PART 25

97 12 0
                                    

"Ikuti aku, jika engkau ingin mengetahui siapa diriku!" ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ikuti aku, jika engkau ingin mengetahui siapa diriku!"
***

Lisa langsung memasukkan mahkota yang ia temukan itu, ke dalam tasnya. Seketika tangisan Lisa terhenti, saat ia menemukan mahkota indah itu. Ya, bentuknya bagus, seperti mahkota kerajaan pada umumnya.

"Aku gak tahu ini mahkota apaan, sudahlah aku pulang dulu saja, aku ingin merenungkan diri ini," ucap Lisa pelan, lalu kembali melanjutkan perjalanannya di kala hujan datang.

Sesampainya di depan rumah, Lisa berdiri tepat dekat dengan pintu rumahnya. Satu sisi Lisa takut, jika harus masuk ke dalam rumah dengan posisi seragam basah seperti saat ini. Lisa takut, jika harus kena marah lagi, oleh kakaknya itu.

"Masuk ke dalam rumah gak ya? Kalau masuk, aku takut kena marah lagi sama Kak Agra. Apa aku kabur aja ya? Tubuhku dingin banget nih, gimana bisa aku kabur untuk saat ini." Lisa kebingungan sekali, antara memilih bertahan dengan kakaknya atau lebih baik kabur saja.

Karena kelamaan, akhirnya Kak Agra membuka pintu. Begitu terkejutnya ia melihat seragam adiknya basah kuyup sekali, serta giginya bergetar, sepertinya sangat kedinginan.

"Kakak ... Lisa kedinginan. Tolongin Lisa, Kak!" rengek Lisa, di hadapan kakaknya itu.

"Aku tidak peduli! Sekarang juga sini kamu!" balas Agra, penuh penegasan kepada Lisa, adiknya sendiri.

"Ke mana Kak?" tanya Lisa, ia takut.

"Jangan banyak bicara! Ayo cepat ke sini, mari sini. Kamu harus kakak kasih pelajaran!" tegas Agra, lalu menarik tangan Lisa dengan kencang.

"Kakak jangan sakiti Lisa lagi, Lisa mohon kak! Jangan. Lisa sudah lelah jika harus menerima kekerasan dari kakak!" pekik Lisa, air matanya tidak berhenti menetes.

"Kakak, ampuun!!!"

Agra membawa Lisa ke kamar mandi! Apa yang akan Agra lakukan kali ini pada adiknya itu? Lisa memberikan perlawanan, tetap saja hanya sia-sia dan tidak berbuah hasil sama sekali.

"Kakak ampun!" Jerit Lisa, di saat Agra telah sampai membawanya ke kamar mandi.

"HAHAHA, JANGAN BANYAK BICARA KAMU! BERISIK!" Agra langsung mengambil sebuah batok di bak mandi, batok itu berisikan air, dengan santainya Agra membanjurkan air tersebut kepada adiknya sendiri.

"Kakak jahat sama Lisa! Emang gak sayang sama Lisa!" teriak Lisa, sangat kecewa akan perlakuan kakaknya itu, tubuh Lisa jadi semakin kedinginan.

"HALAH BERISIK KAMU!" balas Agra dengan lantang, lalu membanjurkan Lisa lagi dan lagi. Tidak diberi ampun, sama sekali.

"Kakak jahat sama Lisa," lirih Lisa.

"Bodoamat, gue gak peduli. Yang jelas lo itu, adik yang menyusahkan buat gue. Gue seneng ngelihat lo menderita kayak gini!" balas Agra, dengan tegas. Lalu meninggalkan Lisa begitu saja.

"Tidak pernah kusangka, kakak yang dulu aku anggap penyayang, malah menjadi berubah seperti ini," ucap Lisa pelan, perlahan Lisa keluar dari kamar mandi. Tubuhnya bergemetar, karena sangat kedinginan sekali.

Walaupun, tangisan Lisa sudah terdengar nyaring. Tetap saja, Agra tidak memperlihatkan satu titik kepeduliannya terhadap adiknya itu. Lisa sudah beberapa kali berpikir, mengapa kakaknya tidak sama seperti dulu?! Lisa masih tidak menyangka.

Memang berada di luar dugaannya, kini Lisa masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu kamarnya rapat-rapat, setelah itu Lisa ganti pakaian terlebih dahulu, karena pakaiannya basah.

ALANSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang