Dinner pt.2 (18+)

2K 149 36
                                    

Ichiro memasang senyum menggoda di wajahnya ketika melihat sang suami sudah berada di depan pintu dapur.

"Okaeri, Samatoki-sama~"

Bola mata Ichiro membesar ketika melihat samatoki berjalan cepat menuju ke arahnya.

Oke, sekarang Ichiro menyesali keisengannya.

Sudah terlambat untuk menyesal, Ichiro sudah terlanjur memancing jiwa-jiwa 'kuda liar' Samatoki keluar

Detik berikutnya, Ichiro merasa punggungnya menghantam meja, ichiro reflek memejamkan matanya.

Kepalanya terasa pening untuk beberapa saat lalu membuka mata dwiwarna nya perlahan, dapat dirasakan tangan sang suami menahan kedua tangannya ke atas kepala Ichiro.

Perlahan, ia menatap samatoki.

"S-sama- Humhh!" Mata Ichiro membelalak, terkejut karena samatoki mencium bibirnya tiba-tiba.

Kedua tangannya reflek mengepal, ah sial- wajah Ichiro memanas. Ia yakin wajahnya sekarang sudah semerah mata samatoki.

Benar-benar sebuah kesalahan besar memancing nafsu buas Samatoki, Ichiro tahu suaminya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti ini.

"Bagus, aku tidak akan bisa berjalan besok" Pikirnya.

Samatoki memberi lumatan-lumatan di bibir bawah Ichiro, sesekali menggigit dan menjilatnya.

"Mmngh.."
Ichiro mengerang, setiap lumatan samatoki terasa kasar dan lembut di waktu yang sama.

Ichiro mengumpat dalam hati, kenapa samatoki tidak melepaskan tangannya? Biasanya Ichiro akan reflek menjambak rambut Samatoki ketika suaminya itu terlalu kasar atau menggigit terlalu keras.

Ia memberontak ketika Samatoki mulai mendorong lidahnya masuk, mengajak lidah Ichiro untuk bermain.

Yang benar saja, lumatan dan gigitan dibibir tadi berlangsung lama dan sekarang Samatoki ingin langsung melakukan french kiss tanpa jeda terlebih dulu?

"Mmh.. Ng aah.. ha- sama mnh.. Ump-"

Usahanya sia-sia. Ichiro mulai kehabisan tenaga untuk memberontak, tubuhnya melemas, pikirannya semakin kosong dan semakin susah bernafas karena Samatoki menciumnya tanpa jeda.

Samatoki yang sadar bahwa istrinya sudah menyerah kemudian melepaskan ciumannya.

Meninggalkan benang saliva tipis yang menghubungkan bibir mereka.

"Haah.. Ha.." Ichiro terengah menatap sayu 'kuda' di hadapannya, dadanya naik turun, paru-parunya sibuk mengumpulkan oksigen.

"Le-lepaskan hah.. Tanganku- samatoki.."

Samatoki mengerjap, melirik tangannya yang sedari tadi menahan tangan sang istri.
Pantas saja Ichiro tadi tidak menjambaknya sebagai isyarat kehabisan nafas.

"Oh, maaf" Kemudian Dilepaskannya tangan Ichiro.

Ichiro mengusap pergelangan tangannya yang memerah, diam sebentar lalu menampar keras pipi samatoki.

"YANG BENAR SAJA KAU INI! KALAU AKU MATI GARA-GARA CIUMANMU KAN TIDAK LUCU DASAR KUDA BANGSAT! JANGAN TAHAN TANGANKU LAIN KALI BODOH! TIDAK PEKA SEKALI!"

"Anj-"

Tamparan Ichiro tidak main-main, pipi Samatoki terasa panas dan perih. Samatoki memegangi pipinya, "Salah siapa terlalu menggoda?!"

"HAH?! BALIK NYALAHIN AKU?! OKE! GAUSAH NGEWE SEKARANG!"

Fuck- Samatoki menginjak ranjau, ia lupa ichiro tidak suka disalahkan balik. Yah.. Memang kali ini salahnya yang terlalu bernafsu.

Book SamaIchiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang