Introducing Myself

330 35 16
                                    







Someone pov

Sinar matahari merambat masuk ke dalam ruanganku melalui sela-sela jendela balkon utama yang tidak sepenuhnya tertutup. Aku kembali meringkuk karena mataku masih saja berat untuk terbuka, sepertinya aku harus menghentikan kebiasaan burukku ini. Aku harus bangun pagi lalu berolahraga untuk kesehatan tubuhku. Belakangan ini tubuhku tidak bisa diatur karena aku jadi cepat lelah meski tidak melakukan hal berat.

Tangan lembut seseorang tiba-tiba melingkar di perutku yang langsung menyentuh kulit perutku dan hal ini juga menyadarkanku jika aku tidur dalam keadaan telanjang semalaman. Ini bukan kebiasaan burukku yang lainnya, melainkan ini karena perbuatan liar seseorang yang saat ini tengah memelukku, aku jadi harus tidur dalam keadaan 'begini' semalaman. Tidak masalah aku sudah terbiasa.

"Good morning" sapanya dengan suara yang masih parau dan entah mengapa itu selalu membuatku tak karuan, sapaanya di pagi hari selalu terdengar seksi di telingaku. See? Pikiranku ini semakin liar saja, aku harus menghentikan pikiran bodohku ini.

Dan aku masih saja tidak mengerti dia meski kami telah lama bersama dengan situasi seperti ini. Ia selalu memulai di pagi hari meski semalaman ia sudah 'menyiksaku'. Baiklah tidak bisa dikatakan menyiksa karena aku juga menikmati setiap 'permainannya'.

Tapi seperti yang aku katakan tadi. Belakangan ini tubuhku tidak bisa diatur, bahkan aku bisa dengan tiba-tiba merasa lelah tanpa sebab. Jadi belakangan juga aku merasa enggan melakukan 'kegiatan' itu namun meski aku merasa seperti itu aku tidak bisa menolaknya. Ini semua karena situasiku. Aku disini bersamanya karena keharusan.

Ia membalikkan tubuhku untuk terbaring sempurna, tangannya mulai menjamah seluruh tubuhku, bibirnya mencium bibir dan mulai turun ke dadaku. Aku mendesah pelan karena semua sentuhannya tapi aku tidak bisa membalas semua sentuhannya seperti yang biasa aku lalukan. Meski aku selalu berusaha membuat diriku terlihat baik-baik saja namun usahaku tetap saja gagal. Di momen seperti ini aku tetap tidak bisa membohongi jika aku merasa 'lelah' akan aktivitas 'sex' ini. Bukan karena aku melakukannya setiap hari, ini hanya karena naluriku yang tiba-tiba enggan melakukannya. Mungkin faktor usia? Entahlah aku juga tidak mengerti.

"Wae?" tanyanya menghentikan kegiatannya lalu saat ini ia tengah menatapku penuh tanya. Apa yang harus ku katakan? Aku bahkan tidak bisa mengatakan jika aku lelah dan tidak ingin melakukan 'ini' bersamanya.

"Keep doing" kataku mencoba tersenyum sebisa mungkin namun ia malah menyingkir dari atasku lalu membaringkan dirinya di sampingku. Apakah ia marah?

"Wae?" aku mencoba mengkonfirmasinya langsung darinya.

"Geunyang aku hanya lelah" katanya tanpa melihatku. Ia meraih ponselnya diatas nakas beberapa saat mengecek beberapa pesan yang mungkin saja dari sekretarisnya. "Ternyata aku juga ada jadwal pagi ini" setelahnya ia bangkit menuju kamar mandi meninggalkanku yang dari tadi menatap kepergiaannya.

Meski ia sudah mengatakan seperti itu tapi aku masih saja berpikir jika ia marah denganku. Caranya bicara dan tidak mau menatapku aku rasa ia benar-benar merasa jengkel. Meski ada kelegaan karena ia peka akan situasiku saat ini namun aku merasa sedikit takut jika ia benar-benar marah dan.. Ah! Aniya aniya. Otakku tidak perlu memikirkan hal-hal aneh.

Aku beranjak menuju kamar mandi lain untuk membersihkan diriku. Dibawah guyuran air kepalaku lagi-lagi memikirkan situasi ini, tiga tahun lamanya namun aku terus saja memikirkan hal yang sama.

Jika aku boleh menceritakan sedikit kehidupanku, aku tumbuh besar di panti asuhan tanpa mengetahui kedua orang tuaku. Disana pula aku besar dan orang-orang disekitarku memanggilku dengan nama 'Sooyeon'. Sedikit yang aku ketahui jika kedua orang tuaku telah meninggal karena tragedi kecelakaan pesawat.

STUPID ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang