Samatoki menyandarkan punggungnya ke kursi depan kelas, menatap malas para anggota OSIS yang dari tadi sibuk mondar mandir di sekitaran kelas 1, mengurusi para murid baru di MPLS tahun ini.
Ia menoleh saat merasa bahunya ditepuk, "diusir dari kelas lagi?" Laki-laki bersurai hijau gradasi itu duduk di samping Si Albino.
Si Albino mengangguk, menjawab tanpa menatap lawan bicaranya "lagian aku malas mengerjakan matematika. Kalau ada kau aku kan tinggal nyontek."
Sasara Nurude, lelaki hijau itu hanya terkekeh. "Bukannya kau memang selalu malas di tiap mapel?" Senyum jenaka terpasang di wajahnya.
"Bacot" Singkat jelas dan padat. "kenapa kau tidak ikut teman-teman OSIS mu? Malah ikutan nangkring di sini."
"Sebentar lagi jam istirahat, tolol." Sasara memukul pelan kepala temannya itu.
Yang dipukul hanya berdecak sebal, kemudian berdiri "ck. Kantin?" Sasara menggeleng, "aku bareng teman-teman OSIS."
"Meh." Benar saja, tak lama kemudian bel tanda jam istirahat berbunyi. Samatoki melangkahkan kakinya ke kantin tanpa bicara apapun ke Sasara.
Samatoki membawa seporsi yakisoba nya ke bangku yang biasanya ia duduk dengan sasara disana.
Sendiri, ngenes.
Sesuap yakisoba dimasukkan ke mulutnya, tangan kirinya sibuk memainkan smartphone, mencoba mencari hiburan.
"Ano, permisi, boleh aku duduk disini? Tempat duduk lain sudah penuh."
Suara lembut itu menyapu gendang telinganya, tapi tunggu dulu, berani sekali pemilik suara ini mendekati Samatoki-sama.
Samatoki melirik sekilas pemuda di depannya. Anak kelas 1? Samatoki belum pernah melihatnya.
Helaian rambutnya segelap langit malam, tinggi anak ini hampir sama dengan dirinya.
"Ano.."
Samatoki mengangguk singkat, toh daripada dia kelihatan kek nolep, sendirian ga ada temen.
Pemuda itu duduk berhadapan dengan Samatoki, tangannya sibuk membuka bungkus onigiri.
Canggung.
Itu yang dirasakan pemuda bersurai malam tadi, duduk berhadapan dengan orang tidak dikenal, bingung memulai pembicaraan.
Samatoki masa bodo, jemarinya masih menari-nari di atas layar smartphone miliknya.
"Um, mau berkenalan? Namaku Yamada Ichiro, kelas 1A"
"Aohitsugi Samatoki, 3B"
Ichiro mengerjap, "he, kakak kelas rupanya."
"Yoroshiku nee, Aohitsugi-senpai" Ucapnya dengan menyunggingkan senyum sebelum melahap onigiri miliknya.
"Samatoki saja" netranya perlahan bergerak menatap pemuda bernama Ichiro tadi.
Manis.
Dia manis, mata dwiwarna pemuda itu seketika memikat hatinya.
"Manis banget, harus kupacarin"
Samatoki mengutuk diri sendiri, kenapa tidak dari tadi ia menyadari ada malaikat di depannya.
Ingin rasanya ia mendengar si dwiwarna berbicara kepadanya lagi.
Merasa terus-terusan ditatap, Ichiro mulai merasa terganggu.
"Ada apa samatoki-senpai?"
"Matamu belang"
Ichiro reflek mengedipkan kedua matanya, kemudian tawa kecil meluncur dari mulutnya.