PART 9

156 11 0
                                    

Tiba keesokan harinya, Lisa dan Fero sedang berada di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba keesokan harinya, Lisa dan Fero sedang berada di kantin. Mereka berdua memakan mie ayam. Jujur saja dari dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Lisa takut jika Fero mempertanyakan persoalan kemarin, mengapa Lisa tidak menunggunya pulang? Fero sampai kebingungan mencari-cari Lisa.

"Kemarin, lo ke mana? Gue cari gak ada, Sa," tanya Fero.

"Eumm, a---aku ...." Perkataaan Lisa, terbata-bata.

"Kenapa? Kok terbata-bata? Santai aja kali, Sa," ucap Fero.

"Eumm, gimana ya jelasinnya ...."

Lisa, kebingungan, di saat ia harus menjawab pertanyaan Fero seperti apa? Kalau kemarin sebenarnya Lisa, bertemu dengan seseorang.

"Jawab jujur saja, gue gak bakal marah kok," ucap Fero, selepas itu ia kembali melahap mie ayamnya.

Berbeda dengan Lisa, yang sedang dilanda oleh kebingungan. Antara jujur atau tidak, atau mungkin lebih baik berbohong saja?

Tidak! Kebohongan itu sama sekali bukan kebaikan! Berkata dengan jujur saja Lisa, karena kejujuran itu lebih baik.

Lisa tidak melanjutkan makan mie ayamnya itu, ia malah terlihat seperti orang yang benar-benar sedang dilanda kebingungan yang sangat luar biasa, antara bercerita atau tidak.

"Jujur aja, Sa. Itu lebih baik, dari pada berbohong," pinta Fero.

"Tapi Kak Fero, sebenarnya ..."

"Iya?" Fero bertanya pada Lisa.

"Jadi kak, sebenarnya waktu kemarin itu ...," ucap Lisa, berusaha berkata jujur apa-adanya. Pada akhirnya Lisa mulai menceritakan semuanya.

Iya! Semua yang terjadi pada saat kemarin. Lisa berusah untuk memberanikan diri, berkata jujur apa-adanya kepada Fero, seniornya, tidak lain orang yang Lisa sayang.

Flashback On,

Lisa takut jika sesuatu tak diinginkan akan menimpa dirinya,  perkataan Fera tidak main-main. Sekalinya menekan, benar-benar menekan. Fera selalu meneror Lisa, itulah hal yang membuat Lisa sangat tertekan, Fera itu tidak bermain-main orangnya.

"Mau gak mau, aku harus nyamperin si perundung itu. Kalau enggak aku khawatir, takut akan ada sesuatu yang tidak diinginkan menimpa," lirih Lisa, ia sudah berusaha untuk tidak menyerah saat ditekan oleh Fera.

Tetap tidak bisa, Lisa takut jika Fera akan berbuat tidak menyenangkan kepada dirinya, ataupun Fero. "Fera itu nekat, aku gak mau kalau sampai dia nyelakain Kak Fero," ucapnya.

"Apa, sebaiknya aku melarikan diri saja ya? Nah itu ide yang benar-benar bagus, aku pasti bisa!" Langsung saja, Lisa keluar dari kantin, dan berusaha untuk melarikan diri.

Langit-langit sore saja sudah mulai menggelap, Lisa berpikir kemudian, kalau dirinya mengikuti perintah Fera. Nanti yang ada akan dijebak sampai malam, dan nanti pada ujung-ujungnya Lisa kena marah, bahkan kena pukul oleh kakaknya. Karena pulang terlalu malam.

"Kak, maafin aku ya. Aku gak bisa nunggu kamu di kantin. Aku takut dijebak oleh Fera, makanya aku lebih memilih untuk pulang saja," gumam Lisa, kemudian berlari, berusaha melarikan diri. Lisa takut, jika Fera berhasil menemuinya. Maka dari itu, Lisa benar-benar berusaha melarikan diri dari Fera.

Hingga sampai di depan gerbang sekolah, Lisa terhenti sejenak. Sambil menstabilkan napasnya. "Ayo, Lisa!!! Kamu pasti bisa," ucap Lisa, berusaha menyemangati dirinya sendiri.

ALANSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang