"WORRIED"

45 5 0
                                    

Happy reading :)




•••
Seseorang berjalan tergesa menuju stasiun kereta. Itu masih pagi namun entah kenapa dia sudah tergesa-gesa seolah akan ketinggalan kereta.

Itu jisoo pakaiannya sudah rapi. Sepertinya dia berangkat ke daegu sendiri. Untuk mengurus beberapa hal. Kemarin dia di panggil oleh atasannya. Bang Si Hyuk.


-
Kamu saya tugaskan ke daegu. Ambil berkas perjanjian dengan sponsor dan berkas lainnya. Pamerannya dua hari lagi. Jadi jangan sampai ada yang tertinggal

Satu lagi kamu bisa berangkat naik kereta. Nanti kamu bisa pulang dengan nam joon dia yang akan memimpin acaranya lusa.

Ingat jangan membuat kekacauwan!



Itu adalah perintah. Mana bisa dia menolak. Sedikit kesal karna dari sekian banyaknya staff kenapa harus dia. Memang atasannya itu tidak mengerti keadaannya sekarang.

Jisoo adalah salah satu staff di tempat jweke bekerja. Namun kantor mereka terpisah. Jaraknya kurang lebih sekitar 1km. Sama seperti jweke, dia akan sibuk saat ada pameran atau event di Bighit Artpainting.

Mulai dari mengurus penempatan lukisan, susunan acara, memeriksa tamu yang akan hadir. Dan ikut serta hadir di sana  sampai acara selesai.

Saat event tiga bulan yang lalu, dia tidak ikut serta dalam pelaksanaannya. Dia datang hanya untuk berkunjung. Itu pun alasan dia datang tidak lain karna ada pacarnya disana. Tentu dia sangat antusias.

Matanya tidak bisa lepas dari seorang pelukis yang mengenakan setelan warna navy. Rambutnya ditata rapi ke atas sangat menawan. Jisoo sampai panggling melihat jweke. Benarkah itu pacarnya. Wajah tampannya terlihat tidak nyata. Berbanding terbalik dengan yang biasa dia temui. Jweke yang biasanya tidak terlalu memperhatikan penampilan, jweke yang biasanya dia lihat hanya mengenakan hoddie dan baju oblong seadanya dengan rambut asal-asalan. Seperri melihat sisi lain dari seorang Jeon Jweke. Seperti ada dua sisi. Namun jisoo suka keduanya.




"Ekhem."

Suara deheman seseorang membuyarkan lamunannya . Jisoo merapaikan bajunya canggung dan sebisa mungkin untuk menutupi rasa terkejutnya di depan salah satu atasannya. Itu adalah Kim Nam Joon keponakan dari  Bang Si Hyuk pemilik perusahaan ini.

Jangan salah dia mendapat jabatan bagus disini bukan karna keluarga dari boss. Memang IQ-nya yang di atas rata. Satu lagi dia juga pernah tinggal di luar  negeri selama 6 bulan untuk melanjutkan kuliah.

Fasih dalam bahasa Inggris, pintar, tampan dan mapan di usia muda. Pasti sudah menjadi idaman setiap perempuan. Banyak yang mendekati nam joon. Tapi tidak ada yang membuatnya tertarik dia lebih memilih sendiri sampai sekarang.

Tidak sedikit yang kagum dengan kepintaran nam joon. Dan juga banyak  perusahaan menginginkan bakat nam joon namun dia lebih memilih bekerja di perusahaan pamannya karna dia tertarik dengan seni. Itulah alasan dia berada disana saat ini.

Jisoo sampai di daegu dari satu jam yang lalu. Dan sudah berada di sebuah gedung. Gedung itu juga milik Bang Si Hyuk namun di kelola oleh nam joo  sendiri. Nuansanya agak berbeda disana, sedikit klasik ada banyak pernak-pernik yang terbuat dari kayu. Ini adalah gaya nam joon.

Di sekeliling gedung juga masih asri ada banyak perkebunan. Udara disana sangat sejuk sedikit berbeda dengan seoul. Maklum di daegu hawa pedesaannya masih terjaga dengan baik, meskipun ada beberapa gedung yang mulai berdiri di daerah itu.


"Apakah sudah di cek semua berkasnya?" Kata seseorang yang sedari tadi berdiri di depan jisoo. Tangannya sibuk memainkan ponsel.

"Nee." Jawab jisoo singkat.

"Aku akan meeting dengan client dulu. Jika bosan berkelilinglah sebentar. Nanti aku hubungi saat sudah selesai."

Dia sudah berjalan menjauh sebelum jisoo sempat menjawab. Dia menghela nafas pelan. Melirik jam tangannya sebentar lalu mengecek kembali berkas yang ada ditangannya. Memastikan sekali lagi. Tidak boleh ada yang terlewatkan. 

"Dasar nam joon. Tidak pernah berubah, selalu dingin." Grutunya sambil berjalan menuju pintu keluar.

Tentu saja dia harus bekeliling sekarang dari pada menunggu nam joon di sana pasti dia akan bosan. Dan sudah Pasti nam joon  akan lama. Jadi dia akan berjalan-jalan sebentar seperti kata nam joon tadi.



•••
Hari sudah sore namun nam joon belum juga kembali. Jisoo sendiri sudah menunggu sedari tadi di lobby gedung. Dia mulai gelisah.

Cuaca mendadak mendung. Seketika langit sore itu berubah gelap. Sepertinya akan turun hujan lebat sebentar lagi.

Benar saja tanpa menunggu aba-aba hujan mulai turun dengan derasnya.

Jisoo menatap ke luar berusaha tenang. Berharap orang yang di tunggu sejak tadi segera muncul.

Drttt...drttt...drttt

Suara ponsel jisoo. Tertera satu nama di layar. Itu nam joon. Dia segera mengangkat  panggilan dari nam joon.

-
Jisoo.
Annyeonghaseyo. Apakah meetingnya sudah selesai?

Nam joon.

Tunggu sebentar lagi. Sekitar satu jam lagi. Ada sedikit kendala.

Jisoo.
Nee seonsaengnim. Saya menunggu di lobby.

Panggilan di akhiri oleh nam joon. Jisoo menghela nafas lagi  wajahnya terlihat putus asa. Ada yang harus dia lakuakan saat ini. Apakah semua akan lancar. Dia harap semua akan baik-baik saja.

Harusnya dia sudah menyiapkan kejutan untuk seseorang sekarang. Namun. Dia malah masih bekerja.

Besok hari ulang tahun jweke. Hari yang tidak mungkin dia lupa.










































 Hari yang tidak mungkin dia lupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KIM NAM JOON (IQ 148)

Abcjdjvehkdb salah satu oknum meresahkan 😭🤸‍♂️

Hey yang udah vote makasi ya😊. Semoga suka ceritanya. Maaf   Ada beberapa yang aku ubah🤭

-STORY ABOUT US -   (Edit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang