𝐇𝐀𝐋𝐈𝐋𝐈𝐍𝐓𝐀𝐑 𝐗 𝐘𝐎𝐔 ▬ 🄴🄸🄶🄷🅃

3.3K 424 64
                                    

𝐇𝐀𝐋𝐈𝐋𝐈𝐍𝐓𝐀𝐑 𝐗 𝐘𝐎𝐔
𝐛𝐨𝐛𝐨𝐢𝐛𝐨𝐲 𝐞𝐥𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧!

[𝐘/𝐍] merosotkan dirinya di pintu kamarnya. Setelah Blaze datang, ia harus kembali memasang wajah menyebalkan itu.

Tersenyum.

Ayolah kawan. Blaze akan menginap untuk belajar... Jangan sampai ia menyadari hal itu...

Sebenarnya [y/n] berubah karena melihat Hali yang berjalan dengan dia. Akhir akhir ini sebenarnya entah kenapa [y/n] ngerasa biasa aja kalau sama hali. Tapi kalau ngeliat dia Ama hali jalan bareng, hati [y/n] Duk Duk duk nie.

"Udah ah! Gua oper tingking ginih!" Kemudian [y/n] memukul kepalanya.

Dia mau berubah agar Hali memandangnya beda dari yang sebelumnya. Ya hali pasti nganggep [y/n] itu sangklek, apalah. Tapi dia harus ubah diri biar setara sama tipe nya Hali. Yang kayak Caca Andika. Ia menggerutu seraya bercerita sendiri.

Buat yang masih belum faham yang kemarin ketemu ma Hali pas [y/n] sama blaze beli susu itu Caca.

"Oh jadi gitu"

Suara berat menginterupsi itu membuat [y/n] berbalik dan terkejud melihat Blaze yang membawa tas ranselnya.

Menelan ludah dengan kasar, [y/n] tersenyum canggung kemudian menyambut Blaze.

"Se-selamat datang" ucapnya canggung. Blaze diam tak menggubris sambutan.

"Blaze... Ini aku masak-"

"KALAU OVERTHINKING BILANG KEK!"

[y/n] terlonjak kaget mendengar penuturan sang sahabat. Ga maen maen. Sampai meja pun digebrak.ysj.

"APA GUNANYA AKU SEBAGAI SAHABAT KAMU DISINI KALAU AKU AJA BINGUNG KAMU KENAPA?" Blaze kemudian langsung menyambar makanan dari piring yang [y/n] pegang.

"Blaze... A-aku"

"Udah. Makan dulu, bahas itu kemudian" ucap Blaze sambil mencomot makanan itu. Nampaknya ia kelaparan.

Dirasa suasana sudah cukup cair, Blaze mengeluarkan bukunya. Tenang, soal piring ada tuan rumah.

Selepas mencuci piring, [y/n] ikut duduk disamping Blaze bersama bukunya. Ia membuka bukunya sambil melirik Blaze.

Dia lagi ngupil.

"Blaze.. maaf..." [y/n] memulai pembicaraan gesd.

Terdiam sejenak, Blaze kemudian menjawabnya.

"Untuk?" Tanya nya.

[y/n]menunduk tak berani melihat wajah sahabatnya.

"Maaf karena telah... Menyembunyikan... Sesuatu... Darimu..." Ucap [y/n].

Bukan gertakan ataupun gebarakan meja yang [y/n] dengar. Tetapi suara helaan nafas panjang dari Blaze.

"Mau gimana lagi. Gua kan orang lain doang kan? Haha." Tawa miris Blaze membuat hati [y/n] tersayat.

"G-ga gitu!" Bantah [y/n].

"Ya abis itu gimana? Aku yang ngira kamu bakalan terbuka sama aku. Aku yang salah sih haha. Emang dari awal aku yang ke geeran kalau hubungan kita ini sahabat." Blaze menunduk kemudian menutup bukunya.

"Lagipula... Kamu tau nggak? Aku sayang sama kamu. Jadi kamu jangan takut cerita sama aku. Ya emang aku aslinya kang Cepu atau apalah itu..." Blaze memotong perkataannya sendiri sejenak kemudian menatap [y/n] sambil memegang kedua bahu sang sahabat agar menghadap ke arahnya.

"Tapi kamu harus tau. Aku juga tau yang mana yang harus ku ceritain ke orang lain soal kamu ataupun yang ga boleh kuceritain ke orang lain. Aku tau [y/n]. Aku udah dewasa. Apa aku serasa seperti orang asing bagimu?" Tanya Blaze yang menatap [y/n] secara intens.

Tak mampu berkata kata, lidah terasa Kelu untuk berbicara tetapi [y/n] hanya melampiaskannya dengan aksi bodoh lagi dan lagi ketika bersama Blaze.

Menangis.

Ia memeluk Blaze yang kemudian di balas dengan hangat oleh sang sahabat. Sesekali, Blaze akan mengusap punggung mungil [y/n] untuk memberikan ketenangan.

"Ma-maaf kan aku! Hiks... Aku... Aku nggak ber-bermaksud begitu!" Ucap [y/n] berusaha menjelaskan tetapi Blaze sudah paham dengan apa yang akan disampaikan. Ia kemudian menepuk kepala [y/n] beberapa kali.

"Udah kamu diam aja. Besok baru kita belajar" nyata Blaze.

―✿―

Keesokan harinya, [y/n] terbangun di tempat tidur. Ia mengendus bau wangi dari dapurnya. Mengingat blaze ada dirumahnya, ia segera mencuci muka kemudian menuju meja makan.

Blaze terlihat tengah memasak disana.

"Pagi" sapa [y/n].

"Pagi juga" balas Blaze.

Kemudian masakan terakhir ia sajikan di meja dan kemudian duduk di samping [y/n]. [y/n] dan Blaze lalu sarapan dengan lahap.

'syukur kalau blaze ga ngabaiin aku' batin [y/n].

"Maaf ya blaze" ucap [y/n].

"Untuk?"

"Kemarin" nyata [y/n] kembali.

"Tidak apa apa. Toh itu sudah sering terjadi. Tetapi lain kali, cerita aja sama gua. Jangan pendam sendirian" ucap Blaze menoyor kepala [y/n].

"Udah sana lu mandi dah" ungkap [y/n].

Blaze ngangguk ae.

―✿―

Setelah itu, [y/n] menunggu blaze di teras. Selepas memakai sepatu, ia kepikiran kembali dengan semalam.

'maaf blaze, gw udah terlalu jauh ya sama lo'

'mulai sekarang... Gw akan cerita ke lu kok'

[y/n] menggeleng ia harusnya bilang langsung ke blaze. Bukannya janji ke diri sendiri.

"Dah yok. Pintu dah kekunci. Kuncinya di tempat biasa." Ucap Blaze yang kemudian menuju motornya.

Yang punya rumah Saha si.

―✿―

Diatas motor, [y/n] memandang bahu tegap Blaze dari belakang. Ia kembali berfikir keras.

"Kenapa?" Tanya Blaze.

Dia melihat sahabatnya dibelakang ini melamun. Biasanya Blaze akan langsung tancap gas agar Blaze bisa melihat [y/n] yang kesal.

"Itu..."

"Hm?"

[y/n] menarik nafas.

"Maaf blaze, kemarin, kamu udah kayak jauh sama aku"

Oke mode aku kamu.

"Ya lalu?"

"Mulai sekarang... Aku bakalan cerita apapun ke kamu kok... Kamu... Juga... Boleh bercerita kepadaku"

Tak mendapatkan jawaban dari Blaze, [y/n] menghela nafas. Terlalu klise? Entahlah.

"Iya. Itu kamu udah bilang ya. Jadi jangan diingkari"

Seketika, terasa hati [y/n] menjadi lebih lega. Ia mengangguk senang. Kemudian memeluk sahabat nya dari belakang.

Blaze yang melihat itu tersenyum kemudian langsung tancap gas. Bukannya suara kekesalan atau sumpah serapah yang sahabatnya berikan. Tetapi...

"BLAZE! AKU MENYAYANGIMU!" teriak nya. Tak peduli jika pengguna jalan terganggu.

"AKU JUGA [y/n]!!" Balas Blaze tersenyum.

"Sahabat?" _[y/n]

"Sahabat!" _Blaze

Halilintar x you ꒰ sedang revisi ꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang