~Prolog~

1.7K 181 9
                                    

Itu dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu dia. Jay melihatnya lagi! Di tempat yang sama ini!

Seperti biasa, dia sedang duduk sendirian di salah satu ayunan yang ada di bawah pohon paling besar yang ada di taman sekolah. Menikmati angin musim dingin tanpa ada sesuatu yang bisa menghangatkan dirinya.

Oleh karena itu Jay ada disini! Dengan dua gelas susu hangat yang dibelinya di kantin.

Gue nggak tahu dia suka minum apa, tapi susu kan udah umum gitu. Begitu pikir Jay ketika dia sedang memesan minuman tadi.

Jay tidak peduli ini percobaannya yang ke berapa, tapi dia tidak akan menyerah sebelum berhasil meruntuhkan dinding es yang melingkupi siswi pendiam, yang sudah mencuri perhatiannya sejak setahun yang lalu. Saat MPLS lebih tepatnya. Ketika Jay tidak sengaja jatuh tersandung batu dan jatuhnya tepat di depan gadis itu.

Aish, gue ngapain, sih?

Jay menggeleng, kemudian buru-buru menghampiri sosok yang sepertinya mulai kedinginan itu. Karena dia terlihat menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

Jackpot!

Setelah sampai di belakangnya, Jay merasakan jantungnya berdebar kencang. Lebih kencang daripada saat dia berjalan menghampiri sosok dengan wajah yang manis dan penuh misteri ini.

Gila, buruan anjing!

"Ehm, Yu-Yujin," panggil Jay gugup.

Tidak ada sahutan.

Baiklah, Jay sudah terbiasa dengan pengabaian ini. Tapi dia tidak akan membiarkan dirinya terabaikan lebih lama.

"Dingin, ya?" tanya Jay seraya bergerak ke samping Yujin yang belum juga memberikan respon untuk menyadari eksistensi Jay.

"Gue bawain susu hangat, loh. Yuk masuk, terus minum susunya," bujuk Jay lagi.

Masih tidak ada sahutan. Jay berasa ngomong sama batu jadinya.

Okeh, lo nggak ngasih gue pilihan.

Puk! "Yujin, nanti lo sakit, loh. Dingin banget ini."

Sret!

Berhasil!

Yujin akhirnya menolehkan kepalanya. Membuat surai gelapnya perlahan meninggalkan bahunya. Mata besar dan tajam itu tertuju lurus pada netra elang Jay yang menatapnya sayu dengan senyum hangat tersungging.

"Apa?" Hanya ini responnya. Tapi cukup untuk membuat Jay tenang karena kehadirannya mulai di-notice.

"Disini dingin, masuk, yuk?" Jay menunjukkan dua gelas susu yang dibawanya. "Gue beliin susu anget juga. Lo minum, ya?"

Jay tahu benar kalau Yujin tidak suka membuang-buang makanan atau minuman. Jadilah gadis itu akhirnya menerima pemberiannya.

"Makasih."

"Sama-sama." Jay tersenyum senang, kemudian meminum segelas susunya sendiri.

"Udah gue terima," ucap Yujin. "Kenapa masih disini?"

Jay menghentikan tegukannya. "Mau nemenin elo."

"Gak butuh," jawab Yujin. "Pergi."

"Sekarang enggak, gatau kalo nanti," sahut Jay dengan seluruh kekeras-kepalaannya. "Gue nggak akan biarin lo sendirian, Jin."

"Gue-nya mau sendiri."

"Gak boleh."

"Jangan keras kepala."

"Makasih."

"Bukan pujian."

"Tahu, kok."

Sret! "Pergi, sebelum gue kesel." Kali ini Yujin berdiri, sembari menyodorkan kembali segelas susu pemberian Jay pada pemberinya.

Jay tersenyum, kemudian mengambil segelas susu yang Yujin sodorkan dan meletakkannya di ayunan yang tenang.

"Sekarang aja lo lagi kesel, Jin," ujar Jay mudah. "Kenapa, Jin? Kenapa lo gak bolehin gue deketin elo? Gue suka sama lo, anjir."

Yujin terdiam. Tidak ingin menjawab penyataan Jay yang bila Yujin tidak salah hitung, adalah pernyataan yang ke-84 sejak kelas 10 dulu.

"Apa..." gumam Jay lirih, sebelah tangannya meraih tangan kanan Yujin. Wajah tegasnya menatap sayu namun sedih pada Yujin yang masih mempertahankan ekspresi datarnya. "...lo takut? Lo masih takut buat bahagia?"

__ __

__ __

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Let Me In [ Jay EN- × Yujin IVE ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang