"Perumpamaan itu bodoh.""Yang mana? Banyak perumpamaan bodoh di dunia ini."
"Tebak saja yang paling bodoh."
"Beri tahu saja."
"Sudah malas ya main tebak-tebakan? Padahal dulu kamu suka."
"Jangan basa-basi. Perumpamaan apa?"
"I love you to the moon and back. Tentang rasa cinta yang sebesar jarak dari kerak bumi hingga ke pusat bulan, kembali lagi ke bumi."
"Jelaskan kenapa bisa bodoh."
"Di luar angkasa tidak ada gravitasi. Tanpa medium, cinta yang sudah pergi ke bulan tak akan pernah bisa kembali. Lagipula cinta itu rasa. Kumpulan bayang dan angan. Kalau ia sampai ke bulan, maka hanya akan hancur, berceceran, berantakan; melayang tanpa akhir."
Tapi kan itu alasan diberi nama perumpamaan.
"Bodohnya lagi, dan mungkin sedikit sedih... kenapa harus jauh-jauh ke bulan untuk membuatnya berserakan? Di bumi juga bisa kan? Coba saja lihat kita—"
"Jangan lanjutkan kalimatmu."
"Kurang berantakan apa kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Percakapan yang Tidak Seharusnya ADA
PoetryIsinya hanya percakapan yang tidak seharusnya ada. Isinya hanya percakapan yang saya harapkan tidak akan terjadi. Isinya hanya percakapan yang lebih baik tidak pernah tercipta.