~11~

288 81 0
                                    

     “Yujin masuk nggak hari ini?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     “Yujin masuk nggak hari ini?”

     “Hah?” Jake yang baru saja mendudukkan diri di kursi yang ada di dekat ranjang pasien, mengerutkan keningnya.

     “Yujin, temen sekelas kita. Dia masuk nggak?” ulang Jay dengan nada bicara tidak sabar.

     Jake mendecak. “Tulang hidung lo retak sampe lo masuk rumah sakit, tapi masih bisa aja buat mikirin Yujin, ya Jay? Tolong deh, Dude. Gue emang support elo, tapi gak gini juga konsepnya. Jengah gue lama-lama. Pikirin diri lo sendiri sekarang ini!”

     Jay menunduk sembari meremat seprai kasurnya dengan gemas. Tapi tidak lagi melontarkan pertanyaan pada Jake terkait Yujin.

     Padahal, penting sekali bagi Jay untuk mengetahuinya.

     Gadis itu sudah membunuh orang. Apakah dia bisa tetap masuk ke sekolah seperti biasanya? Apa polisi tidak mencurigai atau mencarinya?

     Tapi rasanya gak mungkin juga gue bilang ke Jake kalo gue abis ditolongin Yujin dengan cara yang berdosa banget, batin Jay bimbang. Sial, gue greget banget.

     “Dia masuk.”

     “Hah?” Jay mengangkat pandangan pada Jake yang kini memakan potongan apel hijau yang Mama Park potongkan untuk Jay. Tapi dia yang makan karena kata Jay, dia tidak suka apel hijau.

     Jadi daripada mubazir ya biar dimakan sama yang mau saja.

     “Yujin, temen sekelas kita. Dia masuk hari ini,” kata Jake, meniru ucapan Jay sebelumnya. “Meski gue muak, gue milih untuk tetep jawab aja karena gue nggak suka liat muka sok sedih lo. Gatel tangan gue pengen gebukin elo sampe bunyi like a summer, tau nggak?”

     Jay pikir Jake ikhlas memberitahunya. Huh.

     “Sorry, Jake. Tapi gue beneran harus tahu itu,” ujar Jay dengan volume lirih. “Bukan untuk sekedar memuaskan kebucinan gue seperti biasanya.”

     “Terus apaan?” Jake mengambil potongan apel ketiga. “Gue jadi penasaran. Kayaknya sesuatu yang baru, ya?”

     “Ini...” Jay memilin kain seprainya dengan gugup. “...sesuatu yang agak sulit buat gue jelasin.”

     Jake berhenti mengunyah. Entah kenapa merasa aneh dengan jawaban Jay.

     “Jay, ini beneran antara elo sama Yujin, kan?” Jake mencondongkan tubuhnya ke depan. Melipat tangan di tepi ranjang.

     Jay mengangguk.

     “Wah, ini sih bener-bener perkembangan yang baru," kekeh Jake. “Ada apaan lo sama dia?”

     Jay menggaruk tengkuk yang tidak gatal. “Sesuatu yang mungkin gak bakalan lo percaya. Karena gue sendiri uamg ngalamin pun gak bisa percaya.”

Let Me In [ Jay EN- × Yujin IVE ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang