“Jay? Jeyi?”
“Hng?”
Telinganya samar-samar mendengar suara seorang wanita dan pria yang memanggilnya dengan nada khawatir. Ditambah dengan guncangan pada lengannya membuat matanya terbuka secara paksa karena kaget.
“Akh!”
Papa dan Mama Park tersentak hingga berdiri kursi yang disediakan oleh pihak rumah sakit untuk penjenguk. Karena Jay tadinya tengah terbaring, tiba-tiba beringsut bangun seperti habis bermimpi buruk.
Pandangannya mengedar dengan panik. Seperti mencari tahu dia sedang ada dimana sekarang ini. Nafasnya memburu seakan dia akan kabur saja dari tempatnya.
“Jay, kenapa Jay? Ada apa? Ada yang sakit?” tanya Papa Park seraya mengusap pelan punggung anak tunggalnya. Mimik wajahnya terlihat khawatir saat melihatnya berafas tersengal-sengal.
“Ayo minum dulu.” Mama Park mengangsurkan segelas air putih dan membantu Jay untuk meminumnya.
Jay menurut saja dengan patuh. Mungkin karena masih syok dan berpikir air putih bisa menenangkannya.
“U-udah, Ma.” Jay mendorong pelan gelas yang tinggal setengah isinya dengan tangan gemetar.
Mama Park kemudian meletakkan gelas tadi ke nakas. Suaminya masih mengusap punggung bidang Jay agar anak itu bernafas dengan sedikit lebih tenang.
“Jongseongie, tenangkan dirimu dan istirahat saja sekarang,” ujar Mama Park dengan sorot mata khawatir.
“Jeyi abis ngapain, Ma?” tanya Jay linglung. “Jeyi agak-agak lupa. Kepala Jeyi juga pusing banget buat dipake mikir. Ada apa?”
“Ka-kamu katanya abis dikeroyok, Jay,” jawab Papa Park. “Tadi subuh-subuh ada orang telepon kesini dan ngomong kalo dia nemu kamu pingsan di gang deket rumahnya. Orang itu sebelumnya juga udah lapor polisi karena nemu empat orang lain dalam keadaan sudah meninggal di dekat kamu.”
Meninggal... jadi yang semalam itu sungguhan?
Mama Park menggenggam tangan Jay yang tidak ditancapi selang infus. “Lain kali hati-hati, Nak. Kalo malam jangan pulang dulu, apalagi kamu sendirian. Gapapa kamu nginep di rumah Sunghoon.”
Jay tidak fokus pada nasihat Mama Park. Fokusnya masih tertancap pada ucapan papanya.
Warga melapor pada polisi? Apakah itu berarti polisi saat ini tengah melacak Yujin sebagai pelaku?
Ah, enggak-enggak, Yujin ... Yujin gak mungkin ... tapi walaupun iya, sidik jarinya nggak akan ketemu karena pisaunya diambil. Disana juga nggak ada CCTV, kan? Tapi tetap saja ... Yujin udah bunuh orang ... dengan gampangnya...
“Sekarang kamu istirahat saja. Setelah kamu pulih, kita ke kantor polisi. Katanya kamu harus ngasih kesaksian dan ikut tes sidik jari disana. Soalnya polisi sempat curiga kamu yang bunuh mereka berempat,” ujar Papa Park hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In [ Jay EN- × Yujin IVE ] ✓
FanficGenre [ Romance ] [ Mystery ] [ School Life ] [ Drama ] [ Teen Fiction ] Previous title = U Make Me Feel Like Eleven [ Yujin IVE × Jay EN- ] Jay ENHYPEN × Yujin IVE = ENHYVE Jay sangat menyukai Yujin, siswi yang terkenal cerdas namun dingin pad...