu yang ada di rambut lo nanti jadi pindah ke mereka"-ucapan gaga membuat oja tak bisa berkata-kata lagi.

" Gagagigigukguk! Gue nggak punya kutu asu! "-teriaknya dengan mengge plak kepala gaga dari belakang dan berlari membuat sang empu meringis.

Plak

"Anjer! Kepala berharga gue tai! "

Dan jadilah gaga yang kini bergantian mengejar oja. Semuanya melongo melihat itu, inti Aleron saling pandang, gali menatap ke arah Bima.

" Bim, pindah sekolah yuk"

"KALIAN NGAPAIN DISINI?! MASUK KELAS! "

🎲🎲🎲🎲


" Ga, berhenti dulu yuk, cape gue"-ucap oja bersandar di salah satu sofa yang berada di rooftop,  dirinya bermain kejar-kejaran dengan gaga tadi hanya berlari mengikuti langkah kakinya dan berakhirlah disini.

" Iya, keringet gue udah banyak, ntar kasian para cewek di sekolah ini"-balas gaga yang mendudukkan dirinya disamping oja.

" Lahh, lo yang keringetan kenapa malah mereka yang kasian? "

" Mereka pasti pingsan liat gue keringetan gini, gue kan keliatan makin hot jadinya." -ingin rasanya oja kembali menggeplak kepala gaga, tapi dirinya masih lelah untuk kembali ber lari-larian dengan gagagigigukguk ini.

Oja tak lagi menghiraukan kicauan suara gaga dirinya memikirkan pertanyaa yang membuatnya berpikir sedari kecil hingga saat ini, dan hingga kini dirinya masih belum menemukan jawabannya.

" Ga "-panggil oja membuat gaga menoleh.

" Hm?"

"Gue mau tanya deh"-ucap oja menghadapkan tubuhnya pada gaga dan menatap laki-laki itu serius membuat gaga jadi mode serius juga.

"Jadi, gue kemarin habis nonton tv, terus gue liat kartun bocah kembar, si malih dan si Jamal, terus mereka nyanyiin lagu gini 'tekotek-kotek-kotek, anak ayam cari induknya' masa mereka nyari induknya doang, kenapa nggak cari bapaknya juga? Terus emak sama bapaknya kemana kok harus dicari?"-jelas oja dengan antusias mentap gaga


Gaga menghela nafas dan menatap oja dengan tersenyum paksa.

Menurut gaga, oja ini cantik, Tapi sayang otaknya cuma seperempat, tenang tugas gaga disini kan untuk melengkapi, jika otak oja dan dirinya digabung pasti nanti jadinya setengah! Lebih banyak bukan?


🎲🎲🎲🎲


" Assalamu'alaikum semuanya! Bertemu lagi dengan gaga!"

"Gaga anak mama yang paling tampan, tapi sayang nggak laku-laku udah pulang?"-teriak seorang wanita paruh baya dari dapur saat melihat putra bungsunya yang baru saja memasuki rumah.

" Dih si mama, belum tau aja, disekolah gaga, sekali kedip para betina juga langsung nemplok ke gaga""-ucapnya menyalimi tangan sang mama.

"Sok kegantengan kamu, gantengan juga papa"-ucap Arse papa gaga melewati sang putra dan berlalu menuju ruang tamu.

Tapi sebelum itu Arse kembali berbalik menghadap ke arah putra keduanya yang kelakuannya sangat mirip dengannya, sebenarnya Arse malas mengakui gaga sebagai putranya mengingat kelakuan minim akhlak anak itu, tapi berhubung wajah gaga memang ganteng yasudahlah, setidaknya tidak malu-maluin saat di ajak ke kondangan.

" Kalau kamu laku buktiin dong, bawa mantu papa kesini, biar papa seleksi "-tantang Arse, lelaki itu sangat mewanti-wanti putranya untuk segera membawa calon mantu padanya.

Dia sangat ingin dipanggil papa oleh seorang putri hehe. Dia sudah bosan lihat dua putranya yang aneh, yang sulung diemnya kelewat diem,  yang bungsu, aktifnya kelewat aktif.

" Oke bakal gaga buktiin kalau gaga laku, nanti gaga bawa kesini orangnya! "-balas gaga dan berjalan menuju kamarnya.

" Oke papa tunggu secepatnya! "-arsen sangat tak sabar menanti hati itu hehe.

Kini gaga tengah merenung dikamarnya

" Gue bawa siapa? Huaaaa"-jeritnya frustasi.

" Apa boleh gue pindah kk?"-ucap seorang lelaki yang sedari tadi melihat perdebatan di ujung tangga.

Perdebatan sang adik dan papanya yang memang sama-sama kekurangan akhlak.

🎲🎲🎲🎲🎲

Jadi?

Ada yang mau kalian ucapin?

Kalian gaada niatan jadi anaknya papa Leon?

Tapi maap, papa Leon yang tidak berniat menjadikan kalian anak.

Papa Leon sudah cukup dengan satu anak seprti oja yang menguras hati, pikiran, dan kantongnya.

FOLLOW THE FLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang