ℹ Hanya sebagai

49 6 0
                                    

S O R E ini, semesta menampakkan kan kemurungan nya dengan memulai awan berwarna kelabu dilangit perlahan lahan titisan air dari langit turun perlahan, mengikuti jarum jam detik demi detik kecepatan titisan air itu semakin mempercepat tetesan ya.

"Hari ini, hari yang terburuk apakah aku bisa melupakanya?" ucap renjun, terduduk diatas balkon rumah nya, menatap langit yang sedang mendung itu dengan penuh tatapan pasrah.

Setelah beberapa kali renjun berceloteh pada semesta, akhirnya sang empu kelelahan dan akhirnya memutuskan untuk istirahat

Ia menemukan bahwa ia bisa diandalkan oleh seseorang (?) --coret ia bisa menjadi diri sendiri

"apakah iya? Aku se berharga itu? Huh~ entah apa yang terjadi pada jantung ku kali ini, saat Tuan-- Saat Jaemin berbicara seperti itu rasanya ingin tertawa" ucap renjun yang sudah berada diatas kasur empuk miliknya

Lalu ia perlahan memejamkan matanya, perlahan dengan senyum nya yang tak pudar hingga menyisakan tetesan air mata diujung mata indah milik sang Ceo berkembang itu.

Selepasnya tertidur, adik dari renjun - Huang Hryva - adik perempuan -----( adik tiri dari seorang Huang Renjun itu mengetuk pintu

Hryva pun tersenyum melihat kakak nya yang sudah tertidur "mungkin dia kelelahan, tak disangka kakak ku ini sungguh kelelahan." ucap hryva lalu perlahan menutup pintu kamar renjun.

Tiga puluh (30) menit terlewati, Huang Renjun terbangun dari hibernasi Rubah nya, ia lalu berdiri menatap kearah balkon rumah nya yang bisa dilihat, ada pemandangan "Rainbow"

"rainbow...  Merah, kuning, hijau, biru, ungu"
Ucap renjun menghitung warna pelangi itu, dengan tatapan setengah sadar ia berusaha menghitung

"Papah, renjun, mamah, Jaemin, sama xio- hehehe" renjun berucap itu, entah kilat apa yang menyambar nya sore ini ia kehabisan akal (?) 

FYI #moominphobic (Renjun vers)

"Tidak tahu, indah sekali" kagum nya pada ciptaan Tuhan itu, renjun lalu memasuki kamar mandinya dan mengucapkan air kearah wajah nya dan mengelap nya dengan kain handuk.

Setelah itu ia mengambil alat alat lukis untuk melukis indah nya pelangi, ia lalu mulai menata warna sesuai pemandangan yang ia lihat dari matanya, satu persatu kuas lukis itu mengliuk kearah yang renjun tentukan.

Setelah selesai, ia menandatangani lukisan itu dan pergi menuju dapur, mendekati sang ibunya lalu menanyai hal hal yang cukup aneh bagi sang ibu.

"mama, renjun ingin bertanya" ucap renjun, sang mama menoleh lalu mendekati anaknya itu dan berkata

"Ada apa? " ucap mama renjun -Huang jie kai- renjun yang mendengar itu harus sedikit menahan rasa sedih nya "jadi... Sebenarnya hubungan renjun dengan Jeno itu a... Apa? " tanya pelan renjun kepada sang mamah

Mama jie sedikit murung, ia harus menjawab yang sejujurnya (?)

Just wanna be mine [√]  JaemRen FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang