Between Us

334 43 3
                                    

Samatoki daratkan ciuman lama di kening pemuda itu. Ia elus kepala berbalut kain tebal tudung hoodie abu-abunya. Sekilas ia tangkap sendu dalam sorot mata sang pemuda.Pria itu menghela napas, mengerti akan arti sorot mata itu. Dapat ia tebak apa yang ada dalam benak sang pemuda.

Pemuda manis dengan mata dwiwarna itu kini memandang bulan sabit di langit malam itu. Tepi kota Yokohama sungguh dingin walau bukan musim salju. Terlebih mereka di sana di waktu tengah malam.

"Samatoki,"

Yang dipanggil hanya menggumam, namun ia menoleh, membawa atensinya jatuh ke pemuda manis itu. Jujur, jantungnya berdegup kencang sekarang ini. Tiap kali suara itu memanggilnya dengan intonasi lemah, hati Samatoki seperti tengah diobrak-abrik.

Intonasi lemah bak tiada kekuatan.

Intonasi yang penuh dengan rasa lelah, Samatoki tahu itu.

Sudah berulang kali mereka terjebak dalam labirin yang sama, dan pada malam hari ini, Ichiro akan mengawalinya.

"Aku benci ini."

Samatoki menggertakkan gigi, benar tebakannya.

"Aku juga Ichiro."

"Itu bukan jawaban yang kuharapkan, tapi sepertinya memang tak ada jawaban lain ya?"

Jemari Samatoki menggenggam tangan Ichiro, dingin. Ia masukkan tautan tangan keduanya ke saku jaket hitamnya. Tindakan yang cukup menyenangkan Ichiro walau pilu tetap tak dapat hilang begitu saja.

"Aku, aku tak mau seperti ini, Samatoki."

"Jika kau pikir aku mau, maka kau gila."

Ichiro menggigit bibir, "Bukankah kita sudah gila sejak memiliki perasaan ini?"

Pertanyaan Ichiro membuat Samatoki tercekat, pemuda yang baginya masih seperti bocah tengil itu benar. Keduanya telah lancang. Tak pernah ada yang mengharapkan atau menginginkan ini.

"Jyuto-san tahu tentang ini?"

"Dia selalu tahu semuanya."

"Apa katanya?"

"Akhiri perasaanmu atau akhiri hidupmu."

Tawa getir terdengar dari mulut Ichiro, "Aku tak sampai hati untuk memberitahu adik-adikku. Aku tak mau mereka membenciku lagi." Samatoki mengangguk paham, ia elus punggung tangan Ichiro dengan jemarinya.

"Kenapa aku tak bisa memilikimu seutuhnya?"

"Aku harap ada semesta–

"Kita tak pernah memiliki harapan, Ichiro. Sama sekali." Tekan Samatoki, genggamannya mengerat.

"Aku hanya ingin bisa menggenggam tanganmu di saat kau butuh tanpa mempedulikan orang lain. Aku hanya ingin bisa menatapmu dengan pandangan layaknya sepasang kekasih."

Anggukan kembali diberikan sebagai jawaban, "Sayangnya kita ditakdirkan menjadi musuh, dan kita akan menjadi musuh dunia bila kita bersama."

"Cinta tak selalu menang."

Samatoki mendekat, sebuah ciuman lembut ia daratkan di bibir Ichiro. Tak ada nafsu di sana, hanya pilu yang terhantar oleh sebuah pagut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai, drabble aja nih awokwowkwowk.
Ini tuh, gara-gara lagu Secret Love muncul di fyp tiktok mulu. Jadi kepikiran kalo smic begini.

Btw, ada yang mau aku giveaway bikinin ff/au gratis buat 3 orang aja? Syaratnya cuma do'ain aku lulus SBMPTN dan keterima di UNY hehe. Kalau ga mau gapapa sih hehe.

Oh ya, maaf ya slow banget ini update.

Book SamaIchiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang