"Aku ingat pernah tulis kamu.""Tulis aku?"
"Iya. Dalam semua bait puisiku, dalam semua dialog karakter novelku, dalam semua doa yang kususun rapih dalam suratku untuk Tuhan, di semua dinding penuh guratan resah penduduk negeri ini, dalam semua lirik lagu yang tak pernah bisa aku selesaikan, di semua kertas tisu di restoran yang paling aku suka, di semua pesan singkat yang akhirnya selalu aku hapus."
"Aku senang aku cukup berarti untuk jadi satu-satunya nama yang selalu ingin kamu tulis."
"Kenapa senang? Aku tidak pernah bilang bahwa tulisanku penuh tawa dan berakhir bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Percakapan yang Tidak Seharusnya ADA
PoetryIsinya hanya percakapan yang tidak seharusnya ada. Isinya hanya percakapan yang saya harapkan tidak akan terjadi. Isinya hanya percakapan yang lebih baik tidak pernah tercipta.